Ah,..rasa- rasanya diriku perlu menemukan seorang guru yg mampu untuk mengajariku mendapatkan cara memiliki tenaga dalam, berkata pemuda itu di dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#10 Di Permoni.
" Bagiamana keadaan rumah Kemala?" tanya Nyi Wijih Arum kepada putrinya.
" Baik mbok, memang tadi kakang Durung Seto datang kemari!" sahut Wenih Kemala.
" Untuk apa ia datang?" tanya Nyi Wijih Arum lagi.
Perempuan itu tidak senang mendengar nama Durung Seto di sebutkan, sebab itu artinya pemuda ini masih ingin memperpanjang masalah yang terjsdi di tanah persawahan kemarin.
Tanpa bertanya lagi Nyi Wijih Arum langsung masuk ke dalam, ia merasa cukup penat hari ini, sebab selain tadi berbelanja dirinya pun harus mencari rumah Ki Singorejo bersama dengan Wisanggra Kinangkin.
Begitu masuk kedalam langsung saja perempuan itu merebahkan dirinya di atas pembaringan.
" Thok,!"
" Thok,!"
" Thok,!"
Pintu bilik kamar nya di ketuk tiga kali.
" Ada apa ?" tanya perempuan itu dari dalam .
" Ini Kemala, mbok!" sahut orang yang berada di luar bilik nya.
" Ada apa Kemala?" tanya Nyi Wijih Arum kepada putrinya itu.
" Kakang Kinangkin akan pamitan mbok" ucap Wenih Kemala.
" Hehhh,!"
Terkejut Nyi Wijih Arum mendengar nya, buru -buru ia keluar dari dalam bilik nya itu, dan di lihatnya di depan pintu telah berdiri Wenih Kemala dan Wisanggra Kinangkin.
" Jadi kamu akan segera pergi, Kinangkin?" tanya nya kepada pemuda itu.
' Benar Bi, mungkin lebih cepat lebih baik, sehingga aku akan dapat kembali lagi kemari!" jawab Wisanggra Kinangkin.
Lantas Nyi Wijih Arum mengajak duduk kedua muda mudi ini di ruang tengah.
Ia pun memberikan satu nasehat kepada pemuda yang berasal dari dusun Winanga ini untuk tidak terburu-buru dalam bertindak, sebab setiap tindakan yang tidak matang akan merugikan diri sendiri.
Sehingga ia pun menasehati pemuda itu untuk berangkat esok pagi sebelum terang tanah.
" Karena besok aku akan memberi sedikit bekal kepadamu, agar dapat bertahan hidup dalam beberapa hari tanpa harus kesulitan untuk mencari makan!" terang Nyi Wijih Arum.
Ada perasaan senang dan sayang yg keluar dari ucapan Nyi Wijih Arum ini, membuat dirinya merasa bahwa pemuda yang ada di hadapan nya ini adalah anak nya sendiri.
" Baiklah, Bi, jika memang itu yang menurut bibi terbaik buatku!" ucap Wisanggra Kinangkin.
Pemuda tidak dapat menolak permintaan dari Nyi Wijih Arum.
Apalagi saat itu Wenih Kemala pun meminta nya untuk tinggal semalam lagi di godean .
Akhirnya malam itu Wisanggra Kinangkin masih tinggal di godean.
Tepat setelah shubuh, sebelum terang tanah, Wisanggra Kinangkin pun terjaga , ia segera bersiap untuk berangkat.
" Kamu sudah siap untuk berangkat Kinangkin?" tanya Nyi Wijih Arum.
" Iya Bi,!" jawab Wisanggra Kinangkin.
" Mana si Kemala?" tanya Nyi Wijih Arum.
" Ada di dapur Bi, adi Kemala tengah menyiapkan bekal buat Kinangkin!" ujar Wisanggra Kinangkin.
" Kemari sebentar,!" ajak Nyi Wijih Arum kepada Wisanggra Kinangkin.
Ia pun masuk kembali ke dalam biliknya dengan diikuti oleh Wisanggra Kinangkin.
" Terimalah ini !" kata Nyi Wijih Arum.
ia memberikan sekampil uang kepada pemuda itu.
Sejurus kemudian Wisanggra Kinangkin menerima dan membuka kampil uang tersebut, ia amat terkejut di buatnya.
" Banyak sekali bi,!" serunya kaget bukan main.
Sebab di dalam kantong uang itu terlihat banyak nya kepeng uang perak dan uang emas.
Pemuda yang berasal dari dusun Winanga ini tidak pernah memegang uang sebanyak itu sehingga ia berniat untuk mengembalikan nya.
" Sudahlah terima saja andai seluruh harta ku ini ku serahkan kepadamu belum bisa membalas budi baik mu itu Kinangkin, ini tidak seberapa, hitung hitung agar dirimu tetap ingat untuk kembali lagi kemari, ke godean ini!" ungkap Nyi Wijih Arum sambil mendorong tangan Wisanggra Kinangkin yg akan mengembalikan uang tersebut.
" Tetapi Bi, ini terlalu banyak sekali!" ucap Wisanggra Kinangkin dengan pelan sekali.
" Sudah lah kang terima saja, dirimu memerlukannya, belum tentu dalam satu purnama ini dirimu bisa kembali, dan dengan uang pemberian dari si mbok itu dirimu dapat mempergunakan nya untuk banyak hal!"
