PARASIT

" Kata Dokter dia hamil "

Sontak Celina mengangkat wajahnya, manik matanya beradu dengan anak mata pria yang tengah merapikan rambutnya.

Andara Pala tersenyum, ia mencuit ujung hidung sang istri.

" Bukan aku yang menghamilinya, Aku tidak pernah berbuat apa-apa sama dia. Kalau pun aku melakukannya pada saat kamu pingsan karena menunggu ku? Itu sangat mustahil. Masa beberapa hari sudah hamil"

Celina tersenyum lega, kejujuran Andara Pala membuat dia merasa wanita paling beruntung di dunia ini.

" Tapi masalahnya " Andara Pala duduk di samping Celina .

" Jika Donna sampai nekat mengumumkan kehamilannya, masyarakat pasti akan percaya jika itu anakku. Nama baik keluarga ARTHAMA akan tercemar, saham perusahaan akan anjlok. Dan para saingan pasti bekerja sama untuk menjatuhkan kami"

Celina mulai was-was, Dunia bisnis memang sekejam itu.

" Lalu? Apa yang bisa aku lakukan ?" Tanya Celina .

Andara Pala tersenyum tipis, senyuman yang cukup menutupi kekhawatiran nya. Kedua tangannya membungkus hangat tangan Celina.

" Kau tidak perlu melakukan apapun, cukup kamu percaya padaku" Jawaban Andara Pala mantap.

Celina mengiyakan, dia mengikuti rengkuhan sang suami yang membenamkan kepalanya di dada.

>>>

" Donna.. Bagaimana ini ? Kau hamil dan Andara Pala malah pergi begitu saja" Lea panik sejak kepergian Andara Pala yang meninggalkan Donna.

Sang model internasional itu tersenyum penuh percaya diri.

" Kalian tidak perlu cemas, dia akan datang sendiri nantinya ke hadapan ku"

Lea dan Nada saling berpandangan satu sama lain, keduanya bingung dengan apa yang ada dalam pikiran Donna.

" Sekarang semua kartu ada ditangan ku, cepat atau lambat perempuan tidak tahu malu itu akan tersingkir " Wajah Donna terlihat menyimpan dendam kesumat yang sangat dalam terhadap Celina .

***

Untuk berjaga-jaga, Andara Pala juga menceritakan semuanya kepada Ambarita . Perempuan yang sudah beruban mengepal tinju nya dalam-dalam. Wajahnya terpancar emosi besar.

" Kurang 4-jar Donna, Aku sudah curiga ketika dia mengaku sudah tidur dengan mu. Sedangkan kamu merasa tidak melakukan apapun. Jadi ini adalah rencananya "

Andara Pala mengangguk, sedangkan Celina diam menyimak.

" Azka.. "

Ambarita memanggil Azka , pria itu begitu setia di samping Ambarita .

" Iya Opa"

" Selidiki pria yang punya hubungan khusus dengan Donna ketika di Paris. Kita harus memegang kartu joker untuk berjaga-jaga "

Azka mengangguk mengerti. Andara Pala tersenyum lega, ia dan Celina saling bergenggaman dengan erat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sudah beberapa hari Syafa Namata tidak bisa menemui Marcell Siahaan . Ketika dia datang mengunjungi GROUP WARMAN, petugas resepsionis selalu mengatakan jika Marcell Siahaan sedang keluar.

Dan hari ini Syafa Namata sudah bertekad untuk bisa bertemu dengan Marcell Siahaan . Tidak perduli dengan cara apapun.

Akhirnya ia diam-diam masuk melewati pintu darurat. Meskipun harus menaiki anak tangga yang sangat tinggi, demi bisa menuntaskan hajat nya ia terus bertahan sambil memegang perut nya.

Ketika sampai di lantai tempat ruang kerja Marcell Siahaan, Syafa Namata langsung menuju ke tempat itu. Tanpa meminta ijin, dia menerobos masuk ke dalam ruangan.

Kebetulan sekali pada saat itu Marcell Siahaan tengah bercumbu dengan Nirmala di atas meja kerja.

" MARCELL !!!"

Syafa Namata sangat terkejut mendapati sang kekasih telah bercinta dengan wanita lain.

Marcell Siahaan dan Nirmala terlonjak, mereka segera membuat jarak.

" Syafa??"

Syafa Namata berjalan cepat menuju kehadapan, tidak perduli lagi dengan apapun. Ia menarik rambut Nirmala.

Nirmala berteriak kesakitan, Marcell Siahaan berupaya melerai. Tapi justru Syafa Namata menampar pipi nya.

