Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Paham
Cup!
Sebuah kecupan mendarat di pipi Rinjani ketika Ia bersiap menuju kamar mandi.
"Nanti malam lagi ya sayang"
Ucap Arjuna sembari memeluk erat tubuh sang istri dari belajang.
"Hah? Lagi"
Pekik Rinjani, Rasa sakit akibat ulah Arjuna semalam saja masih Rinjani rasakan. Rinjani menggelengkan kepalanya sembari melepas pelukan Arjuna.
"A-aku mau mandi dulu"
Ucap Rinjani seraya berjalan menuju kamar mandi. Membuat Arjuna tertawa gemas melihat ekspresi yang di tunjukan istrinya.
"Ternyata punya istri itu menyenangkan ya"
Ucap Arjuna. Ia sangat suka menggoda Rinjani.
Drrrd...Drrrd
Suara getar ponsel, berhasil menghentikan tawa renyah Arjuna.
"Hallo" Arjuna mejawab telepon tersebut.
"Selamat pagi pak Arjuna. Maaf mengganggu waktu anda, saya cuma mau mengingatkan kalau anda memiliki jadwal meeting dengan MR. Frans jam 08.00 pagi ini"
Beritahu seorang wanita dari balik telepon. Wanita itu tak lain adalah sekretaris Arjuna di kantor.
"Iya saya berangkat sekarang"
Balas Arjuna.
Jika tidak ada jadwal meeting pagi ini, Arjuna ingin menghabiskan waktunya dengan Rinjani lebih lama lagi. Namun itu tidaklah mungkin. Tanggung jawabnya sebagai CEO dari sebuah perusahaan ternama seperti perusahaan Bagaskara group sangatlah besar.
Arjuna tidak bisa mengikuti egonya untuk bersantai saja. Apalagi setelah Arjuna menjabat sebagai CEO, dad Alvin mulai melepas tanggung jawabnya pada perusahaan yang didirikan oleh kakeknya itu.
Bisa di hitung pakai jari kapan saja dad Alvin akan pergi ke kantor. Selebihnya pria paruh baya itu sibuk main golf atau berkencan dengan istrinya mom Shana.
"Ingat Rin, nanti malam kamu masih punya hutang ya sama aku"
Goda Arjuna sebelum ia pergi ke kantor.
"Hah!! Kamu ngomong apa?"
Rinjani pura-pura tidak dengar.
Tak ada jawaban lagi dari pria itu, membuat Rinjani penasaran dan mengintip dari celah pintu.
"Huhf...Sepertinya Arjuna sudah pergi"
Ucap Rinjani seraya menghembuskan napas lega.
***
***
Malam harinya, Arjuna pulang cukup larut. Sekitar pukul 21.00 malam pria itu baru sampai di rumah sang mertua.
Akibat dari ia mengambil cuti selama berhari-hari. membuat pekerjaan Arjuna hari ini sangatlah banyak dan cukup membuat Arjuna merasa lelah.
Arjuna sempat berpikir untuk tidur di rumah mom Shana dan dad Alvin saja malam ini. Tapi pria tampan itu begitu merindukan istrinya yang cantik di rumah.
Arjuna mendaratkan ciumannya dikening Rinjani yang sedang tertidur pulas.
"Yah malah ditinggal tidur"
Gumam Arjuna dengan nada kecewanya. Pria itu merasa perjuangannya menuju rumah sang mertua yang lumayan jauh itu menjadi sia-sia saja.
"Eh kamu sudah pulang mas?"
Tanya Rinjani sembari mengerjapkan matanya.
"Mas?"
Sahut Arjuna yang merasa aneh di panggil seperti itu oleh Rinjani.
"Iya kan sekarang kamu udah jadi suami aku, tidak sopan kalau memanggil nama saja. Iyakan mas Arjuna sayang?"
Celoteh Rinjani dengan nada manjanya.
"Hmmm. Terserah kamu sajalah. Ayo duduk sini?! "
Perintah Arjuna pada sang istri, tangan Arjuna menepuk-nepuk tepi ranjang seolah memberi isyarat agar Rinjani duduk di sana.
"Kenapa mas?"
Rinjani menuruti perintah sang suami, walau matanya sudah terasa sangat berat.
Arjuna menatap lekat wajah cantik sang istri, Rinjani terlihat semakin cantik tanpa ada polesan make up sedikitpun di wajahnya. Hal itu membuat Rinjani terlihat sangat manis seperti gadis remaja saja.
