NovelToon NovelToon
Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Nalaya: Antara Cinta Dan Sepi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Playboy / Diam-Diam Cinta / Harem / Angst / Bad Boy
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: mooty moo

"Kak Akesh, bisa nggak pura-pura aja nggak tahu? Biar kita bisa bersikap kaya biasanya."
"Nggak bisa. Gua jijik sama lo. Ngejauh lo, dasar kelainan!" Aku didorong hingga tersungkur ke tanah.
Duniaku, Nalaya seakan runtuh. Orang yang begitu aku cintai, yang selama ini menjadi tempat ‘terangku’ dari gelapnya dunia, kini menjauh. Mungkin menghilang.
Akesh Pranadipa, kenapa mencintaimu begitu sakit? Apakah karena kita kakak adik meski tak ada ikatan darah? Aku tak bisa menjauh.
Bagaimana bisa ada luka yang semakin membuatmu sakit malah membuatmu mabuk? Kak Akesh, mulai sekarang aku akan menimpa luka dengan luka lainnya. Aku pun ingin tahu sampai mana batasku. Siapa tahu dalam proses perjalanan ini, hatimu goyah. Ya, siapa tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mooty moo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 – Semuanya sedang Berjuang

“Gini nih kalau cewek pake motor, dipake doang tapi nggak diurus dalem-dalemnya,” sindir Marvin kepada gadis di sampingnya.

Mereka sudah sampai di bengkel. Namun si ketua BEM meminta tukang di sana untuk sekalian servis motor Maria.

“Ya kan gue sibuk,” kelitnya.

Marvin menyipitkan matanya. “Sibuk?”

“Iya, lo kan tahu tugas ketua UKM Teater tuh banyak banget. Belum lagi kami kudu latihan tiap hari sampai malam.”

Tak tahan dengan segudang alasan itu, Marvin pun mengunci bibir Maria dengan tangannya. Ia menempelkan jari tengah dan telunjuknya di sana. Si gadis yang kali ini memakai celana kulot—biasanya ia mengenakan dress itu pun tercekat.

Hal itu teramat tiba-tiba sehingga untuk sesaat ia tidak bisa menyembunyikan rona di wajahnya. Tangannya dengan refleks menyingkirkan jari tidak sopan itu.

“Gue capek, mau duduk dulu.”

Marvin lanjut menemani tukang mengobrol sambil melihat proses penambalan dan servis. Maria, gadis ini duduk dengan manis. Tangannya akan gatal jika tidak mengabadikan momen yang menghangatkan hatinya ini.

Dalam ponselnya, ia menyimpan semua foto Marvin dalam folder khusus. Folder ini bahkan ia beri kata sandi. Sebenarnya tingkat kekuatan kata sandi ini lemah karena itu adalah tanggal ulang tahun Marvin. Foto-foto ini ia kumpulkan sejak masih duduk di bangku sekolah.

Foto-foto ini ia ambil baik dengan atau tanpa izin orangnya. Beberapa foto bahkan ia kirim ke Marvin. Namun itu hanya sebagian kecil yang tak lebih dari 10 persen. Ia begitu mencintai gambar itu sehingga ingin menyimpannya untuk dirinya sendiri.

Sejatuh hati apapun dia, dirinya tidak pernah mengunggah foto Marvin, bahkan saat mereka foto berdua. Padahal Maria sangat aktif di Instagram dan sering membagikan momen dirinya ataupun bersama kawan-kawannya.

“Kenapa lo nggak pernah upload foto gue?”

Itulah yang Marvin ucapkan saat lulus sekolah, tiga tahun lalu.

“Lo jelek,” jawabnya sambil menjulurkan lidah.

Marvin pun tertawa dan mencubit pelan sahabatnya itu. Ia mungkin akan merinding jika tahu ternyata alasan sebenarnya, bahwa sahabatnya itu sangat posesif kepadanya. Maria tidak ingin ada orang yang ikut menikmati foto Marvin.

