Menanti Janji

***

"Selamat siang nona Sri, mari silakan duduk, " sahut Juna dengan mata yang masih tertuju kearah wanita itu, entah kenapa seperti terhipnotis saat kedatangan Sri di dalam ruangannya.

"Makasih kakak, " kata Sri sangat semangat, segera mengambil duduk tepat didepan Juna. Wanita itu semakin sumringah saat matanya lebih leluasa memandangi wajah pria tampan itu. "Adem banget , wajah kak Juna sangat mengagumkan! "batin wanita itu dengan bibirnya yang masih tersenyum.

Sementara Juna pun ikut memperhatikan dengan seksama, Matanya tak lepas menatap tubuh Sri dari ujung kaki sampai keunjung rambut. Jika saja dia dimintai untuk menilai, mungkin Juna akan memberi nilai seratus karena wanita di hadapannya sangatlah sempurna !

"Ehem, jadi nona Sri yang mewakili pak Hamdi kesini? " Juna berdehem sambil memalingkan wajahnya. Dia mencoba untuk biasa saja, kembali bersikap profesional karena pertemuan diantara mereka hanyalah sebatas pembahasan pekerjaan.

Juna harus fokus-fokus-dan fokus! Segala pikiran yang tidak jelas coba untuk dihilangkan, dia tidak boleh terbawa suasana. Katakan saja bahwa yang dia lihat tidak benar nyata, Juna tidak ingin khilaf! Please tetaplah untuk biasa saja!

"Benar sekali kak, pak Hamdi itu adalah papahku jadi wajar aja jika aku yang mewakilinya bukan?" sahut Sri sangat ramah, tak lupa wanita itu juga menebarkan pesona sehingga Juna semakin tak berkutik. Pria itu sampai menggigit bibir bawahnya untuk menahan godaan ini. Sumpah hanya Sri wanita yang pertama membuat darahnya mendesir, padahal jika saat bersama Nara tidak sampai seperti ini. Entah lah, perasaan ini semakin tidak karuan saja!

"Hem nona Sri benar, aku juga baru tau ternyata nona anak pak Hamdi. Klo begitu aku sangat senang bertemu dengan mu! "kata Juna yang hanya mampu menganguk-angguk saja, untuk menahan rasa gugup dia segera mengambil sebuah berkas untuk diperiksa mungkin kali ini dia harus mencari cara agar perbincangan ini segera berakhir.

Tapi apa boleh buat, wanita itu malah semakin membuat nya tergoda. Hanya dengan senyuman saja mampu membuat Juna meleleh.

"Aku juga sangat senang bertemu dengan kak Juna, ku rasa hari ini hari yang paling baik. Tapi alangkah lebih baiknya lagi klo kak Juna jangan memanggilku nona, panggil aja Sri ! Umur kita juga tidak terlalu jauh menurutku! "ucap wanita itu menolak mentah-mentah saat dirinya terus-terusan dipanggil nona oleh Juna, dia merasa risih bahkan sama sekali tak menyukainya. Namun caranya menolak ini malah semakin membuat Juna terbungkam, apa maksudnya? Kenapa malah sok kenal sok dekat banget?

Juna kembali menatapnya sambil mengerutkan dahi. Wanita ini sangat menarik, membuatnya semakin tertentang. Baiklah-baiklah, Juna akan mengikuti permainannya!

"Oh gitu, oke aku akan memanggilmu Sri, tapi sebaiknya kita akan memulai pembahasan kontrak. Sebenarnya aku sangat sibuk, terlalu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan! "ucap pria itu mengiyakan permintaan Sri.

Juna pun segera mengambil tindakan, agar jangan terlalu berlama-lama dengan wanita itu sebaiknya mereka menyelesaikan pembahasan itu sekarang juga. Juna merasa pernafasannya tidak akan stabil bila bersama dengan Sri terus disana!

Wanita itu masih menunjukan senyum manisnya, dia pun ikut setuju dengan apa yang dikatakan Juna. Sri juga ingin sekali mengakhiri pembahasan tentang pekerjaan, karena niatnya kesana hanya ingin mengobrol hal lain dan ingin mengajak Juna untuk sekadar bersenang-senang saja.

***

Hampir dalam satu jam mereka berbincang dengan serius, akhirnya semua selesai. Juna menandatangani semua berkas perjanjian itu.

