Terjebak BI*Rahi Duda Gila

Indri jelas terkejut mendengar pernyataan Reno yang bicara dengan begitu gamblang dan tiba-tiba di antara semua orang.

Saat Reno berkata begitu, Abizard secara Perlahan menatap wajah Indri, dia tidak bicara apa-apa, wajah laki-laki itu terlihat begitu tenang, tangan kanannya masih memeluk tubuh Indri, laki-laki itu berbisik lembut.

"Aku tidak memaksa keinginan kamu, tapi sebelum meluruskan kegaduhan.."

Abizard berkata sambil menyentuh lembut atas dada Indri.

"Gunakan hati mu untuk menjawab, jangan gunakan logika mu"

Sejenak Indri menatap dalam bola mata laki-laki tersebut, mereka jelas saling beradu pandang untuk beberapa waktu.

Realita nya benar kata Abizard, dalam memutuskan seseorang kadang manusia lupa dengan kata hati nya.

Dia tahu perbandingan ke dua nya.

Kata Hati

Umumnya, hati mengarahkan seseorang untuk lebih berani dalam mengambil risiko. Mungkin selama ini orang tersebut berada dalam zona nyaman, sehingga dengan mendengarkan kata hati, ia bisa melalui perjalanan kehidupan yang lebih bermakna. Sayangnya, kata hati cenderung diabaikan dalam beberapa situasi. Meski tak salah, tapi dengan mengutamakan isi hati, justru seseorang bisa menemukan perbedaan yang luar biasa dalam hidupnya.

Logika

Seseorang yang mengutamakan logika cenderung dianggap lebih rasional dan praktis. Saat dihadapkan oleh masalah, ia akan berusaha memahami kedua sudut pandang yang berbeda, sebelum akhirnya membuat keputusan. Sisi pro dan kontra bagaikan penasehat yang berbeda pendapat sehingga ia akan menelusuri semua opsi sebelum memilih jalan keluar yang paling minim risiko.

Laki-laki itu tampak melebarkan senyumannya.

"Memutuskan untuk mengikuti kata hati atau logika memang menyulitkan namun pada akhirnya keduanya punya tujuan yang sama yaitu membuat dirimu bahagia, cukup buat diri mu bahagia dengan pilihan mu, aku tidak memaksa"

Setelah berkata begitu Abizard secara perlahan melepaskan pelukannya, dia meminta Indri duduk di salah satu kursi makan, tepat berhadapan dengan Meisya.

Sejenak Indri mematung, dia menatap semua orang yang terlihat panik dan ricuh dengan pernyataan Indri.

Semua orang berusaha untuk duduk, namun jelas terlihat gusar dan panik melihat diam nya gadis yang di bawa Abizard.

Kini indri benar-benar berdiri di hadapan dua pilihan rumit, bagaikan putri beauty yang harus berfikir keras antara menyelamatkan ayah nya atau membantu sang pangeran buruk rupa.

Tapi sebaris kalimat Abizard menjadi sesuatu yang menyentuh hatinya.

Cukup buat diri mu bahagia.

Sangat sederhana, tapi penuh makna.

Dia baru akan angkat bicara, tapi tiba-tiba Mama Reno berkata.

"Aku cukup tidak percaya, gadis miskin seperti dia bisa menggoda dua laki-laki sekaligus, bahkan dia memilih putra ku untuk dia gunakan dalam misi menjadi orang kaya"

Sebaris kalimat itu seketika mengejutkan pemikiran Indri.

Dia mengurungkan perkataan nya.

Khayalan lama nya menikah dengan laki-laki yang dia cinta, tapi realita nya dia seketika tersadar, cinta saja tidak cukup untuk membuat seseorang bahagia.

Sejauh ini siapa yang paling membenci nya didalam hubungan mereka?.

Mama Reno.

Kata nya surga anak di bawa telapak kaki ibu, sedangkan surga yang seorang istri kejar adalah ridho suami nya.

Dan dia tidak melihat surga sama sekali disana.

"Aku memang mengenal Reno jauh sebelum Abizard, tapi aku fikir Anita paling tahu bagaimana hubungan kami"

Ucap Indri memecah keadaan.

Gadis itu menoleh ke arah Anita sambil melebarkan senyuman.

Dia tidak tahu apa yang ada di fikiran Anita dan apa hubungan Anita di antara semua orang, tapi yang jelas dia ingin tahu bagaimana reaksi perempuan itu saat mendengar ucapan nya.

"Maaf?"

Anita jelas terkejut mendengar pernyataan Indri yang tertuju kearah nya secara tiba-tiba.

"Aku tidak pernah meneruskan sebuah hubungan yang terselip pengkhianatan"

Lanjut Indri lantas membuang pandangannya.

Seluruh orang mengerutkan keningnya, kata pengkhianatan seolah-olah menjadi racun mengerikan dirumah ini menurut Indri, bisa dilihat bagaimana mama Reno terdiam mendengar kata pengkhianatan.

Reno dan Anita menelan salivanya.