***

Beberapa pria sangat suka merawat gadisnya. Satu di antara mereka harus bisa menjawab pertanyaan ini: apakah yang sudah dia lakukan tepat? Apakah ini sepadan? Akankah ia menyesalinya kelak? Sampai kapan? Bisakan dirinya berhenti?

Siang ini Akesh sedang memasak bubur untuk kekasihnya. Saat bangun tidur tadi ia sudah mengecek panas Rachel sudah turun. Walaupun demikian ia belum tega membiarkannya sendirian.

“Iya, gue nitip tanda tangan dulu ya. Rachel lagi sakit,” ujarnya lewat telepon. Ia sedang menelepon Ical. Telepon berlangsung singkat.

“Sayang kamu udah bangun? Udah bisa jalan? Sini makan dulu.”

Akesh menghampirinya, memapahnya hingga ke meja makan. “Mau aku suapin?”

Rachel menggeleng pelan. “Makasih, Sayang.”

“Kenapa ngucapin makasih segala? Ini kan emang udah seharusnya aku lakuin saat pacar aku yang cantik ini sakit.”

Nyatanya lelaki dominan ini memang mahir menjaga kekasihnya. Ia bahkan membantu mengerjakan urusan rumah tangga seperti mencuci piring, menyapu, mengepel, bahkan mencuci pakaian.

Ia tidak ingin pemulihan kesehatan Rachel terganggu karena keadaan kamar kotor.

Akesh menyuruh kekasihnya itu untuk rebahan dan beristirahat. Jika dilihat, lelaki ini begitu sempurna. Sempurna, jika mengabaikan fakta bahwa ia melewatkan satu hal kecil, yakni membalas pesan orang yang selalu menunggunya.

Nala sudah mencoba berbagai hal untuk melupakan kekesalannya terhadap Akesh. Namun sampai mana batas kesabaran itu? Pertahanannya itu runtuh saat dirinya melihat Bina dan Ical di kantin.

“Kak Binn, kok cuma berdua aja? Kak Akesh ke mana?”

“Lagi jagain pacarnya yang sakit,” jawab Bina sambil minum jus strawberi.

“Loh, lo nggak tahu, La? Tadi pagi dia nelepon gue,” sahut Ical.

Bina menyikut lengan Ical.

“Apaan sih Binn?”

Melihat tanggapan acuh tak acuh Ical seperti itu, Bina menghela napas pelan. Ia pun heran wanita mana yang mau berpacaran dengan lelaki yang tingkat kepekaannya 0 ini.

“Oh gitu,” tanggapan singkat Nala, ia nampak lemas. Setelahnya ia mengantre ingin memesan jus juga.

Kalau diingat kembali, hal semacam ini sudah sering terjadi. Lelaki itu bahkan sering membatalkan janji mereka tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Hari berikutnya ia akan memberi alasan bahwa Rachel inilah Rachel itulah.

Seharusnya ia sudah terbiasa, namun ia rasanya tidak akan pernah terbiasa sampai kapan pun.

Sembari mengantre, ia kembali mengecek ponselnya. Bahkan pesannya itu belum dibaca. Daripada kesal berkelanjutan, ia pun mematikan ponselnya kemudian memasukkannya ke saku celana. Dalam hatinya ia berjanji untuk tidak akan pernah lagi datang ke apartemen Akesh.

Lebih buruk dari itu, ia bahkan mulai berpikir liar bahwa jangan-jangan orang yang ingin diajaknya tinggal bersama di apartemen bukanlah dirinya namun Rachel. Ah, dia tersenyum kecut.

“Mau pesan apa Dek?”

Nala terbangun dari lamunannya saat penjaga kedai menanyainya. Ia hanya bisa nyegir kemudian mata menatap daftar menu yang disediakan.

“Nasi goreng satu nggak pedes terus jus sirsak satu ya Buk.”

