Hidup seorang Aellyn Kiran Cayle ( 20 ) selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ia selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari keluarganya. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup bergelimang harta.
Namun, kehidupan Aellyn yang sangat nikmat itu harus berakhir karena kebodohannya yang selalu mempercayai semua kata-kata dusta dari sahabat dan juga kekasihnya.
Hidup Aellyn hancur sehancur-hancurnya, apalagi saat dua manusia biadab itu mengakui perselingkuhan mereka.
Dan pada hari itu juga, dua manusia biadab yang sangat ia percayai itu benar-benar mengakhiri hidupnya dengan memisahkan jiwa dari raganya.
Semua nya terasa seperti mimpi, sampai Aellyn tiba-tiba terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa tidak asing baginya.
Dan Aellyn lebih terkejut lagi saat ia melihat kalender yang menunjukkan bahwa ia berada di tahun 2023, 8 tahun yang lalu, saat kehancuran hidupnya di mulai.
"Ternyata tuhan cukup berbaik hati memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam kepada kalian."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Video tak senonoh itu menyebar dengan cepat dan langsung menjadi trending topik di kalangan mahasiswa Victoria University.
Dari anak fakultas Seni, Kedokteran, Ekonomi, Hukum bahkan sampai anak Teknik mesin pun mulai membicarakan hal ini.
Bukan hanya di kalangan mahasiswa, tapi di kalangan para dosen pun Video itu telah menjadi perbincangan panas.
Setiap kali Rara melangkahkan kakinya, ia pasti akan selalu mendapat tatapan jijik dan hina dari setiap orang yang ditemuinya, entah itu kakak tingkat ataupun adik tingkatnya.
"Menuduh orang lain sebagai sugar baby, tapi ternyata malah dirinya sendiri yang jadi sugar baby," sindir salah seorang kakak tingkat.
Rara mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia tentu tau siapa orang yang telah menyebarkan videonya itu, dan ia bersumpah bahwa ia akan membalas semua ini secepatnya!
Si-alan, darimana gadis pecundang itu mendapatkan videoku?!
...***...
Gadis cantik berponi itu memakan buah apel di tangannya dengan santai sambil memperhatikan sosok gadis lain yang terlihat berjalan cepat menjauhi keramaian yang menyerbunya tanpa ampun.
Kekehan pelan mengalun dari bibir plum Aellyn saat menyadari bagaimana kasihannya gadis itu.
"Lihatlah, tadi pagi dia masih bersikap seperti gadis yang tertindas dan memfitnahku, lalu sekarang?"
"Ckckck," Aellyn menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Dia benar-benar menjadi gadis yang tertindas," ucapnya dengan raut wajah kasihan. Tapi, tak lama setelahnya Aellyn langsung tertawa puas.
Ia sangat senang melihat Rara menderita. Ia senang saat dirinya berhasil membuat gadis itu merasakan apa yang ia rasakan dulu.
Senyuman miring Aellyn kembali terbit saat melihat sebuah kejadian yang sungguh menarik dan membuat perutnya terasa tergelitik.
...***...
"Sean, percayalah. Aku tidak pernah melakukan itu, video itu hanya editan yang dibuat untuk menjatuhkanku." Rara menggenggam erat tangan laki-laki yang masih berstatus sebagai kekasihnya, memohon sambil menangis supaya laki-laki itu luluh padanya.
Tapi tidak sesuai harapan, sosok itu malah menampar dirinya dengan keras di tengah lapangan, dihadapan begitu banyak orang.
PLAK,,,
Pupil gadis itu membesar, ia sungguh tak percaya dengan apa yang kekasihnya itu lakukan padanya.
"Pantas saja kamu mudah sekali memberikan tubuhmu padaku. Ternyata selama ini aku bukanlah satu-satunya?!" ucap Sean dengan suara lantang.
Laki-laki bodoh ini, apa yang dia lakukan?! Si-al, dia malah membuatku terlihat semakin buruk di hadapan semua orang!
Rara menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, kamu salah paham!" Gadis itu kembali meraih tangan Sean namun dihempaskan begitu saja oleh sang empunya.
Si-al, aku tidak bisa kehilangan laki-laki bodoh ini. Aku masih membutuhkan hartanya!
Rara kembali berusaha meraih tangan Sean, namun lagi-lagi di tepis kasar oleh laki-laki tampan itu.
"Kamu harus mempercayaiku, aku ini kekasihmu. Mana mungkin aku melakukan itu padamu?!" Rara memasang wajah yang terlihat sangat menyedihkan guna menarik simpati orang-orang.
Sean terkekeh sinis sambil menatap Rara yang kini berlutut dihadapannya. "Mengkhianati sahabat yang sudah membantumu ketika susah saja kamu bisa, apalagi aku yang hanya kamu jadikan sebagai salah satu pelangganmu."
Ucapan itu jelas menohok Rara dengan telak, perempuan itu tak bisa berkutik lagi.
"Mulai hari ini, kamu bukanlah pacarku dan begitupun sebaliknya. Hubungan kita selesai!"