"Sri sampaikan kepada pak Hamdi, aku sangat berterima kasih atas kerja sama ini semoga kita sama-sama menjaga dengan baik! " ucap Juna menatap Sri dengan senyuman. "Baik kan Juna, nanti akan aku sampaikan! " sahut Sri, wanita itu pun tampak semakin bersemangat bahkan memperbanyak gaya agar sedikit berlama-lama disana.

Tapi tidak dengan Juna, sebenarnya dia sudah merasa lega sekarang. Sudah tidak ada lagi yang perlu dibahas, Juna berpikir ada baiknya jika mereka bubar dari sana. Tidak boleh berlama-lama berduaan ditempat sepi seperti ini, Sri sangat berbahaya bisa saja dia menciptakan sebuah dosa terbaru jika otaknya oleng hanya karena Sri yang semakin menggoda.

"Ya udah, karena gak ada yang perlu dibicarakan lagi ada baiknya kita mengakhiri pertemuan ini sekarang juga, " Juna berdiri dari duduknya sambil membuang nafasnya sangat lega, kali ini dia tetap mencoba untuk biasa saja saat tatapan mereka saling bertemu.

"Tapi kak, Sri ingin ngobrol sebentar! Bolehkan? " sahut wanita itu agak sedikit merengek, ini satu permintaannya dan berharap Juna tidak menolak.

Astaga, wanita ini ada-ada saja! Juna kembali membuang nafasnya sangat berat, hatinya jadi mengadakan perdebatan antara mengiyakan atau menolak permintaan Sri!

Bibirnya terbungkam dengan mata yang sedikit menatap tajam kerah Sri, namun wanita itu tidak memperdulikan sama sekali. Dia malah menautkan kedua tangan sambil memasang wajah sedih di depan Juna.

"Kak please boleh yah? " kata nya lagi. Juna sampai tidak habis pikir, kenapa Sri seperti ini? Mereka saja baru bertemu hari ini, tapi jika diperhatikan wanita itu tampak seperti mengenal Juna sudah beribu-ribu tahun. Astaga, astaga! Juna terus membantin seperti itu.

Jika sudah seperti ini, Juna merasa bersalah sekali jika menolak. Oke, untuk yang kedua kali dia tetap mengiyakan kemauan wanita itu!

"Baik lah, tapi sebaiknya kita ngobrol diruangan ku dilantai bawah," ucap Juna tak mau digugat-gugat lagi, dia segera berlalu mendahului Sri untuk keluar. Kali ini dia sedikit menampakan wajah garang sehingga Sri hanya mampu mengekori nya saat keluar dari ruangan itu.

Mereka memasuki lift bersama, Namun tampak nya Juna harus tetap sedikit galak agar Sri tidak semena-mena membuat jantungnya berdegup tak karuan.

Entah kenapa kali ini dia merasa kalah dengan perasaan nya sendiri terhadap kecantikan Sri. Padahal sejauh ini banyak yang telah terlewati olehnya dengan berbagai macam kecantikan wanita disana, bahkan saat Lisa menggodanya dia sama sekali tak menaruh perasaan apa pun. Tapi kenapa kali ini, Sri sangat langka dan unik ternyata hanya dia yang mampu mengalahkan pertahanan hati Juna yang selama ini telah dia jaga.

"Mari silakan masuk! "

Juna masih terlihat dingin, saat telah sampai diruangan yang biasa dia tepati untuk memantau karyawan dia memasuki tanpa menoleh sedikit pun kearah Sri yang masih mengekorinya.

"Jadi apa yang ingin kamu obrolin Sri? Waktuku sangat irit, mohon dipersingkat! " ucapnya dengan tegas sambil duduk dikursi kebesarannya.

Melihat perubahan sikap Juna, wanita itu jadi cemberut. Dia jadi kesal sendiri, padahal tadinya Juna sangat ramah padanya tapi kenapa lagi pria itu tiba-tiba sangat galak! Oh ya ampun! batin Sri.

"Kak Juna kok gitu, gak suka yah klo aku lama disini? "

Astaga, wanita itu semakin membuat nya bergejolak. Sudah memasang wajah galak lagi tapi masih tidak peka! Hais pusing abang jadinya!

***

BERSAMBUNG...

Kita lanjut lagi di episode baru yah teman-teman, tetap stay! oke baby?

😊😊😊