Awalnya aku adalah seorang istri yang diperlakukan bagai Ratu. Hingga suatu saat, gelar Ratu itu lengser dariku. Suamiku datang lalu mengenalkan Ratu barunya. Kesedihan tak berhenti sampai disitu, aku terus disalahkan atas kesalahan ratu barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Jhon tersenyum setelah melihat pesan yang baru ia terima. Semua berjalan lancar sejauh ini. Baik urusan pekerjaan, urusan Dargo, dan juga hubungannya bersama Elia yang semakin baik dan mesra. Mungkin cinta yang tumbuh dihati Jhon begitu cepat tumbuh hingga dia sendiri tidak tahu seberapa besar rasa itu sekarang. Entah bagaimana juga hidupnya begitu berwarna semenjak Ive lahir. Dia menjadi tahu bagaimana caranya menidurkan bayi, mengganti popok, menenangkan Ive saat terbangun di malam hari. Padahal beberapa tahun yang lalu dia pernah mengatakan kepada Lusiana agar tidak perlu memiliki anak setelah mereka menikah. Dan yang terjadi sekarang seolah mengubah Jhon yang begitu tidak suka direpotkan terutama tentang adanya bayi.
Jhon meraih photo yang sempat ia abadikan dua puluh hari setelah Ive lahir. Jhon tersenyum melihat gambar dirinya bersama Elia dan Ive yang benar-benar terlihat sempurna. Dia mengusap gambar Elia dan Ive bergantian dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Entah bagaimana dia bisa bahagia seperti ini. Rasanya pasti dia akan menghancurkan dunia kalau ada yang mencoba mengambil Ive dan Elia darinya.
" Jhon? " Panggil Elia setelah membuka pintu kamarnya. Jhon tersenyum lalu mengembalikkan photo itu ke tempatnya.
" Jhon, Ibu meminta mu untuk ikut menjemput Jehan di bandara. " Ucap Elia saat sudah berada di dekat Jhon.
" Aku tahu. Tapi kan masih butuh dua jam lagi. Untuk apa membuang waktu dua jam menunggu di bandara? " Jhon meraih tangan Elia dan membawanya untuk duduk disampingnya.
Elia tak menolak dan mengikutinya.
" Ada apa? "
Jhon memeluk tubuh Elia dari samping, karena posisi mereka tengah duduk berdampingan.
" Hanya ingin mencium aroma tubuh mu. "
Elia menjauhkan tubuhnya dari Jhon. Tentulah dia sangat tahu apa yang akan dilakukan Jhon setelah ini. Tapi dia sangat paham kalau Jhon tidak akan mudah berhenti saat sudah melakukanya. Bisa-bisa jadwal untuk menjemput Jehan menjadi gagal.
" Kenapa kau menjauh? " Tanya Jhon.
" Karena kau kan sangat suka berbohong. Kemarin kau bilang hanya mencium leher, tapi berakhir dengan itu. Semala kau bilang hanya memeluk, tapi lama kelamaan tangan mu kemana-mana dan berakhir dengan itu. " Ujar Elia.
Jhon tersenyum lalu membawa wajah Elia ke dadanya. Memang benar apa yang dikatakan Elia. Tapi mau bagaimana lagi? dia juga begitu ketagihan entah apa alasannya.
" Elia,.. " Panggil Jhon.
" Em? "
" Hari ini Hendrick di kirim ke luar negeri agar mendapatkan perawatan yang baik. "
Elia terdiam. Entah jawaban apa yang harus ia katakan saat ini. Jujur saja, rasanya dia memang tidak tega melihat Hendrick terluka parah seperti itu. Tapi jika dia terlalu fokus dan mengasihaninya terus menerus, takutnya akan menghidupkan lagi rasa cintanya kepada Hendrick.
" Jhon, tidak bisakah jangan membicarakan tentang Hendrick lagi? "
Jhon tersenyum lalu mengangguk. Dia meraih jemari Elia dan membuatnya saling mengait dengan jemarinya. Mungkin dia memang bukan cinta pertama untuk Elia, begitupun sebaliknya. Tapi keyakinan Jhon akan cinta yang ia miliki saat ini, membuatnya merasa bahwa Elia akan menjadi yang terakhir baginya. Entah bagaimana masa depannya bersama Elia dan Ive, tapi Jhon tetap meyakini bahwa dia akan tetap bersama Elia dan anak-anaknya kelak.
" Maaf. Mulai hari ini aku tidak akan membicarakan Hendrick lagi. Terutama saat kita sedang berdua seperti ini. " Elia tersenyum geli melihat Jhon yang semakin berubah dari hari ke hari. Sekarang Jhon lebih sering tersenyum, bahkan dia juga sering tertawa saat bersamanya dan Ive. Dia juga mulai hobi menggoda Elia dengan kata-kata romantisnya.
" Kenapa kau tersenyum seperti itu? " Tanya Jhon yang merasa Elia tengah menghinanya lewat senyuman yang begitu manis dari bibirnya.
