NovelToon NovelToon
Teruji Dengan Nikmat

Teruji Dengan Nikmat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eva Siboro

ikatan pernikahan yang pada umumnya dilakukan oleh manusia normal, adalah ikatan yang memiliki kekuatan dasar yakni tujuan dan perasaan yang sama, keterikatan seseorang dengan pernikahan tentunya sudah melalui proses yang matang dan melibatkan logika yang kuat, tidak hanya emosi semata. seseorang berani mengambil sikap untuk menikah tentunya sudah mempertimbangkan baik dan bahkan buruknya. maka aku melakukan hal yang berbeda. menikah bagiku adalah menikah. tidak ada perdebatan dan pertimbangan karena memang tidak ada yang bisa dipertimbangkan dan diperdebatkan semua seakan sudah harus dipaksa seperti itu, mengalir begitu saja. bahkan aku muallaf pun seakan berjalan begitu saja tanpa ada paksaan dan kesadaran dari diri. semua sudah seperti diskenariokan begitu, aku hanya mengikuti arahan sutradara kemana hidupku akan dibawa dan harus menerima ujian begitu saja, sampai aku harus benar - benar masuk dalam peran dan menjiwai dengan begitu nikmat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Siboro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba yang terbaik

Lelah yang kurasakan berganti dengan luapan emosi yang membuncah. Aku sungguh tidak pernah berpikir akan menjadi serumit ini.

Dreeet...dreeert..

Hp kakakku dihubungi lagi.

"Kenapa menjadi ribut dek? apa istrimu tidak ijin samamu?",

Kakakku bertanya pada Aan.

Aku tidak tau apa jawaban Aan pada kakakku.

"Terus mengapa jadi masalah? kan istrimu hanya datang untuk mengunjungi kami?", jawab kakak.

Kakak mendengarkan saja Aan berbicara ditelpon tanpa aku tau apa lagi omongannya.

"Berarti kamu merasa ada yang salah kalau begitu, jika tidak mana mungkin kamu berpikir istrimu tidak bakal balik", ucap kakakku.

Kakakku meminta Aan agar tidak berpikiran yang aneh - aneh, dan menyarankan untuk menghubungi keesokan hari, biar aku dan anakku istirahat dulu.

Telpon pun segera ditutup oleh kakakku.

Kakakku menjadi semakin penasaran, ia sudah tidak percaya jika alasanku datang hanya sekedar berkunjung semata.

" Ada apa sih sebenarnya?", tanya kakakku.

" Gak ada apa - apa ka, aku memang ingin berkunjung saja", jawabku

Namun, kakakku dan suaminya tidak percaya begitu saja. Mereka mulai menginterogasi bahkan mengintimidasi juga.

Aku merasa memang harus kuceritakan kepada kakakku tentang kondisi rumah tanggaku. Agar aku bisa mendapat solusi dan bisa bertukar pikiran.

Kakak dan abang iparku akhirnya mengerti, namun tidak sepenuhnya mempercayaiku. Mereka tidak bisa hanya mendengar sepihak.

"Ya sudah, besok kita bicarakan lagi, sekarang tidurlah...", kata kakakku.

************

Keesokan harinya,

Aku dibangunkan oleh bayiku, aku betul - betul telah tertidur lelap. Bayiku mungkin merasa kegerahan. Aku segera bangkit dan membawa bayiku keluar rumah, menikmati suasana tempat tinggal kakakku.

Ada rasa haru yang menyelinap di dalam hatiku. Aku merasakan ada kebebasan setelah terkurung sekian lama. Perasaan yang membuat aku memiliki harapan baru dan kesempatan hidup yang lebih bermakna.

Masih baru beberapa menit aku menikmati, mendengar suara hp kakakku berdering, seakan merampas semua harapanku.

Benar saja,

Panggilan telepon dari suamiku.

Kakak memberikan hpnya,

"Hallo...", sapaku.

"Bagaimana nyenyak tidurmu?",

nada suamiku terdengar sangat sinis.

"Segeralah pulang, sebelum mama datang",

Kalimat yang sangat menyakitkan hatiku.

"Emang kenapa kalau mama pulang?", tanyaku.

"Jangan membuat masalah makin runyam", jawabnya.

"Runyam bagaimana? apa salah aku mengunjungi saudaraku, trus dari awal kan aku udah izin juga samamu, yang bikin runyam itu kamu...", balasku.

"Sudah cukup! pulang saja, tidak usah bertingkah yang aneh - aneh, semua sudah angkat bicara tentang kepergianmu, jangan sampai kamu mendapatkan kesulitan untuk pulang, selagi masih mudah maka pulang secepatnya!", pungkasnya.

Mendengar kalimat suamiku membuat aku jadi naik darah.