"Emmhhh"
Rinjani melenguh kala Arjuna mulai mencium bibirnya.
Walaupun ia setengah mati menahan kantuk, tapi tubuhnya seakan mendamba setuhan dari pria itu.
Rinjani tak hanya diam bahkan ia membuka mulutnya untuk memberi aksen pada Arjuna agar menciumnya lebih dalam lagi.
"Bibir kamu manis sayang"
Ucap Arjuna, bibir Rinjani terasa manis walaupun ia baru bangun tidur.
"Aku lagi datang bulan mas"
Lirih Rinjani saat Arjuna akan melakukan hal yang lebih intim dari sekedar ciuman.
"Huhf!!" Arjuna menghembuskan napas kasar.
"Kenapa gak bilang dari tadi sih Rin?!"
Ucap Arjuna kesal.
"Maaf mas, tamu bulanannya juga baru dateng kok pas aku abis shalat isya barusan"
Jawab Rinjani terkekeh, ia merasa gemas melihat tingkah suaminya itu merajuk. Terlihat seperti anak kecil yang tidak berhasil mendapat mainan yang dia inginkan saja.
***
***
Beberapa bulan berlalu...
Arjuna dan Rinjani melalui hari-hari mereka dengan penuh rasa bahagia. Sampai suatu hari kerikil dalam rumah tangga itu mulai datang.
"Rin, apa maksudnya ini?"
Tanya Arjuna sembari menunjukan pil Kontrasepsi yang isinya tinggal separuh ke arah Rinjani.
Arjuna menemukan pil itu di laci nakas tanpa sengaja ketika ia sedang mencari sesuatu.
"I-itu pil kontrasepsi"
Jawab Rinjani tergugup setelah mendengar nada bicara suaminya yang tidak seperti biasa.
"Iya aku tahu. Tapi untuk apa kamu meminum pil kontrasepsi ini?! Apa kamu tidak mau punya anak dari aku Rin?!"
Hardik Arjuna dengan muka masamnya.
"Bukan begitu mas, tentu saja aku sangat ingin memiliki anak dari kamu"
Ucap Rinjani sembari mengelus dada bidang sang suami. Namun tangan Rinjani ditepis dengan kasar oleh pria yang sedang emosi itu.
"Terus, apa maksud kamu meminum pil kontrasepsi ini, hem?!"
Arjuna mengulang pertanyaannya karna belum berhasil mendapatkan jawaban dari Rinjani.
"Aku pikir Alena masih terlalu kecil untuk memiliki adik sekarang mas? Jadi aku bermaksud menunda kehamilan sampai Alena sedikit besar." Rinjani menjelaskan.
Arjuna bisa mengerti dengan alasan yang Rinjani berikan. Tapi Ia yang sudah terlanjur marah pada sang istri tak mau luluh begitu saja, apalagi Rinjani memutukan semua itu sendiri tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu.
"Tapi kalau kamu mau kita punya anak dengan segera. Aku akan berhenti minum pil kontrasepsi itu kok"
Lirih Rinjani dengan rasa bersalah yang memenuhi hatinya.
"Arggghhh!!!" Arjuna melempar pil kontrasepsi itu kesembarang arah.
Sikap kasar Arjuna kali ini seakan membangkitkan rasa trauma Rinjani akan rumah tangga terdahulunya bersama Ryan.
"Astagfirullah!" Rinjani mengusap wajahnya dengan lembut, mencoba menepis pikiran negatif itu.
Harga diri Arjuna sangat terluka karna istrinya meminum pil kontrasepsi itu tanpa sepengetahuannya. Padahal Arjuna sudah mendamba untuk memiliki seorang anak.
Brukk!
Pria itu membanting pintu kamar dengan keras. Meninggalkan Rinjani seorang diri dengan wajah ketakutannya.
***
"Arjuna, kamu mau kemana malam-malam begini nak?"
Tanya bu Dewi, ketika melihat menantunya itu melangkah ke arah pintu utama dengan tergesa.
"A-Ada urusan mendesak bu di Jakarta, aku harus segera kesana"
Jawab Arjuna sekenanya. Meskipun dalam keadaan emosi, tapi pria itu masih tetap berusaha bicara sopan pada Ibu mertuanya itu.
"Oh gitu, ya udah. Hati-hati di jalan ya."
Ucap bu Dewi tanpa rasa curiga sedikitpun.
