7
Bara Alfano Dirgantara. Laki laki tampan dengan ke-narsisan tingkat tinggi. Ia adalah seorang pengusaha muda pemilik perusahaan Dirg'Corp. Memiliki wajah tampan, merupakan anugerah terbesar yang ia miliki, karena dengan wajah tampannya ia bisa merasakan dicintai oleh banyak wanita di sekelilingnya.
Tapi hal itu ternyata tidak berlaku bagi Aylin, karena bagi Aylin, Bara adalah sosok laki laki paling menyebalkan yang pernah ia temui. Namun pertemuan antara Bara dengan Karin, putri dari Aylin. Membuat Karin merindukan kehadiran ayah yang tidak pernah ia temui selama ini. Lalu akankah permintaan Karin tentang kehadiran sosok Ayah akan Aylin kabulkan dengan menerima Bara sebagai suaminya? Ikuti kisahnya
Jangan lupa dukungannya, dan jangan lupa follow instagram aku @Ratu_jagad_02
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Tubuh Aylin menegang saat merasakan pelukan pada tubuhnya. Ia sangat mengenali suara ini, ini adalah suara Bara. Ia membalik tubuhnya dan mendapati wajah Bara yang terlihat menatap wanita di hadapannya dengan tatapan datar
"Apa kau baik baik saja?" tanya Bara, membuat Aylin hanya mampu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang Bara lontarkan. Pandangan Bara kemudian kembali menatap wanita yang baru saja membentak Aylin "Seberapa mahal harga sepatumu itu sehingga kau berani merendahkan calon istriku?" tanya Bara dingin
Wanita itu diam, ia menatap wajah Bara seakan tak menyangka jika ia akan bertemu dengan Bara hari ini. Ya, setelah sekian lama, akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan Bara. Namun hal lain yang membuatnya terkejut adalah, Bara mengatakan bahwa pelayan wanita dihadapannya ini adalah calon istri dari Bara. Lelucon macam apa ini?
"Bara..." wanita itu berusaha maju untuk menggapai tangan Bara. Namun Bara menarik Aylin untuk mundur dan menghindar dari wanita tersebut
"Kau memang tidak pernah berubah ternyata. Kemarin aku masih bisa memaafkanmu, tapi kali ini kau sudah melewati batasanmu. Maka jangan salahkan aku kalau kau akan menyesal setelah melakukan ini pada calon istriku" ucap Bara tegas "Max..." panggil Bara
"Saya Bos"
"Lakukan apa yang aku perintahkan"
Max mengangguk dan mengeluarkan ponselnya. Lalu dengan sekali swipe, ia sudah mampu menunjukkan senyum smirk-nya. Ia kemudian menunjukkan layar ponselnya kepada Bara membuat Bara mengangguk dan tersenyum puas
"Nikmati kehancuranmu" ucap Bara pada wanita itu
Bara langsung membawa Aylin menjauh, dan mendudukkan Aylin di salah satu meja yang ada di sana. Sedangkan wanita yang tadi membentak Aylin, wanita itu tampak masih shock dengan apa yang terjadi di hadapannya, dimana Bara membela seorang wanita dan mengatakan bahwa wanita tersebut adalah calon istri dari Bara. Dering ponsel wanita itu membuatnya tersadar dan dengan segera mengangkat panggilan
"Halo..."
"Pulang sekarang, perusahaan Ayahmu bangkrut dan kita harus segera melarikan diri, atau kita akan dipenjarakan bersama sama karena Ayahmu tidak bisa menutupi hutang perusahaan!"
Tut
Wajah wanita itu terlihat pucat pasi. Ia yakin apa yang terjadi pada perusahaan Ayahnya hari ini adalah hasil dari perbuatan tangan dingin asisten Bara. Ya, Max adalah laki laki dingin yang benar benar patuh pada Tuannya, dan ini pasti ulah perbuatannya tadi. Tidak ingin terlalu membuang waktu, wanita itu segera meraih tas-nya, dan segera pergi dari caffe tersebut
Kembali ke Bara dan Aylin. Bara tengah membantu Aylin untuk meminum air putih yang tadi ia minta pada pelayan caffe. Kini Aylin juga sudah tampak tenang, wajahnya sudah tidak lagi menunjukkan ketegangan seperti semula
"Are you okay?" tanya Bara
"Aku baik baik saja. Terima kasih atas bantuanmu"
"Segalanya untukmu" ucap Bara. Jika biasanya Aylin akan marah atau setidaknya kesal mendengar ucapan Bara yang selalu menganggapnya spesial, maka kali ini sebisa mungkin Aylin menahan kekesalannya, sebab bagaimanapun Bara sudah membantunya tadi
"Siapa wanita itu tadi, kenapa dia mengenalmu?" tanya Aylin penasaran
"Mantan pacarku waktu kuliah, dan aku memutus hubungan dengannya karena dia bukan wanita yang baik"
"Oh..." Aylin mengangguk mengerti mendengar jawaban Bara. Ia kemudian teringat dengan putrinya, seharusnya saat ini ia sudah menjemput putrinya. Namun insiden tak terduga tadi membuat waktunya tersita "Bara, bisakah aku meminta bantuanmu?"
"Of course, apa yang bisa aku bantu? Apa menikahimu?"
"Bara tolong jangan main main denganku, aku serius" kesal Aylin
"Aku juga serius Ay, kalau kau ingin aku menikahimu, maka aku akan menikahimu sekarang juga"
Max yang sejak tadi berada dibelakang Bara terlihat mendengus kesal saat mendengar atasannya yang berusaha menggoda Aylin disaat yang tidak tepat. Sedangkan Aylin, sama hal-nya dengan Max, Aylin juga terlihat cukup kesal pada Bara karena Bara membahas masalah pernikahan sementara ia ingin berbicara hal yang lain
"Ehem..." terdengar suara Max berdehem "Maaf Nona, apakah ada yang bisa Bos saya lakukan untuk membantu anda?" tanya Max, sebab ia sudah terlanjur kesal dengan atasannya yang tidak peka bahwa saat ini Aylin benar benar serius untuk meminta tolong
"Iya, bisakah kalian membantuku untuk menjemput Karin? Biasanya aku akan menjemputnya saat jam makan siang, tapi sekarang jam makan siangku sudah habis, dan aku tidak bisa kemana mana" ucap Aylin
Max berjalan mendekati Bara dan berbisik. Seketika itu juga senyum senang terbit di sudut bibir Bara. Ia mengangguk dengan pasti sebagai jawaban atas apa yang barusaja Max bisikkan
"Segera urus semuanya Max"
"Baik Bos"