Terdengar suara dari Wenih Kemala yg datang dengan membawakan bungkusan makanan, ia pun menyerahkan nya kepada Wisanggra Kinangkin.
Pemuda itu tidak dapat berkata apa-apa lagi, ternyata ibu dan anak yg berasal dari godean ini amat peduli padanya.
" Terima kasih bi, semua pemberian ini akan Kinangkin ingat selalu!" ucapnya sambil memegangi tangan perempuan itu.
" Ya,ya, berhati-hati lah, dan jangan bertindak terburu -buru, ingat pesan bibi mu ini" kata Nyi Wijih Arum .
Perempuan itu langsung memeluk nya,. bagaikan memeluk putra kandung nya sendiri.
Wenih Kemala yg melihat nya jadi terharu di buatnya, ada bulir bulir airmata yang mengembun di kedua kelopak matanya.
" Selamat tinggal semuanya!" kata Wisanggra Kinangkin.
Ia pun akan segera pergi dari godean itu.
" Selamat jalan kakang Kinangkin!" seru Wenih Kemala.
Putri Nyi Wijih Arum ini mengikuti langkah pemuda itu hingga keluar dari rumah nya.
" Sudah lah adi Kemala, jangan bersedih, doakan lah agar kakang segera kembali lagi kemari!" kata Wisanggra Kinangkin setelah berada di pekarangan rumah Nyi Wijih Arum itu.
Di terangi cahaya api obor yg masih menyala, ia memegang tangan gadis itu.
" Doaku untukmu selalu kakang Kinangkin!" sahut Wenih Kemala sambil menunduk kan kepala nya.
Dan perlahan genggaman tangan pemuda itu ia lepaskan saat Wisanggra Kinangkin dengan mantap pergi dari situ.
Wenih Kemala terpaku berdiri di halaman rumah nya menatap kepergian pemuda yang tampaknya telah merebut hatinya.
" Doaku selalu menyertaimu kakang!" desis nya lagi.
Saat ia sudah tidak melihat lagi sosok pemuda itu.
Cukup lama juga Wenih Kemala berdiri di halaman rumahnya melihat ke arah pergi nya Wisanggra Kinangkin.
Sementara itu pemuda dusun Winanga ini telah cukup jauh meninggalkan pedukuhan godean, ia tampak terburu -buru dalam berjalan.
Hingga mentari telah mulai menggatalkan kulit dirinya telah keluar dari hutan yang membatasi pedukuhan godean dengan Kotaraja Mataram.
Hehm, sebentar lagi aku akan mengetahui apa yg telah terjadi di dusun Winanga itu, berkata dalam hati pemuda ini sambil menatap ke arah kota Mataram.
Dengan langkah mantap ia pun melalui jalanan yang mulai ramai di lalui para penduduk dan pedagang yang lewat dan akan menuju ke kota Mataram ini.
Begitu tiba di Mataram, Wisanggra Kinangkin langsung mencari tempat makan sebab hari sudah lewat tengah hari.
Dari rumah makan ini ia berniat untuk mencari tempat untuk menginap guna dapat mengetahui keberadaan dari Tumenggung Singorejo.
Wisanggra Kinangkin pun mendapatkan tempat menginap dekat dengan keraton Mataram.
Beruntung sekali diriku telah di berikan bekal oleh Nyi Wijih Arum, sehingga diriku tidak akan kesulitan tinggal di Mataram ini berkata dalam hatinya Wisanggra Kinangkin.
Mulailah ia menyelidiki orang yg bernama tumenggung Singorejo itu.
" Siapakah orang itu kisanak ?" tanya Wisanggra Kinangkin .
Sesaat melihat seorang pembesar dari kota Mataram itu keluar dengan seekor kudanya bergerak arah ke Utara.
" Ia adalah seorang pembesar kerajaan Mataram, Ngger!" jawab seorang yg berada di dekat jalanan utama kota Mataram itu.
" Apakah dia adalah tumenggung Singorejo. kisanak?" tanya Wisanggra Kinangkin lagi.
" Aku tidak tahu ngger!" sahut orang tersebut dan meninggalkan Wisanggra Kinangkin.
Cukup sulit juga ia mencari keterangan mengenai orang yang bernama Tumenggung Singorejo.
Setelah sepekan ia berada di kota Mataram, Wisanggra Kinangkin mendapatkan sedikit mengenai orang yang di carinya itu.
Tampak nya aku harus ke dusun ngundur di sebelah utara kota ini,.. ternyata Tumenggung Singorejo memliki seorang istri muda di sana, berkata dalam hatinya Wisanggra Kinangkin.
Ia pun meninggalkan kota Mataram menuju dusun ngundur yg berada di sebelah utara dari Mataram.
Menurut dari seseorang yg pernah ia temui bahwa Tumenggung Singorejo telah memiliki seorang istri muda di dusun tersebut dan akan datang bila menjelang hari pasaran.
Dengan modal ini , Wisanggra Kinangkin pun segera menuju dusun tersebut, sebab sebentar lagi akan ada hari pasaran.
Di dalam hati pemuda ini sudah banyak pertanyaan yang akan ia ajukan terhadap orang tersebut mengenai dusun nya, dusun Winanga.
selalu berkarya utk cerita nusantara
semangat thor