Lagi-lagi pupil gelap gadis itu membulat karena ucapan Sean. Tidak, aku tidak bisa kehilangan laki-laki ini!
"Tidak, aku mohon maafkan aku. Sean, SEAN!" Percuma saja, mau bagaimanapun Rara memohon, Sean tidak akan peduli karena keputusannya sudah bulat. Lagipula, sekarang Sean sudah mengerti, ternyata ia adalah orang bodoh yang telah membuang sebuah berlian hanya untuk sebongkah sampah tak berharga.
Sean tau, mungkin sudah telat jika ia menyadarinya sekarang. Tapi, bukanlah lebih baik telat daripada tidak sama sekali?
...***...
Aellyn duduk di tempat tunggu bersama beberapa mahasiswa lain yang sedang menunggu jemputan mereka.
Gadis cantik dengan poni yang menutupi dahinya itu terlihat acuh tak acuh saat orang-orang munafik yang ada di sana mulai mengajaknya bicara sambil mengatakan hal-hal buruk tentang Rara.
"Aku tidak menyangka jika Rara sampai setega itu menuduhmu yang tidak-tidak. Tapi untungnya, kedoknya langsung terbongkar hari ini, jadi masalahnya tidak membesar," ucap seorang gadis cantik berkulit putih yang Aellyn ketahui sebagai kakak tingkatnya yang merupakan teman dekat Rara. Entah mereka masih berteman atau tidak sekarang, Aellyn tidak peduli.
Tidak mendapatkan balasan dari sang lawan bicara, gadis itupun kembali berucap. "Aku sebelumnya benar-benar buta karena memihak padanya."
Ya, kamu memang buta dan sangat bodoh! Aellyn ingin sekali meneriakkan kalimat itu di depan wajah sang kakak tingkat lalu tertawa keras, namun sayangnya ia tidak bisa melakukan itu karena Aellyn harus menjaga imagenya.
Kembali di abaikan, gadis blasteran Kanada itupun kembali berucap. "Seharusnya aku tau bahwa kamu adalah gadis baik-baik, seharusnya saat itu aku membelamu dan_" ucapan gadis itu terpotong saat Aellyn tiba-tiba membuka suara. "Bisakah kamu berhenti melakukan?!"
Gadis cantik bernama lengkap Emberlyn Margaretha itu mengerutkan keningnya, tak mengerti apa yang Aellyn maksud.
"Berhenti bersikap munafik. Berhenti berpura-pura menjadi orang baik setelah salah satu rekan kriminal-mu tertangkap. Kamu hanya takut kalau aku juga membongkar rahasiamu kan?"
Emberlyn yang merasa terpojok pun langsung melangkah mundur saat Aellyn tiba-tiba menatap dengan tajam lalu melangkah maju dengan perlahan.
"A_apa yang kamu katakan? Jangan bercanda." Gadis itu tertawa hambar, berharap bahwa Aellyn akan melepaskannya walaupun nyatanya semua itu sia-sia.
Aellyn semakin maju dan Emberlyn semakin mundur hingga tubuhnya belakangnya menabrak dinding.
Emberlyn menahan nafasnya saat Aellyn sudah berdiri tepat di depannya dengan tatapan yang luar biasa mengintimidasi.
Si-al, bukankah dia hanya gadis penakut yang dulu selalu menundukkan kepalanya saat berpapasan denganku?! Kenapa dia menjadi seberani ini?!
Sungguh si-al, padahal niatnya tadi Emberlyn ingin mengambil simpati Aellyn lalu mengajak gadis itu berteman dan memanfaatkannya sesuka hati.
"Aell, sedang menunggu jemputan?"
Aellyn segera menoleh saat mendengar namanya disebut. Kening gadis itu berkerut saat melihat siapa yang ada di dalam mobil kuning yang kini berhenti di depan ruang tunggu.
"Ayo, aku akan mengantarkan kamu pulang," ucap Sean dengan senyuman lebar yang amat sangat menawan.
Salah satu alis Aellyn terangkat, menatap Sean dengan tatapan heran. "Orang gila mana yang akan mau masuk ke dalam mobilmu?" ucapnya dingin tak berperasaan.
"Memangnya kenapa?" tanya laki-laki tampan itu dengan dahi yang berkerut.
"Tidak, hanya saja, menurutku kendaraan yang dikemudikan oleh hewan liar tidak aman untuk ditumpangi." Jawaban Aellyn itu jelas menohok Sean hingga ke ulu hati, namun laki-laki itu tetap tidak menyerah.
"Kali ini saja, aku mohon, biarkan aku mengantarkanmu pulang."
Aellyn hendak menjawab, namun sebuah mobil yang tiba-tiba datang membuat Aellyn mengurungkan niatnya.
Gadis itu bergegas menghampiri mobil LaFerrari Aperta hitam milik sang suami lalu masuk ke dalamnya tanpa memperdulikan Sean yang masih berusaha membujuknya untuk diantarkan pulang.
...•Bersambung•...