***
***
"Daddy..Daddy..?"
Alena terus merengek menanyakan keberadaan Arjuna yang sudah berhari-hari tak mengajaknya bermain.
"Daddy sibuk sayang, Alena kangen ya sama daddy?"
Tanya Rinjani seraya meraih tubuh mungil putrinya itu kedalam pangkuannya, kemudian mendaratkan begitu banyak ciuman dipipi gembil gadis kecilnya.
Hubungan Alena dan Arjuna memang sedekat itu, sudah seperti ayah dan anak kandung saja. Apalagi bocah menggemaskan itu tidak pernah mengenal apalagi bertemu dengan sosok ayah kandungnya sendiri.
Sudah 3 hari sejak tragedi pil kontrasepsi itu terjadi, dan Arjuna tak pernah pulang lagi ke rumah bu Dewi.
Bahkan untuk sekedar menanyakan kabar Rinjani lewat telepon saja tidak.
"Sebenarnya kalian ada masalah apa Rin? Klo ada masalah cepat selesaikan. Jangan dibiarkan berlarut-larut seperti ini. Tidak baik!"
Peringati bu Dewi pada Rinjani.
"Cuma masalah salah paham aja kok bu, namanya juga suami istri"
Jawab Rinjani diiringi senyum pilunya.
"Segera selesaikan masalah diantara kalian, jangan ditunda-tunda lagi Rin"
Beritahu bu Dewi lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas.
"Iya bu, besok aku ke rumah mom Shana dan dad Alvin, pasti Arjuna ada di sana"
Lirih Rinjani sembari menatap kosong ke arah foto pernikahannya dengan Arjuna yang tergantung di dinding rumah orang tuanya. Seketika Rinjani teringat akan janjinya pada pak Sarif untuk menjaga keutuhan rumah tangganya.
"Iya bagus, besok kamu kesana saja. Jangan khawatir tentang Alena ada ibu yang jagain dia di sini"
Ucap bu Dewi seraya membelai lembut puncak kepala anak semata wayangnya itu.
***
***
Arjuna melemparkan pakaiannya kesembarang arah, dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Banyak kegiatan yang menguras pikiran dan tenaganya hari ini di kantor, hingga ia merasa sangat lelah. Lewat air hangat yang mengalir ketubuhnya itu, seakan membuat masalah demi masalahnya gugur satu persatu.
"Ahhh!" Arjuna menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, setelah sebelumnya membersihkan diri di kamar mandi.
Lampu kamar sengaja ia tidak nyalakan, karna Arjuna merasa lebih damai dalam kegelapan.
"Aww, sakit!? " Suara seorang wanita yang kesakitan karna sebagian tubuhnya tertindih oleh tubuh kekar Arjuna.
Cetrek
Arjuna bergegas menyalakan lampu tidur yang ada di atas nakas, agar bisa melihat siapa pemilik suara tersebut.
"Rinjani? Sejak kapan kamu disini?!"
Arjuna membelalakan matanya, seakan tak percaya dengan penglihatannya sendiri.
"Sejak tadi sore, kenapa jam segini baru pulang?! Aku sampai ketiduran karna nungguin kamu!"
Rinjani bersikap seperti istri yang galak, memarahi suaminya karna pulang terlambat.
"A-aku banyak pekerjan! Kamu sendiri ngapain disini?"
Arjuna balik bertanya.
"Memang kenapa kalau aku ada disini? ini kan kamar suamiku. Atau kamu lupa kalau aku ini istri kamu?"
Jawab Rinjani kesal karna sudah berhari-hari Arjuna mendiamkannya begitu saja.
Arjuna hanya diam mendengar perkataan Rinjani, jika tidak mengingat dirinya sedang marah, ingin rasanya Arjuna menarik tubuh wanita yang ia rindukan itu ke dalam dekapannya.
"Aku yang lagi marah, kok malah kamu yang lebih galak Rin?" Gumam Arjuna dalam harinya.
Rinjani terdiam tak tahu harus bicara apa lagi, karna sikap Arjuna masih saja dingin terhadapnya.
"Ya, terserahlah!"
Arjuna membalikan tubuhnya ke sisi lain tempat tidurnya, hingga kini Ia memunggungi sang istri.
Namun baru saja Arjuna akan memejamkan matanya, tangan lembut Rinjani memeluknya dari belakang.
"Aku minta maaf ya mas? Ayo kita punya anak secepatnya"
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT