NovelToon NovelToon
Istri Paviliun

Istri Paviliun

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dendam Kesumat / Pihak Ketiga
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Rifat Nabilah

Raisa harus merasakan kehilangan kedua orang tuanya setelah kecelakaan yang dialaminya, dia ditemukan dalam keadaan luka-luka oleh seseorang yang dia anggap sang penolong.

Untuk membalas budi sang penolong itu, dia merelakan dirinya dijadikan istri agar mewujudkan kemauan ayah dari sang penolongnya mendapatkan keturunan laki-laki.

Pernikahan itu berlangsung begitu cepat, Raisa mendapatkan ruangan tersendiri untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari selama menjadi seorang istri. Sedangkan dia berpikir menjadi istri satu-satunya yang tidak lain ratu dalam kehidupan suaminya, ternyata tidak. Ternyata, Raisa tidak mendapatkan itu dari suaminya, bahkan dia dikurung layaknya tahanan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifat Nabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Gagal Kabur

"Bagus aku bisa bebas dari tali itu, tapi aku harus segera pergi sebelum mereka datang dan berbuat yang tidak-tidak," ucapnya melangkah pergi dari pintu.

Tidak ada jalan keluar lagi setelah pintu paviliun karena dinding yang terlalu tinggi mana mungkin diterjang oleh Raisa.

"Bagaimana aku bisa keluar?" pikirnya bertanya sendiri memikirkan jalan keluar untuk bisa segera kabur dari sana, sedangkan pintu gerbangnya pun terkunci oleh gembok dan rantai yang tebal.

Dalam CCTV yang dipasang oleh Erik terlihat sedang memperhatikan dan menonton betapa tawanannya mulai nakal dan ingin melarikan diri darinya.

"Lihat dia Elisa, ternyata dia masih mau lari dari aku setelah aku memberitahukan semuanya, kita tidak cukup hanya mengingatnya dengan tali," kata Erik memberitahu Elisa.

"Dasar wanita itu! Sepertinya aku tidak akan melepaskan dia, walaupun bagaimana dia itu adalah saksi kejahatan kita berdua, jangan mudah memberikan dia peluang untuk kabur."

Dalam kesalnya Elisa dia teringat jika Erik pernah sangat dekat dengan Raisa walaupun itu hanya pura-pura yang tujuannya agar tidak ada yang curiga permainan mereka berdua.

"Mas, kita pulang dulu dan memberikan Raisa sedikit pelajaran sebelum dia kabur dan melaporkan kita berdua, apalagi kalau dia bisa bebas, kita tidak akan menguasai rumah yang kamu rampas dari orang tuanya," kata Elisa mempengaruhi Erik.

"Kamu benar, kita pulang. Lagipula dia memang tidak boleh dilepaskan, jangan lupa jika ayahnya yang telah membuat aku se dendam ini sama ayah angkatku sendiri, ayahnya penyebab kebencian yang tumbuh bertahun-tahun ini."

Elisa tahu betapa tersiksa suaminya selama ini dengan dendam yang belum terbalaskan, Elisa hanya selalu melihat Erik memberitahu tentang perasaan yang sakit akibat ayah angkatnya itu.

"Jadi kamu mau apa?"

"Tentu aku mau ke rumah itu, apa kamu mau menemani aku? Sekarang dia tidak bisa diamkan!"

Erik geram tidak mau kalau Elisa kabur ataupun berontak padanya, sekarang Elisa menganggap Erik sedang marah karena terlihat dari reaksi ketika melihat CCTV di ponselnya.

"Aku akan ikut selama itu bersama kamu," jawab Elisa membuat Erik tenang.

Erik berjalan bersama Elisa menuju mobilnya dan pergi ke rumah hasil rampasan Erik sendiri.

Sedangkan Raisa masih belum menemukan cara untuk bisa memanjat ke atas dinding yang cukup tinggi dan sulit untuk dinaikinya.

"Gimana ini, harus segera kabur sebelum Erik datang kesini, apalagi kalau Elisa juga datang, wanita itu jauh lebih kejam daripada Erik."

Raisa melihat di sekeliling dinding yang tinggi dan di bawah sana tidak ada alat apapun yang bisa mencapai ketinggian tersebut.

Suara pintu terbuka, ada suara rantai yang diloloskan dari sebelah kiri dinding yang ternyata pintu utama keluar dari paviliun.

"Mau kemana kamu?" tanya Erik yang berdiri bersama Elisa.

"Erik! Kamu sudah pulang?"

Erik mendekati Raisa bersama Elisa yang juga tidak menyukai keberadaan Raisa, baginya wanita lain adalah ancaman besar.

"Erik, lepaskan aku dari penjara paviliun yang kamu bangun ini, masih ada kehidupan di luar sana yang ingin aku nikmati tanpa kamu dan penderitaan ini, aku mohon lepaskan aku," rengek Raisa memohon dengan sangat pada Erik yang sudah memasuki puncak emosi.

"Masuk!" teriak Elisa pada Raisa.

"Jangan ikut campur kamu jalang!" balas Raisa tidak takut sama sekali pada Elisa yang sudah jelas mengkhianati suaminya.

"Mas, dia panggil aku jalang," rengek Elisa mengadu pada Erik.

