Davina mempunyai kekasih dan sahabat namun dengan teganya mereka bekerja sama menjual dirinya. Davina pun melakukan cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Namun siapa sangka pria tersebut ternyata seorang Ketua Mafia sekaligus seorang psycophath pembunuh berdarah dingin dan anti wanita.
Enam tahun kemudian mereka dipertemukan kembali dengan suasana yang berbeda di mana Davina bersama ke tiga anak kembarnya hasil dari cinta satu malam bersama pria asing tersebut.
Bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Ikuti yuk novelku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yakasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Dengan ke tiga cucunya
"Brengs**k, dasar wanita murahan! Berani menamparku!" Teriak gadis tersebut dengan nada setengah oktaf dan bersiap membalas Mommy Davina dengan cara menamparnya.
Grep
Daddy Aberto yang tahu gadis itu akan menampar orang yang dicintainya langsung menahan tangan gadis itu.
"Sudah aku bilang, jangan sentuh calon istriku!" ucap Daddy Aberto dengan menekan kata calon istri dan dengan nada dingin.
"Apa calon istri? Apa kamu tahu siapa ayah dari ke tiga anak haram wanita murahan itu?" tanya gadis itu dengan nada menghina sambil melirik ke arah Mommy Davina yang sedang menahan amarahnya.
Plak
"Tutup mulutmu, ke tiga anak kembar itu adalah anak kami!" ucap Daddy Aberto dengan nada satu oktaf sambil menggenggam tangan Mommy Davina dengan tangan kirinya karena tangan kanannya menampar pipi gadis tersebut.
"Pengawal!" teriak Daddy Aberto.
Para bodyguard yang di panggil langsung berjalan dengan langkah cepat ke arah mereka.
"Usir wanita murahan ini." ucap Daddy Aberto
"Baik tuan." Jawab ke enam bodyguard serempak.
"Hei, jangan sembarangan mengusirku! Kalian tidak tahu siapa aku?" Tanya gadis itu dengan nada satu oktaf sambil berusaha melepaskan tangannya.
Ketika orang tuanya ingin berbicara tiba - tiba ponselnya berdering membuat ayah dari gadis tersebut mengambil ponselnya dari saku jasnya dan melihat asistennya menghubungi dirinya. Pria paruh baya tersebut menggeser tombol berwarna hijau kemudian menempelkannya di telinganya.
("Ada apa?" Tanya pria paruh baya tersebut dengan nada kesal).
("Maaf Tuan, pe ... perusahaan kita terancam gulung tikar." Jawab asisten setianya dengan nada gugup sekaligus panik dalam waktu bersamaan).
("Apa? Bagaimana bisa?' Tanya pria paruh baya tersebut dengan wajah terkejut).
("Katanya Tuan sudah menyinggung putrinya karena itulah memutuskan kerjasama yang sudah di bina selama bertahun - tahun." Jawab asisten setianya).
("Aku tidak pernah menyinggung putrinya? Memang siapa putrinya?' Tanya pria paruh baya tersebut penasaran).
("Nona Davina yang berada di depan Tuan." Jawab asisten setianya sambil berjalan ke arah pria paruh baya).
"Dia?' Tanya pria paruh baya sambil menunjuk ke arah Mommy Davina.
"Benar Tuan, Nona Davina adalah putri dari pasangan Tuan William dengan Nyonya Angelica." Jawab asisten setianya.
Pria paruh baya tersebut sangat terkejut dan tiba - tiba dadanya terasa sangat sesak membuat pria paruh baya memegangi dadanya.
"Akhhhhh .... Dadaku sakit." Ucap pria paruh baya tersebut berteriak kesakitan.
" Daddy, Aberto dan menantu kesayangan Mommy. Lebih baik kita pergi saja dari sini." ucap Nyonya Abertos sambil membalikkan badannya.
Orang tua Daddy Aberto sama sekali tidak perduli dengan sahabat lamanya sekaligus rekan bisnisnya karena sudah tega mengatakan ke tiga cucunya yang baru ditemuinya di sebut anak haram.
"Baik mom." Jawab mereka serempak sambil membalikkan badannya.
Mereka berempat berjalan meninggalkan area parkir sedangkan ke enam bodyguard menjadikan tamengnya agar Tuan Abertos, Nyonya Abertos, Mommy Davina dan Daddy Aberto masuk ke dalam mobil tanpa ada orang yang menyakitinya.
"Kak Aberto, Daddy tidak sadarkan diri!" teriak gadis tersebut yang melihat Daddy Aberto pergi.
"Urus saja sendiri!" teriak Daddy Aberto yang sama sekali tidak perduli.
"Kasihan lebih baik kak Aberto membantunya." ucap Mommy Davina yang tidak tega dengan wanita tersebut.
"Dia sudah terlalu jahat jadi terimalah hukumannya." jawab Daddy Aberto.
Mommy Davina yang ingin bicara tiba - tiba terdengar suara yang membuat dirinya tidak jadi bicara.
"Hei wanita ular akan ku balas rasa sakitku ini! Dasar ke tiga anakmu anak haram!" teriak gadis itu dengan nada mengancam dan menatap punggung Mommy Davina dengan tatapan kebencian teramat sangat. Daddy Aberto menghentikan langkahnya kemudian membalikkan badannya dan berjalan ke arah gadis tersebut.
"Jika sedikit saja menyentuh ataupun menyakiti calon istriku maka kamu akan mendapatkan sepuluh kali lipat hukuman dariku dan berakhir dengan kematian." ucap Daddy Aberto dengan nada mengacam.
"Sekali lagi kamu menghina ke tiga anak kembarku maka aku tidak segan - segan merobek mulutmu." ucap Daddy Aberto sambil menatap tajam.
