NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:334.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21 ~ Menyadarkan jiwa yang telah lelah

Prasasti mengunci rumah asramanya dengan Dina yang telah menunggunya di halaman rumah, kakinya yang memang selalu pecicilan tak pernah bisa diam itu menendang-nendang tanah dan kerikil sampai mereka terpental-pental kecil, atau sendi lututnya yang sekedar ia gerakan tak mau diam, pokoknya bagi Dina diam itu haram hukumnya.

"Kalo ujan, jemuran gimana om?" tanya Dina.

"Ya kamu pulang dulu lah, minta temenin siapa kek buat angkat jemuran bentar..." jawab Pras menarik gagang kunci dan menghampiri istri manjahh-nya itu lalu berjalan bersama keluar dari halaman.

"Loh, mau kemana om...bu?" tanya tetangga, sepertinya ia adalah ibu rumah tangga yang sibuk, karena saat ini dirinya tengah menyapu sambil momong anak, sepertinya jika ia memiliki tangan 10, maka semua pekerjaan rumah akan beres saat itu juga olehnya, Dina sampai berdecak, wanita ngga ada matinya!

"Dines bu," jawab Pras.

"Loh, ibu ikut tah om?" tanyanya lagi, digelengi Dina, kepo.

"Sekalian mau pergi juga. Mari bu---"

"Mari," angguk si ibu.

Keduanya berjalan tanpa memakai kendaraan, "kenapa ngga pake motor aja sih, om?" keluh si bocil milk bun ini.

"Jarak dari rumah ke kantor deket, hitung-hitung menghemat bahan bakar minyak bumi buat anak cucu orang. Sekaligus latihan lari juga, biar nanti kalo bumi pertiwi dijajah lagi, kamu ngga ketinggalan ngumpet..." jawab Pras yang mencubit pipi Dina, lama-lama berdekatan dengan Dina gemas juga!

"Ngapain ngumpet. Bukannya disini tempat aman? Lagian om ngga akan ninggalin Dina, kalo seandainya itu terjadi, iya kan? Masa istri cantiknya dibiarin ketinggalan, terus diculik penjajah..."

Ada senyum geli sekaligus gemas Pras mendengar Dina yang mau menyebut dirinya sebagai istri Pras.

"Kalo Dina bawa mobil kesini, kira-kira boleh engga? Takut sekali-kali kita butuh..."

"Boleh." Angguk Pras. Ada senyuman terurai darinya, namun ketika Pras memberikan syarat dan ketentuannya senyum itu sedikit terasa garing.

"Wih, dines dianter bojo....surga duniaa, ck....ck..." goda seorang kawan. Pras seketika merangkul Dina dan menaik turunkan alisnya, "nikmat tuhan yang kusyukuri, dapet bojo cuantiknya mengalahkan bidadari, baiknya juga ngalahin Cinderella..."

"Ck. Bikin orang ngiri...duluan kalo gitu!" pamitnya. Dina menatap Pras kembali dengan lekat, semua kata-katanya yang terlontar sejak pertama bertemu sampai saat ini tak ada sedikit pun yang menghina atau menjelek-jelekan Dina, padahal pada kenyataannya Dina adalah gadis yang jauh dari sifat idaman untuk disyukuri sebagai seorang istri.

"Om kenapa ngomong gitu sama orang? Dina nyebelin padahal..." ia mendengus mencibir dirinya sendiri.

"Terus harus abang bilang apa sama dia? Istri abang manja? Takut setan? Jorok? Cengeng?" lama-lama Pras tertawa ketika melihat wajah Dina semakin masam, "ihhhh, ngga usah disebutin semua juga!" dorongnya keras di bahu Pras yang hanya membuat pria itu terdorong sedikit sambil cengengesan.

"Istri tuh kan rejeki, masa ditolak..." ucap Pras membuat Dina hampir terbuai mendengarnya namun sejurus kemudian Pras kembali bersuara, "harusnya disedekahkan.. hahaha!"

"Si alan ih!" Dina mengejar Pras yang berlari menghindari tangan Dina.

Zea membuka pintu rumahnya dimana sepasang suami istri tengah beradu jotos, bukan adu jotos sesungguhnya, melainkan Pras yang mengelak dan menahan serangan-serangan Dina.

"Allahuuuu! Pagi-pagi udah pada adu jotos begini, di rumah gue pula! Lu berdua kalo mau adu tinju di ring..."

"Ini dia nih!" sengit Dina, sementara Pras sendiri malah terkekeh dan masih menahan kedua tangan istrinya yang masih bertenaga hendak memukulnya. Saga yang belum berangkat pun ikut menyerbu pintu masuk, "dek. Ini dede...abang mau berangkat," ucapnya seraya menggendong baby D menghampiri.

