NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keberanian Terletak Di Dalam Hati (Arc-Geng Motor Bagian 1)

Malam hari yang tenang menyelimuti taman tepi sungai, cahaya lampu taman memantul lembut di permukaan air. Sano berdiri memandangi sungai, menikmati keheningan malam. Angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, mengibarkan sedikit rambutnya. Matanya yang tajam berkedip sesekali, memperhatikan riak kecil yang terbentuk di sungai.

Sano menarik napas dalam-dalam, suasana disana terasa begitu lambat. Sano menikmati ketenangannya. Pertarungan demi pertarungan yang telah dilaluinya mengajarkan banyak hal, tetapi juga membuatnya lelah dan kondisi jantung yang selalu menghantuinya. Di tengah keheningan itu, suara langkah kaki yang mendekat terdengar. Sano menoleh, melihat seseorang berjalan mendekat.

"Dulu kita sering bertarung untuk merebutkan tempat yang sering disebut sebagai puncak, tapi sekarang kemanapun aku pergi pasti... Selalu menemukanmu, Sano-Chan," suara itu milik Ash. Dia berjalan perlahan, tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. "Apa yang kau lakukan disini?"

Sano hanya tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Kadang ketenangan ini yang kubutuhkan. Pemandangan ini rasanya seperti berada dipuncak, namun rasanya ada yang kurang."

Ash mendekat dan berdiri di sebelah Sano, turut memandang sungai yang tenang. "Jadi, kau sudah menyadarinya?"

Sano tersenyum tipis mengangguk sedikit. "Mencapai puncak dan menjadi yang terkuat adalah mimpi setiap pria, tapi kebersamaan untuk melindungi satu sama lain... Rasanya beda, Ash."

Ash tersenyum menatap pemandangan tenang itu. "Kau benar, kawan."

"Besok akan menjadi hari yang besar. Semua pengikut kita sudah bersiap." Imbuhnya tiba-tiba berbicara serius.

"Ya," jawab Sano pelan. "Pertempuran belum selesai. Tapi malam ini, aku merasa bebas. Aku ingin semua teman-temanku merasakan hal yang sama,"

Ash mengangguk, memahami perasaan Sano. Mereka berdiri dalam keheningan untuk beberapa saat, membiarkan angin malam menyapu rasa lelah dan kekhawatiran. Cahaya bulan dan lampu taman menciptakan pemandangan yang hampir magis, memberikan perasaan damai yang sulit ditemukan di tengah hiruk pikuk pertempuran dan persaingan antar geng.

Setelah beberapa saat, Ash membuka suara lagi. "Sano. Aku akan melawan mereka dengan segala kekuatan yang aku punya. Aku hanya ingin kau tahu, kita semua ada di belakangmu, Sano."

Sano menoleh, menatap Ash dengan tatapan penuh rasa terima kasih. "Aku tahu, Ash. Dan itu yang membuatku kuat,"

"Aku akan melindungi kalian semua." Imbuh Sano.

Mereka berdua berdiri dalam diam, menikmati malam yang tenang di tepi sungai. Di tengah segala kekacauan yang terjadi, momen-momen seperti ini memberi mereka kekuatan untuk terus maju. Dan meskipun hari esok masih penuh dengan ketidakpastian, mereka tahu bahwa mereka tidak akan pernah sendirian dalam menghadapi masalah yang ada.

Merelakan harga diri untuk saling melindungi adalah keinginan setiap orang yang sudah merasakan kehangatan pertemanan.

Sementara itu, di rumah Alvin. Dia berjalan menaiki anak tangga satu persatu sepertinya menuju kamar Kakaknya. Yaitu Mulan Arkana.

Suasana cukup tenang. Lampu-lampu rumah memberikan pencahayaan yang hangat, sementara di kamar Mulan, suara musik mengalun pelan dari speaker kecil. Mulan duduk di tepi tempat tidurnya, menikmati alunan lagu favoritnya.

Tiba-tiba, Alvin muncul di ambang pintu kamarnya. Dia bersandar di palang pintu dengan tangan dilipat di dada, menatap serius ke arah Mulan. Ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ada sesuatu yang ingin dibicarakannya dengan sangat serius.

"Yo, Kakak!" Panggil Alvin dengan suara yang tenang namun tegas, mencoba menarik perhatian kakaknya dari dunianya sendiri.