"Aku tidak akan pulang! aku tidak mau terus - terusan hidup dengan suami yang tidak bisa lepas dari bayang mamanya, aku sudah muak hidup dengan pria yang selalu membawa- bawa mamanya dalam kehidupan rumahtangganya, jadi terserahmu dan keluargamu!",

"Oh iya...daripada capek terus- terusan ngadu, rekam aja sekalian omonganku ini, jadi tinggal mutar ulang ke mama. Aku ingin memiliki suami yang bisa memberiku nafkah dari hasil keringatnya, bukan dari hasil meminta ataupun mengadu ke orangtuanya, jadi kamu sudah tau tujuanku yang sebenarnya kan? aku tidak mau pulang!",

"Saya rasa sudah cukup, terlalu lama akan boros pulsa, kasihan mama harus bolak -balik mengisi pulsamu!",

Aku segera mematikan hp.

Kakak yang melihat dan mendengarku menjadi pusing, ia tidak menyangka betapa rumitnya kehidupan rumahtanggaku.

"Ya sudah, mandikan dulu bayimu lalu sarapan, mungkin sebentar lagi kakak akan datang, baru kita bicarakan bagaimana baiknya",

Ucap kakakku.

Aku segera menuju kamar mandi, dan memandikan bayiku.

Setelah itu aku berniat untuk sarapan, namun suara hp kakak berdering kembali, aku segera menuju ruang tamu, namun kakakku menyuruhku tetap melanjutkan sarapanku saja.

kakakku mengangkat telepon.

" haloo...", jawab kakakku.

Aku tidak tau apa yang dibicarakan oleh suamiku. Aku hanya mendengar suara kakakku.

" Lagi sarapan, biarkan dulu ia sarapan ya, biar punya tenaga", sindir kakakku.

Terlihat kakakku hanya manggut - manggut mendengarkan.

" Kamu kan suaminya? harusnya kamu bisa dong memberi jawaban ke keluargamu, masa iya istrimu harus izin satu per satu ke ayah, ke mama trus keseluruh adik - adikmu? intinya kamu tau kan kalau istrimu mengunjungi keluarganya? sudah ijin kan samamu? terus mengapa jadi masalah?", ucap kakakku.

"Istrimu itu hanya ingin menemui kakaknya karena rindu loh....apa tidak bisa?",

Terdengar nada kakakku sudah menahan kekesalan, namun berusaha ia tahan sembari tetap mendengarkan suamiku berbicara, entah mengatakan apa.

"Oalah...kamu khawatir karena mendengar adanya omongan orang yang bilang jika istrimu hanya beralasan saja supaya bisa kabur, gitu?",

Kakakku semakin kelihatan menahan marah.

"Gini ya dek, mengapa kamu khawatir ketika istrimu disangka akan kabur? apa ada masalah rupanya? kakak jadi mikir, berarti ada yang tidak beres dong antara kalian berdua? berarti adikku pun harus kakak tanya ada apa ini? ", sahut kakak lagi.

Entah apa lagi yang dikatakan oleh suamiku, tapi setelah itu kakak terlihat sudah mematikan telepon.

*********

Menjelang siang kakak tertua datang. Kakak keduaku langsung saja membahas semua masalahku tanpa membiarkan kakak tertua untuk bertegur sapa denganku terlebih dahulu.

Kakak tertua, atau biasa aku panggil kak ndut terkejut mendengar penjelasan kakak keduaku, yang biasa kami panggil kak pin.

Kak ndut melihatku seakan meminta penjelasan, aku pun menceritakan semua yang terjadi dalam kehidupan pernikahanku.

Kak ndut masih tidak percaya dengan semua ceritaku, namun Kak pin mencoba menyakinkan kakakku lagi setelah berbicara ditelpon dengan suamiku.

Kak ndut hanya terdiam, tidak bisa berkata - kata.

Sejenak suasana menjadi hening.

Namun...

" Itulah hukuman bagi manusia yang lebih mencintai manusia dibanding Tuhannya",

Tiba - tiba Kak pin menyeletuk.

"Meninggalkan Tuhannya demi cinta buta, terkadang kurasa apapun yang kamu hadapi adalah hukuman atas semua dosa - dosamu agar kamu kembali kejalan yang seharusnya",

Kak pin mulai ceramah.

" Tidak begitu juga...", jawab kak ndut.

"Iya memang begitulah, bukankah kamu sudah berkhianat dengan Tuhanmu?meninggalkan dan berpindah haluan? setiap orang yang berkhianat wajib mendapatkan hukuman?",

Kak pin seperti sengaja menyindir kami karena sudah berpindah agama. Dan hanya dia yang tetap bertahan diantara kami.