“Oke, ditunggu dulu ya Dek.”

Saat dirinya berbalik, ia sudah melihat Agas sedang mengobrol bersama Bina. Tidak, sebenarnya hanya Agas yang berbicara, namun wanita itu mengabaikannya. Sesekali Bina tersenyum tipis, namun kemudian ekspresinya kembali datar.

Bahkan tanpa diundang, temannya itu sudah membuntuti Bina dan Ical ke meja. Nala tidak tahu apakah harus tertawa atau sedih, pasalnya dua orang itu sepenuhnya mengabaikan Agas. Setidaknya Nala bisa mengambil kebahagiaan dari mana pun. Termasuk dari kemalangan teman dekatnya sendiri.

Setelah tertawa beberapa saat, ia ikut bergabung duduk dengan mereka. Bukan Agas namanya kalau gampang menyerah. Lelaki itu bahkan sudah mendapatkan jadwal lengkap Bina datang ke apartemen Richard.

Diam-diam dirinya sudah mempersiapkan barang bawaan untuk berkunjung ke rumah pamannya itu.

Tapi sepuluh menit hanya mendapatkan jawaban pasif, Agas tidak melanjutkan obrolannya dengan gadis itu lagi.

Sebaliknya, ia bercengkerama dengan Nala. Ia memberi ruang bagi Bina untuk membicarakan tugas kuliah dengan Ical.

Tidak, ia tidak sakit hati. Baginya yang memiliki love language utama quality time, hanya dengan berada di sekitar Bina saja sudah membuat hatinya senang.

“Gas, gue punya berita penting buat lo,” bisik Nala.

“Apaan? Awas kalau nggak penting kaya biasanya.”

“Ini beneran penting, tahu.”

Nadanya lebih dipelankan. Kemudian ia memberi isyarat agar telinganya mendekat.

“Kak Bina masih jomblo,” bisiknya di telinga Agas.

Mendengar hal ini, mata Agas pun melebar.

“Kak Bina, lo sebenarnya masih jomblo, kan?”

Niat hati ingin menagih janji traktir makan siang satu minggu, namun apa yang ia dapatkan malah di luar ekspektasi. Nala pun menepuk jidatnya.

Ical dan Bina pun menatapnya dan Agas secara bergantian. Bahkan Bina sedikit memelototinya.

“Gue nggak ikut-ikutan Kak,” kata Nala pada akhirnya dengan senyum dipaksakan.

Agas sumpah lo tolol banget sampai nggak ketolong lagi.

1
piyo lika pelicia
mampir yuk
piyo lika pelicia
1 iklan untuk mu
piyo lika pelicia: hhhh 😂 nyesel kan
mooty moo: gabisa setia sih, suka buka cabang wkwk
total 2 replies
piyo lika pelicia
rasain siapa suruh buang berlian untuk setumpuk sampah
mooty moo: ga bisa setia sih, suka buka cabang wkwk
total 1 replies
piyo lika pelicia
"Kalau ada
piyo lika pelicia
"Kenapa
piyo lika pelicia
1 iklan untuk mu
piyo lika pelicia
hih jijiks 😒
piyo lika pelicia
1 bunga untuk mu
piyo lika pelicia
hhh kasihan kamu camel
piyo lika pelicia
"Kemana saja
piyo lika pelicia
"Gini
piyo lika pelicia
1 bunga untuk mu
piyo lika pelicia
"Tujuan
piyo lika pelicia
sungguh capek karena pengangguran 🤣
Durrotun Nasihah
tahu....tahu....tahu ...
Durrotun Nasihah
akesh keren.../Drool//Drool/
mooty moo: 🌟🌟🌟🌟🌟
total 1 replies
Bilqies
typo kak
mooty moo: makasih kak🤭
total 1 replies
Bilqies
cemburu nih
Bilqies
semangat terus kak
piyo lika pelicia
1 bunga untuk mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!