Mulan menoleh, terkejut melihat Alvin berdiri di sana dengan tatapan serius. Dia menurunkan volume musiknya dan menatap balik adiknya. "Ada apa, Alvin?"

"Aku ingin tahu tentang kondisi Sano," kata Alvin langsung pada intinya, matanya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

Mulan menghela napas panjang, menyadari bahwa Alvin tidak akan puas dengan jawaban yang setengah-setengah. Dia duduk tegak dan menatap Alvin dengan serius.

"Kenapa kau tiba-tiba ingin tahu tentang Sano?" tanya Mulan, mencoba mengukur seberapa banyak Alvin sudah tahu atau ingin tahu.

"Saat aku dirawat. Seorang suster cantik, oh tunggu~ sepertinya dia lebih cantik dan montok darimu—."

Mulan menatap tajam menyela Alvin. "Aku tidak ingin mendengar leluconmu, buang-buang waktu! Pergilah Alvin!"

Tetapi Alvin menunjukkan keseriusannya dengan mengeluarkan fakta yang membuat Mulan terkejut. "Dan dia menceritakan seseorang yang sering mengunjungi Rumah sakit karena kondisi jantungnya. Jadi, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku benar-benar tidak bisa menghindarimu ya. Alvin."

Alvin mengangguk pelan dengan wajah yang mendominasi.

Mulan mengangguk pelan, memahami kekhawatiran adiknya. "Sano memang sedang dalam kondisi yang cukup sulit. Jantungnya sering bermasalah, dan setiap pertarungan bisa sangat berbahaya baginya. Tapi dia keras kepala dan terus berjuang, mungkin karena dia merasa bertanggung jawab dengan berbagai hal."

Alvin menatap Mulan dengan mata yang penuh kekhawatiran. "Kenapa dia tidak berhenti saja? Kenapa harus mempertaruhkan nyawanya seperti itu?"

"Karena itulah Sano," jawab Mulan dengan suara lembut namun penuh penekanan. "Dia merasa harus melindungi orang-orang yang dia sayangi dan menjaga kehormatan gengnya. Itu bukan hanya tentang pertarungan fisik, Alvin. Ini juga tentang harga diri dan tanggung jawab."

Alvin menghela napas, lalu berjalan masuk ke dalam kamar Mulan dan duduk di kursi di dekatnya. "Kenapa kakak tidak menceritakannya kepadaku? Ash atau Aren?"

Mulan menatap Alvin dengan penuh kasih sayang. "Aku tahu. Dan itulah yang membuatku khawatir. Sano tidak ingin kalian mengetahui kondisinya, aku tidak punya pilihan Alvin."

Suasana di kamar itu menjadi hening, hanya suara musik yang lembut terdengar di latar belakang. Alvin dan Mulan saling menatap, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka tentang Sano dan masa depannya.

Alvin keluar dari kamar Mulan dengan keheningan didalam dirinya.

Dia berhenti sejenak di ambang pintu dan menoleh kembali ke arah kakaknya.

Dengan senyuman lebar dan tatapan penuh keyakinan, dia berkata, "Yosh, baiklah-baiklah~ Aku tidak ingin melihat kakak kesayanganku bersedih. Pokoknya mulai sekarang serahkan semuanya kepadaku! Ok?"

Mulan tersenyum, sedikit terhibur oleh semangat Alvin yang ceria. "Alvin.."

Mulan nampak tersenyum bangga, mengalirkan sedikit tetesan air matanya. Karena dia tidak sendirian untuk melindungi Sano. Sosok yang paling dia cintai dalam hidupnya.

Alvin mengangguk dengan mantap, lalu berjalan menyusuri koridor rumah. Tekadnya sudah bulat, dia ingin membantu Sano.

Dengan cara apapun yang bisa dia lakukan. Baginya, ini bukan hanya tentang melindungi Sano, tetapi juga tentang menjaga kebahagiaan kakaknya.

Di dalam kamar, Mulan kembali menyalakan musiknya, namun kali ini hatinya sedikit lebih ringan. Dia tahu bahwa Alvin, dengan pertolongannya merasa semua akan baik-baik saja, dia mengetahui adiknya akan melakukan yang terbaik untuk membantu Sano. Dan dia merasa lebih tenang mengetahui bahwa ada seseorang yang bisa dia andalkan.

1
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
seru dan semakin menantang..
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
cerita yg menarik..
good job..👍
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
menarik, jgn hiatus dlu, selesaikan cerita ini sampai tamat../Determined//Determined//Determined/
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!