" Karena kau sekarang menjadi sangat lucu dan romantis, Jhon. Bahkan saat kau tertidur aku sering memandangi mu dan memastikan apa benar ini kau atau bukan. " Goda Elia.
Jhon menghela nafas lalu menarik tubuh Elia dan langsung memeluknya. Tak sampai di situ, kini Jhon melerai pekukannya dengan tangan kanan yang menahan tengkuk Elia. Tak mau membuang waktu, Jhon tentu saja langsung menyergap bibir indah Elia yang selalu terasa manis baginya. Pada awalnya memang Elia menolak karena takut kebablasan, tapi lama kelamaan Elia justru terbuai dengan ciuman Jhon yang begitu membuatnya hilang akal. Elia sedikit merubah tubuh nya lalu memeluk Jhon dan mengikuti permainan yang dilakukan Jhon kepadanya.
Benar saja, mereka sudah melupakan apa yang seharusnya dilakukan. Setelah kegiatan itu selesai, Elia yang teringat pesan Ibu mertuanya langsung meraih ponsel itu melihat pukul berapa. Dia benar-benar terkejut lalu dengan buru-buru menggoyangkan tubuh Jhon yang tengah berbaring disampingnya.
" Jhon! Jhon! "
" Elia aku tidak tidur. Kenapa cara memanggil mu seperti itu? "
" Bandara, Jhon. " Elia menatap Jhon saat berbicara. Tapi yang ditatap malah beringsut memeluk tubuh polos Elia yang tertutupi selimut tebal.
" Jhon! " Elia menepuk pelan punggung Jhon agar cepat bangkit dan bersiap.
" Biarkan saja Ibu dan Sopir yang berangkat. " Ucap Jhon dan entah bagaimana Ekspresinya karena Elia tidak bisa melihat.
Elia tentulah melongo kesal. Bagaimana dia akan menjelaskan kepada Ibu mertuanya nanti? Waktu untuk bersiap juga sudah tidak banyak lagi, Ibu Sofia pasti sudah menunggunya di bawah.
" Jhon, ayolah. Ibu pasti sudah menunggu. " Elia kembali mengguncangkan tubuh Jhon yang separuh menindihnya.
" Tidak mau! biarkan saja Ibu bersama Sopir. Aku lelah, Elia. "
" Kenapa kau berpura-pura? biasanya kau tidak bilang lelah walaupun sampai pagi. "
Bukanya menjawab, Jhon justru lebih tertarik dengan benda kembar yang ada dihadapannya itu. Tanpa pikir panjang ataupun memikirkan adiknya yang akan datang, Jhon justru lebih memilih untuk fokus kepada Elia yang masih polos tanpa busana.
" Jhon, a aku... " Elia mencoba mengendalikan diri pada awalnya. Tapi Jhon terlalu pintar dalam urusan itu. Akhirnya kembali lah mereka melakukan itu.
Ibu Sofia yang tadinya ingin memanggil Jhon, kini hanya bisa mengurungkan niatnya. Tentu saja dia tidak marah. Walau bagaimanapun Jhon dan Elia adalah pengantin baru yang sedang panas-panasnya. Perlahan Ibu Sofia menjauh dari kamar Jhon dan menghampiri Sopir yang sudah lama menunggu.
Tiga puluh menit Ibu Sofia menunggu Jehan, akhirnya gadis bertubuh tinggi langsing dengan paras cantik itu muncul dengan senyum manis seraya melangkahkan kaki menuju Ibu Sofia.
" Ibu! " Panggilnya.
Ibu Sofia melambaikan tangan dengan mata yang memerah menahan tangis. Sungguh dia sangat merindukan putrinya itu.
" Sayang. " Ibu Sofia langsung memeluk putrinya yang sekarang jauh lebih tinggi darinya. Mereka saling menanyakan kabar lalu kembali saling memeluk untuk melepaskan rindu.
" Kakak dimana, Bu? " Tanya Jehan.
Ibu Sofia nampak berpikir dengan senyum yang terbit di bibirnya. Mau menjelaskan apa kepada anak bungsunya itu? masa dia harus mengatakan kalau kakak nya sedang melakukan itu dengan istrinya.
" Ibu? kenapa diam? "
" Ah? itu, kakak sedang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. "
Jehan tahu benar jika Ibunya tengah berbohong. Karena Ibunya memang tidak bisa berbohong mengenai apapun.
" Ibu berbohong! " Ibu Sofia meringis bingung mau menjelaskan apa pada putrinya.
" Kakak mu sedang mengerjakan sesuatu dengan istrinya. " Akhirnya Ibu memilih untuk mengatakan yang sebenarnya karena tida mungkin berbohong lagi.
" Cih! " Jehan mendengus kesal karena mulai tak di prioritaskan oleh kakak laki-lakinya itu.
TBC
bener bukan anak hendrik
DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA. Terimakasih.