"Kurang ajar! Beraninya kamu mengatai orang yang aku cintai sedangkan diri kamu sendiri tidak lebih daripada jalang yang merampas kebahagiaan orang lain," hina Erik pada Raisa.

Raisa terisak, dia tidak terima dihina oleh Erik yang sedang membela Elisa.

"Jadi nangis lagi, masuk ke dalam atau kamu akan menerima yang lebih kejam daripada yang kamu dapatkan sebelumnya," ancam Erik.

Tangan Elisa menarik paksa Raisa yang sudah terpojok tidak bisa melakukan apapun, mereka berdua sangat tega padanya mengurungnya bagaikan tahanan.

"Lepaskan aku!" seru Raisa.

Elisa tidak menghiraukan Raisa yang meminta dilepaskan, Erik sudah berjalan di belakang mereka berdua.

"Dua perempuan ini sangat merepotkan, mereka membuat kepala aku pusing karena harus melihat drama ini," umpatnya pelan.

Raisa sudah ada di dalam paviliun, Elisa mengambil penutup kain hitam yang diberikan Erik padanya untuk Raisa.

"Sekali lagi kamu melepaskan penutup kain ini, kamu akan merasakan yang tidak pernah kamu rasakan," ancam Elisa.

Erik hanya duduk menyaksikan betapa bencinya Elisa pada Raisa, dengan cepat Erik mengambil ponselnya kembali dan memperlihatkan video CCTV yang selama ini bisa melihat tingkah laku Raisa di dalam paviliun.

"Lihat ini Raisa, kamu mau melarikan diri untuk bisa lepas dari kami berdua, padahal kamu tau semua orang tidak akan pernah peduli lagi sama kamu, harta ayahmu sudah aku rampas, kamu punya apa mau pergi?"

Raisa ingin sekali menampar wajah suaminya yang dari tadi tadi selalu merendahkan dirinya.

"Cukup Erik! Kamu tidak boleh merendahkan aku lagi! Lepaskan dan biarkan aku bebas tanpa kamu! Mau aku tidak dipedulikan orang-orang sekalipun bukan masalah untuk aku."

Erik dan Elisa menjauh dari Raisa yang marah-marah, padahal Raisa belum puas ingin memaki kedua orang itu.

"Kita keluar dari sini, aku tidak mau kamu terganggu karena ocehannya," ajak Erik pada Elisa yang berjalan mengikuti suaminya.

Raisa ada di dalam paviliun sendirian, lampu sudah dimatikan seperti biasanya, ruangan gelap tidak terlihat oleh Raisa dikarenakan matanya yang masih tertutup.

"Mereka jahat! Aku akan membuktikan kalau kejahatan mereka bisa terungkap!"

Hari semakin larut dengan dinginnya pendingin ruangan yang menemani Raisa di dalam sana.

Sekarang Erik yang bersama Elisa di dalam rumah utama tidak melihat lagi Haruni yang selalu berkuasa atas kehidupan mereka.

"Sekarang aku bebas melakukan apapun juga, ayah sudah koma bersama Samuel, kamu taukan selama ini aku selalu ingin kebebasan dalam hidup, sulit sekali membuat aku merasakan semuanya, nafasku selalu sesak diatur-atur oleh ayah."

Erik duduk di samping Elisa, dia sedikit membagi kepedihannya pada Elisa yang memegang ponsel di tangannya.

Wanita itu masih terus fokus pada ponsel sampai memastikan Erik tertidur karena malam semakin larut.

Di paviliun mata Raisa masih terjaga dan belum bisa tertidur, dia sedih hidupnya harus kalah dengan mereka berdua.

"Aku bodoh bisa percaya sama mereka berdua yang tidak pernah bisa memanusiakan manusia, aku tau perbuatan orang tuaku membuat Erik tersiksa, tapi itu kata dia, aku tidak bisa membiarkan Erik terus menghakimi ayahku."

Raisa merenungkan segalanya sendirian dalam kegelapan malam, tubuhnya dingin menusuk sekali dirasakannya.

Sampai menjelang pagi Raisa mencoba berjalan ke arah pintu, kakinya tidak diikat oleh Elisa seperti tangannya, dia masih bisa mengingat setiap langkahnya di dalam sana.

1
Ema Kharisma
Ceritanya menarik, jadi penasaran kelanjutannya..
Rifat Nabilah: terimakasih kasih kak sudah mampir, iya ditunggu kelanjutannya yah
total 1 replies
Deka Satu
nice karya
Rifat Nabilah: terimakasih kak
total 1 replies
Deka Satu
erik kamu jahat, i hate you bgt
Rifat Nabilah: iya kak sama benci juga sama erik, terlalu jahat, terimakasih sudah mampir ya kak
total 1 replies
Violeta Itzae Gonzalez O.
Mengguncang perasaan
Rifat Nabilah: awww makasih kak, baca terus yah biar terguncang terus
total 1 replies
Xu xu
Terimakasih telah membuatku terbawa suasana, lanjutkan karyamu thor! ❤️
Violeta Itzae Gonzalez O.
Aku terbuai oleh alur ceritanya yang sangat baik, hebat thor!
Rifat Nabilah: terimakasih kak telah terbuai, jangan lupa baca terus kelanjutannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!