"Itu tidak bisa dibilang berkhianat?Islam itu adalah agama yang sebenarnya, orang - orang yang mendapatkan pencerahan atau hidayah pasti akan menempuh cara yang sama, Allah itu Esa, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan",

Kak ndut mencoba memberi pengertian ke Kak pin, namun itu tidak akan bisa menjadi bahasan yang singkat, akan menjadi panjang dan akan berlarut- larut.

Pertentangan pendapat tentang agama ini sudah lama terjadi diantara kakak- kakakku, bahkan sebelum aku menjadi muallaf.

Apalagi sekarang akan menjadi semakin sengit. Perdebatan terus berlanjut sampai sore hari,

Dreeeet....dreeeet....

Aan menelpon lagi, yang membuat perdebatan kakakku terhenti dan mulai fokus pada masalahku lagi.

Kakak menyuruh untuk menerima telepon dan menghidupkan speaker.

"Hallo...", sapaku

"Sudah berangkat?", tanya Aan.

"Berangkat? kemana?", jawabku.

"Pulang kerumah lah...",

Jawab Aan dengan nada ketus.

" Aku tidak akan pulang jika kerumah itu lagi",

"Maksudmu mau pisah, hah?", teriaknya.

"Aku tidak bilang mau pisah, aku hanya bilang jika aku tidak mau kembali ke rumah itu lagi!,"

Jawabku dengan suara keras.

"Apa salahnya dirumah ini ? semua baik dan sayang samamu, apa yang kurang?!",

Suara Aan semakin keras dan kencang. Kasar.

" Banyak salah dan kurangnya, dirumah itu membuat aku tidak memiliki suami dan anakku tidak memiliki ayah, karena rumah itu membuat suami dan ayah anakku tak mempunyai hak dan kewajiban. Rumah itu tidak memberiku ruang selayaknya istri dan ibu...", jawabku.

"Alah....banyak kali cincongmu! bilang saja sudah rencanamu dari lama kan? gak usah cari alasan",

cecar Aan padaku.

"Memang sudah kurencanakan, dengan harapan kamu sadar karena sudah intropeksi dan berubah setelah ini, ternyata tidak!", ucapku.

"Ini yang terakhir kali kuminta samamu, segera pulang! kalau tidak...",

" Kalau tidak apa An?", sela kakakku saat Aan masih bicara.

Aan terdiam begitu mendengar suara Kak ndut.

"Coba kau lanjutkan ucapanmu!",

Kak ndut kesal dan terlihat sangat kecewa.

"Awalnya aku masih tidak mau mempercayai adikku begitu saja, karena aku tidak mau mendengar sepihak, namun setelah mendengarmu bicara aku jadi yakin bahwa adikku sudah mengalami banyak tekanan batin",

"An...kamu itu sudah menjadi suami dan ayah, jadi tolong jangan hanya mau enaknya saja",

Kak ndut menarik nafas panjang, berusaha tetap tenang.

"Jujur saja menerima pernikahan adik kami yang begitu saja kalian buat acara belum bisa sepenuhnya kami terima, ditambah lagi sekarang, aduh...An, tolong pakai hati nuranimu!", ucap kakakku lagi.

Aan diam sama sekali tidak menyahut sedikitpun.

" Kamu tidak mau menjawab ? Kakak sebenarnya tidak mau ikut campur tapi kali ini kakak harus ikut campur, tapi yang bisa kakak lakukan berusaha menutupi masalah ini dari keluarga besar kami, yakni saudara -saudara laki - laki istrimu, jadi tolong selesaikan dengan baik masalah kalian ini. Mama orang batak kan An? coba tanya mama gimana urusannya jika masalahmu dan istrimu sudah sampai di keluarga besar pihak perempuan".

Kakakku seakan berbicara sendiri karena tidak ada jawaban dari sebrang.

" Kakak percaya kamu itu lelaki sejati, artinya kamu tau cara yang terbaik untuk mencari solusi, setidaknya bicara empat mata, tatap muka! kakak pertegas lagi, datang dan jemput istrimu kemari! kamu laki -laki!",

Kak ndut menekan nada bicaranya.

"Untuk saat ini, kakak kira sudah cukup, kamu pikirkan apa yang kakak baru saja bilang",

Kakak langsung mematikan hp.

1
Vie Desta
kayaknya emng gitu kalo kluarga suami ya ampe cucupun di bedakan lucu tp bner ini ceritanya sering dialamin hahah..
Eva Siboro
mohon dukungan like dan komen ya...
Endang Yusiani
alurnya bagussss
Eva Siboro: terimakasih bu
total 1 replies
Eva Siboro
mohon bantuan dukungannya...supaya lebih semangat belajar nulisnya...
Eva Siboro
mohon bantu like dan komennya guys...biar semangat!
Ishi
Keren abis! Thor pasti punya imajinasi yg luar biasa!
Yue Sid
Kyaah, ga sabar buat lanjut!
Eva Siboro: terimakssih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!