" Sayang " Pekik Nirmala, ia berusaha melepaskan diri.

Syafa Namata seperti orang kesetanan, meskipun ia kecapean akibat naik tangga. Tapi entah dapat dari mana tenaganya sangat luar biasa.

Ia menarik rambut Nirmala, kemudian menekan kepala perempuan itu ke dinding lalu menyeretnya.

Nirmala memekik kesakitan sambil minta tolong, Marcell Siahaan menarik tangan Syafa Namata . Justru sebuah tendangan bebas mendarat di perutnya.

Syafa Namata terus menyakiti Nirmala, Ia menampar, mengguyur kepala Nirmala dengan air.

" Lepaskan !!" Teriaknya, tapi tidak dipedulikan oleh Syafa Namata .

Hingga akhirnya Marcell Siahaan melakukan tindakan anarkis. Dia menarik rambut Syafa Namata lalu mendorong nya hingga terjerembab ke lantai.

Lepas dari cengkraman Syafa Namata , Nirmala berhambur ke pelukan Marcell Siahaan . Pria itu dengan lembutnya menenangkan sang gadis.

Sementara Syafa Namata meringis kesakitan pada bagian perutnya. Nyeri sekali sampai mau minta tolong pun tak mampu.

Tiba-tiba darah segar menggenang di lantai, Barulah Marcell Siahaan panik.

" Syafa " Ia ingin menghampiri Syafa Namata , namun ditahan oleh Nirmala.

" Panggil orang lain saja, aku tidak rela kau menyentuh nya" Ucap Nirmala angkuh.

Marcell Siahaan bingung, jika orang luar tahu peristiwa ini pasti akan menjadi masalah besar bagi perusahaan.

" Kau... "

Syafa Namata menjeling Nirmala dengan tajam, Ingin sekali dirobeknya mulut perempuan itu. Tapi tubuhnya sudah tidak bisa menahan sakit.

Syafa Namata terkulai pingsan, barulah Marcell Siahaan berhambur memeluk Syafa Namata .

Dia menggendong Syafa Namata keluar, tidak perduli dengan ocehan Nirmala.

***

Di tengah kesibukan seorang Andara Pala , terdengar suara ketukan pintu. Tanpa sedikitpun mengalihkan perhatian dari komputer, ia berseru supaya orang diluar masuk.

Barulah ketika terdengar suara pintu dibuka dan ditutup, Andara Pala mengangkat wajahnya.

Pupil matanya melebar tatkala mengetahui siapa yang datang, DONNA !

" Hay sayang " Sapanya lembut seperti biasanya.

" Mau apa kau datang kemari ?" Tanya Andara Pala sengit.

" Nada bicara mu kok gitu sih? Aku sedih loh.."

Donna mendekati Andara Pala lalu melingkarkan tangannya di sandaran kursi tempat duduk Andara Pala .

" Katanya kalau seorang ibu hamil sedih, pasti bayinya akan ikut stres. Nggak baik loh sayang untuk perkembangan otak anak kita " Bisik Donna terdengar seperti sebuah ancaman di telinga Andara Pala .

" Jangan macam-macam kau Donna! Aku tahu itu bukan anakku "

Andara Pala berdiri dengan tegas, dari sorot matanya seakan hendak menerkam lawan bicara nya.

" CK CK CK CK sayaaaang.. Kenapa kau masih menafikan kejadian malam itu ?"

Andara Pala semakin tersulut emosi, ia mencengkram leher Donna dan menekannya ke dinding.

" Jangan kau pikir aku bodoh Donna!! Kalau pun kita benar-benar melakukan nya? Tidak akan kau hamil dalam waktu beberapa hari saja "

Bukan nya takut, Donna justru tertawa mengejek.

" Ups !! Aku lupa, Kau adalah Andara Pala . Pria tampan nan cerdas, jadi mustahil kau percaya begitu saja bukan " Ejek Donna.

Andara Pala mencampakkan leher Donna dengan kasar, perempuan itu mengusap lehernya yang terlihat sedikit kemerahan.

Bibirnya tersungging senyuman miring.

" Tapi netizen tidak sepintar kamu Andara, sekali aku buka suara. Maka tamatlah riwayat mu" Kecam Donna penuh penekanan.

POK POK POK POK

Suara tepukan tangan mengalihkan perhatian keduanya. Ambarita sudah berdiri diambang pintu dengan ditemani oleh Azka Boe.

Ia tersenyum miring menatap Donna. Dengan langkah yang anggun, perempuan yang sudah tidak muda lagi menghampiri Donna.

PLAK