Penyesalan Suamiku (pembalasan istri)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashara Yas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 21 Makam
Saat ini Dewi sedang termenung, dengan semua yang sudah terjadi. Belum juga sembuh luka atas kepergian mertua nya yang sangat dia anggap sepeti mama sendiri. Sakit yang harus di rasakan seorang Istri yang melihat secara langsung Suaminya berselingkuh di depan matanya sendiri.
Bagaikan di tusuk jutaan duri, hancur sudah pertahanan Dewi sebagai seorang Istri.
"Sayang aku pergi ke kantor dulu ya?" jawab Bram saat melihat Dewi sedang termenung di kursi ruang makan, tampa menyentuh makanan nya sama sekali.
"Sayang kamu kenapa? Tanya Bram saat melihat Dewi tidak menjawab nya sama sekali.
"Aku gak apa-apa ko mas." jawab Dewi dan segera berdiri dari tempat duduknya, untuk menghantar Suaminya pergi bekerja.
"Ya sudah mas pergi dulu." jawab Bram dan mencium pucuk kepala Istrinya.
Hambar, tidak ada perasaan deg-degan lagi, saat Suaminya mencium pucuk kepalanya. Seakan-akan sudah mati rasa, dengan senyuman paksaan Dewi menatap Suaminya yang sudah pergi dengan mengendarai mobil pribadinya.
"Kau tega mas, sudah berbuat di luar batas mu, dan aku tidak akan membiarkan kau mempermainkan aku lagi!" batin Dewi dan berjalan masuk ke dalam kamar nya, untuk bersiap-siap pergi ke suatu tempat.
Sementara itu di kediaman nyonya Caroline, saat ini sudah bersiap-siap untuk pergi berkunjung ke makam sahabat nya, yang akan di temani putra kesayangan nya.
"Ayo kita pergi!" ajak nyonya Caroline saat melihat putranya sudah rapi dengan gagah nya berdiri di depan pintu mobil, dan mendapat anggukan dari putranya dengan cepat Adrian membuka pintu mobil dan mempersilahkan mamanya masuk. Adrian pun segera melajukan mobilnya menuju makam nyonya Caroline, yang tempat makam nya sudah di beritahu Jeremy. Adrian pun tidak perlu bingung untuk mencari-cari atau bertanya lagi.
Sesampainya di kawasan Makan nyonya Silvi, Adrian dan nyonya Caroline melihat seorang wanita yang sedang menangis tersedu-sedu, di makam nyonya Silvi. Dengan langkah sedikit cepat Adrian membawa mama nya menuju makam nyonya Silvi. "Dan memastikan siapa wanita yang sedang menangis.
"Mah Dewi gak kuat lagi Mah?" Dengan mengusap kuburan nyonya Silvi. Dewi mencurahkan segala isi hatinya dan terus merutuki kebodohan nya, yang tidak menjaga baik mertuanya.
"Kamu siapa? Tanya nyonya Caroline sesudah sampai di makam nyonya Silvi.
Dewi yang mendengar suara seseorang pun melihat ke arah dua orang yang sedang memegang bunga tabur.
"Deg..." batin Adrian saat melihat wanita yang ada di hadapan nya saat ini, wanita yang sempat dia tabrak dan Adrian sempat menaruh hati pada Dewi.
"Saya menantu Mama Silvi." jawab jujur Dewi dengan mata yang sembab, dan baju yang kotor akibat memeluk makam yang basah akibat hujan yang sangat deras semalam. Alam pun seakan ikut bersedih atas kepulangan nyonya Silvi. "yang di kenal sangat ramah, baik hati dan juga donatur di sebuah Panti Asuhan. Yang sering di kunjungi Dewi dan mertuanya semasa masih hidup.
"Apa kamu yang bernama Dewi? Tanya nyonya Caroline dan langsung memeluk tubuh Dewi. Dengan tangisan yang pecah, dan tidak luput dari penglihatan Adrian.
"Ternyata dia sudah menikah." batin Adrian dan sedikit merasa sedih, seseorang yang sempat dia kagumi telah menjadi Istri dari rekan bisnisnya.
"Suami kamu mana Nak? Tanya nyonya Caroline saat melihat Dewi hanya datang sendirian.
"Suami Dewi sedang bekerja Tante." jawab Dewi jujur, dan masih fokus pada makam mertuanya.
Beberapa menit kemudian Dewi, Adrian dan nyonya Caroline pun segera pulang ke rumah masing-masing.
"Sayang apa kamu gak mau di antar saja sama Adrian? Tanya nyonya Caroline.
"Tidak perlu tan, Dewi tadi sudah bawa supir ko ke sini." jawab jujur Dewi.
"Baiklah kalau begitu Tante pergi dulu ya? Ucap nyonya Caroline dan memeluk tubuh mungil Dewi.
Adrian tidak banyak bicara, dia hanya menatap sendu pada ke dua wanita yang saling berpelukan. Adrian sama sekali tak berniat untuk berkenalan dengan Dewi, hatinya saat ini sudah terluka saat mengetahui wanita pujaan nya sudah menikah.
"Tante pergi dulu ya sayang? Jawab nyonya Caroline dan segera naik ke dalam mobil, Adrian pun hanya menunduk tanda memberi isyarat bahwa mereka akan pergi.
"Sayang kamu sibuk banget sih? Tanya Siska yang saat ini sudah duduk di kursi depan Bram.
"Bisa kah kau membantuku sayang? Tanya Bram pada Siska.
"Apa itu sayang? Tanya Siska pada Bram, yang tidak mengerti apa maksud dan tujuan dari pembicaraan Bram.
"Apa kau bisa mendekati Tuan muda Adrian Pratama? Jawab Bram.
"Maksud sayang apa? Aku gak ngerti?" jawab Siska, yang berpura-pura tidak mengerti. Namun hatinya bergejolak ria bisa mendekati pengusaha muda kaya raya. Yang di nobatkan di beberapa Negara.
"Aku ingin membuat rencana sayang. Dan itu akan membuat kita akan menjadi kaya raya?" dengan senyuman liciknya Bram. Sudah membuat strategi untuk menjatuhkan Adrian dari jabatan nya.
"Baiklah aku akan melakukan itu, untuk mu saja sayang." ucap Siska dan berjalan mendekati Bram dan langsung menciuminya dengan kecupan sayan.
"Dan Dewi biar aku yang akan mengurusnya!" jawab Bram dan menggenggam sebuah bolpoin dengan sangat erat.
"Akhirnya tidak ada penghalang bagi ku, untuk menguasai harta Sebastian?" batin Siska dengan bangganya dia sudah menjadi wanita pelakor, yang bisa merebut hati siapa saja.