Prasasti melongokan kepalanya, "eh Ga! Belum berangkat juga?"

"Pras," sapanya. Zea menerima putranya, "ada tamu pagi-pagi nih bang," jawabnya.

"Bu Zee, titip bojo saya barang sehari ya..." Zea cekikikan melihat tingkah keduanya yang kini macam dua bocah lagi berantem, "Ga, boleh tah?" tanya nya.

"Ihhhh, apa sih mesti dititip-titip segala!" sewot Dina tak terima.

Saga hanya mengulas senyumnya geli melihat keduanya, "biasanya juga seharian disini," Saga lantas memakai sepatu miliknya, "bentar lagi juga yang satu lagi nyusul..." ujarnya sudah tak aneh jika rumahnya dijadikan basecamp para istri ini.

"Tapi akhir-akhir ini agak sedikit galak, bu Ze...mesti dijepit gini nih idungnya!" sebelah tangan Pras beralih menjiwir hidung Dina membuat gadis ini semakin liar saja memukul Pras dan mengundang tawa Zea lebih renyah.

Saga memberikan punggung tangannya pada Zea dan sang putra untuk berpamitan, "yu masuk!" ajak Zea melengos ke dalam.

"Pras, bareng tak?" tanya Saga yang sudah berlalu. Tanpa diduga Pras pun melakukan hal yang sama meski Dina sempat menolaknya.

Pras menyodorkan tangannya, "cium sing ikhlas, ndii...sebagai bakti seorang istri..." awalnya Dina menepis dan mencebik, "geli banget om, ih! Lebay!" gidiknya sekali.

"Ck, ayo terimo! Dari tangan item ini loh! Kamu bisa makan..." ucapan itu lantas membuat Dina menyemburkan tawanya, mengakui kehitaman diri sendiri. Dina ingin masuk, namun Pras menahannya sebelum gadis itu benar-benar melakukan hal yang sama seperti Zea.

Akhirnya papan catur bersatu dengan Dina yang mengecup punggung tangan Pras singkat.

Pras melebarkan senyumnya, "nggak akan abang cuci sampai nanti ketemu lagi," ujarnya memancing tangan putih itu mendorong bahunya, "jorok. Kalo nanti abang tiba-tiba mau buang air?"

"Tetep ngga akan abang cuci," jawabnya memancing riuh seruan Dina, "jorok, hahaha!" gadis milk bun kepunyaan Prasasti Dirgantara itu tertawa renyah, "jijik!"

"Ya engga lah. Ce bok kan pake tangan kiri sayang...ya udah, abang berangkat dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Tatapan Dina tak lepas dari sosok yang kini semakin menjauh dan ia yang tetap menatap hingga bersandar di gawang pintu rumah Zea, ia mendengus geli ketika Pras berlari menyusul Saga dan terlihat bertegur sapa dengan beberapa rekan.

"Lo mau jagain pintu rumah gue atau mau masuk?" tanya Zea, ia terkadang tak mengerti dengan jalan pikiran magic Dina, katanya benci tapi diliatin bahkan sampai bayangan dan baunya menghilang.

Dina akhirnya masuk ke dalam menyusul Zea yang menaruh baby D di bouncernya.

"Kapan mulai kuliah lagi, Ze?" tanya nya duduk di karpet samping baby D yang anteng dan kalem seperti bapaknya, netranya mengikuti pergerakan benda berwarna-warni di atasnya yang digerakan oleh sang ibu demi mengasah kemampuan motorik bayi gembul itu.

"Minggu depan, kenapa?"

Tangannya tergerak menyentuh lutut baby D yang terbalut jumpsuit kuning lion nan lembut dan mengelusnya, "lo mulai kuliah, Cle juga kuliah tiap hari...ngga ada temen gue, di rumah takut..." akuinya terkekeh sumbang.

"Takut apa? Setan? Kan elo setannya Din..." tawa Zea menaruh toples keripik balado di depan Dina, lalu beberapa kaleng minuman bersoda dan bolu untuk sajen temannya itu.

"Shh," desis Dina mendelik menyambar kaleng soda dan membukanya.

"Kenapa ngga terusin kuliah di sini?" tanya Zea, ia tidak meminum soda melainkan susu ibu menyusuinya.

Dina menatap toples keripik dengan nyalang, "gue udah sering pindah kampus. Kalo kali ini gue pindah agak sedikit bermasalah, gue mesti ngulang semester dan lumayan jauh. Gue masih bimbang----"

Zea mengerutkan dahinya, "jujur sama gue, waktu lo ke Singa putih kemaren lo belum ngundurin diri?" tembaknya kini menyudutkan Dina, dan Dina membalas tatapan penuh keseriusan Zea dengan sorot mata getir.

"Udah gue duga. Apa yang kurang dari om Pras, Din?!" dengusnya sumbang, "uang panai yang ngga mudah dia dapatkan? Kesabaran? Fitnahan yang seharusnya ngga dia terima dan tanggung?"

"Bukan gitu Ze, tapi----"

"Tapi lo menumpahkan semua sakit hati dan kekecewaan lo sama dia...ngga adil sistah, lo picik."

Dina semakin merasa bersalah dan tertampar kenyataan yang bahkan baru ia sadari, "kalo harus gue katakan. Untuk Panai lo itu orangtua om Pras sampe jual tanahnya loh."

"Terus sekarang apa, dia dapet mantu yang gagal move on dari mantan-mantannya----"

"Gue ngga gagal move on!!" sentak Dina tak terima berapi-api membuat Zea menyipitkan matanya memberikan warning pada temannya itu karena sang putra yang mulai terlena dengan goyangan lembut bouncer.

"Sorry."

"Udah bagus om Pras terima istri maceman lu, ya manja, ya be go, ya----" Zea tidak meneruskan kalimatnya ketika melihat wajah cemberut Dina, "terus aja lo sebutin kekurangan gue yang hampir menuhin bumi." protesnya.

Zea tertawa renyah, "mana uang panai lo mehong lagi! Mendingan beli mesin cuci sama bayar cewek panggilan..."

Dina mendorong ibu satu ini yang kalo ngomong tuh ngga pernah pake saringan, mana nyelekit. Meski sepenuhnya apa yang Zea katakan benar semua.

"Bangun sist, lo bakal nyesel kalo sampe om Pras digaet orang, ya walaupun tuh om om kadang rese, tukang gombal, konyol, ngga mirip lin yii."

Byurr!

Dina sampai tersedak menyembur kecil minuman yang sudah tergenang di dalam mulutnya, "saravvv bandingin om Pras sama Lin yii...."

"Iya, maksud gue doi ngga seganteng laki gue...tapi doi itu calon imam idaman meski minusnya disitu." Jelas Zea dengan entengnya berkata begitu.

"Minus," desis Dina.

"Allah tuh kirim cowok-cowok bajdji ngan itu sampe lo sakit hati berkali-kali buat kasih om Pras setelahnya. Kalo kata bapaknya D tuh, harus selalu husnudzon, Allah akan kasih kita yang terbaik di akhir setelah Dia uji kita terlebih dahulu."

Dina terkesima sampai-sampai melongo tak percaya, "lo bisa sebijak ini sistah, waktu lahiran D lo mati suri dulu ngga sih?"

"OMG, lo bener Din.. Lo tau ngga sih, semenjak nikah sama abang-abangan kacang ijo, terus banyak kumpulan sama emak-emak prajurit gue tuh jadi bijak banget!" seru Zea ikut terperanjat menyadari.

.

.

.

.

.

1
Zee Zee Zubaydah
knapa skrang jarang up teh
lgi sibuk kaah
Azzahra Azka Lestari
blm juga teh sin
Cherry🍒
gokil suami istri ini hahaha
Tri Winarni
mana nih Thor🙏👍👍👍👍
🌹༄SN⍟Mikhayla🥀⃟ʙʀ🌟💦
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Lugu apa beggo sih luuu Din🤦🤦🤦🤦
mommyanis
Ndi..Ndi..jangan jd istri akhlakless,cukup minta Pras disuntik bius aj biar g berisik 😁😁😁😁😁😁
mommyanis
konflik dimulai 🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥
Yulida Nurhainy
belum juga ya....
Azzahra Azka Lestari
blm juga gpp aku tungguin
Azzahra Azka Lestari
semoga teh sin sehat yaaa ma keluarga
Yulida Nurhainy
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//Grievance//Grievance//Grievance//Hey//Hey//Grievance//Grievance/
Zee Zee Zubaydah
blum up ya teh
Tysa Nuarista
cerita yg bagus. banyak pesan n teladan didalamnya. banyak keberagaman n unsur kekeluargaan yg baik kita contoh ...
Yulida Nurhainy
koq msh belum sihh /Sob//Sob/
Yulida Nurhainy
belum up y ngothorq zeyeng?
Greenindya
🤣🤣🤣🤣🤣
Yulida Nurhainy
belum y thor/CoolGuy//CoolGuy/
Syaefulhidayat Jomblo selalu
aaaahhhh.keren banet siih novvelnya/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Rose//Rose//Rose//Rose//Good//Good//Good//Good/
Azzahra Azka Lestari
belum juga
DC
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!