Selesai mengatakan hal itu Daddy Aberto membalikkan badannya kemudian berjalan ke arah Mommy Davina. Daddy Aberto memeluk Mommy Davina dengan posesif kemudian mereka berjalan hingga mereka masuk ke dalam mobil. Mommy Davina duduk di kursi belakang pengemudi dan diikuti oleh Daddy Aberto.
Daddy Aberto sangat takut jika orang yang dicintainya pergi lagi sedangkan Mommy Davina hanya diam karena dirinya berusaha menetralkan emosinya karena dirinya sangat marah mendengar ucapan gadis itu yang menghina ke tiga anak kembarnya.
Daddy Aberto yang mengerti langsung memeluk Mommy Davina dari arah samping kemudian mengusap bahunya dengan lembut.
"Sudah, jangan cemberut nanti nanti cantiknya hilang." ucap Daddy Aberto berusaha agar Mommy Davina tidak marah.
" Hiks... hiks... aku masih kesal.. Aku jadi ingat dulu, waktu ketiga anak kembar kita menangis karena di hina oleh teman - temannya karena tidak tahu siapa daddynya." ucap Mommy Davina sambil membalas pelukan Daddy Aberto kemudian menangis di dada bidang Daddy Aberto.
"Maafkan Daddy, Daddy berjanji mulai sekarang dan seterusnya tidak ada lagi yang akan menghinamu ataupun menghina ke tiga anak kembar kita." Ucap Daddy Aberto sambil mengusap punggung Mommy Davina agar mengurangi kesedihan.
Curahan hati Mommy Davina membuat Daddy Aberto menahan kesedihan dan marah dalam waktu bersamaan begitu pula dengan ke dua orang tua Daddy Aberto. Kesedihan karena dirinya yang tidak bisa menahan ha x srat x nya sehingga Mommy Davina menderita dan marah karena akibat ulah dirinya Mommy Davina dan ke tiga anaknya menderita karena di hina oleh orang lain.
Sedangkan kedua orang tuanya sedih karena sebagai orang tuanya tidak tahu kalau Mommy Davina dan ke tiga cucunya menderita dan marah karena Mereka di hina membuat orang tua Daddy Aberto berjanji untuk melindungi Mommy Davina dan ke tiga cucu kembarnya.
"Bagaimana kalau minggu ini kita menikah?" tanya Daddy Aberto yang tidak ingin Mommy Davina menderita sedangkan ke tiga putranya tidak lagi di hina.
"Aku ingin kak Aberto mengurus gadis itu karena aku tidak ingin ketika kita menikah dia menyakiti ke tiga anak kita." ucap Mommy Davina yang sudah sangat lelah jika ke tiga putranya di hina.
Mommy Davina tidak pernah mengatakan ke keluarga besarnya karena dirinya tidak ingin menjadi beban keluarganya mengingat dirinya sudah membuat malu keluarga besarnya di mana dirinya hamil sebelum menikah.
"Ketika pertama kali aku mengambil mahkota berharga milikmu, aku berjanji untuk menikah denganmu dan sampai sekarang janjiku akan aku tepati. Mengenai gadis itu, sebenarnya orang tuaku mendesakku untuk menikah hingga mommyku sakit terpaksa aku mau menerima perjodohan. Kamu bisa lihat bukan aku selalu membelamu di depan gadis itu." ucap Daddy Aberto.
"Apa yang dikatakan putraku benar dan maafkan Mommy karena sudah membuatmu terluka." Sambung Nyonya Abertos.
"Mommy tidak perlu meminta maaf karena Mommy tidak salah tapi Aku mohon berikan aku waktu untuk berpikir." mohon Mommy Davina.
"Baiklah aku akan selalu menunggu mu dengan sabar." ucap Daddy Aberto pasrah.
Tidak berapa lama merekapun sudah sampai di rumah sakit, Tuan Abertos menghentikan mobilnya tepat di depan rumah sakit kemudian keluar dari mobil begitu pula dengan Nyonya Abertos yang duduk di samping pengemudi ikut keluar.
Mommy Davina dan Daddy Aberto ikut keluar dari mobil kemudian menutup pintu mobil dengan rapat. Mereka berjalan ke arah lobby rumah sakit namun sebelumnya Tuan Abertos memberikan kunci mobil ke salah satu anak buah milik Daddy Aberto yang baru saja memarkirkan mobilnya.
Singkat cerita kini mereka sudah sampai di ruang UGD bertepatan pintu ugd terbuka dan mereka melihat dua perawat mendorong brankar di mana Dave sedang berbaring dan tangannya ada selang infus.
Dua perawat itu mendorong brangkar tersebut menuju ke ruang perawatan VVIP di mana ke dua anak kembar genius sedang istirahat. Orang tua Daddy Aberto, Daddy Aberto dan Mommy Davina mengikuti perawat tersebut menuju ke ruang perawatan VVIP.
"Lho Daven dan David kemana?" Tanya Mommy Davina yang tidak melihat ke dua anak kembarnya tidur di ranjang dengan wajah panik.
"Daddy akan tanya sama anak buah Daddy." Jawab Daddy Aberto sambil berjalan keluar dan diikuti Mommy Davina.
"Aku ikut." Ucap Mommy Davina.
Daddy Aberto hanya menganggukkan kepalanya hingga akhirnya mereka berada di luar pintu dan melihat dua orang bodyguard berjaga.
"Ke dua putra kembarku kemana?" Tanya Daddy Aberto.
"Maaf Tuan, di bawa sama tuan Hendrik ke kantin." Jawab salah satu anak buahnya.
"Kenapa tidak menghubungiku?" Tanya Daddy Aberto dengan nada kesal.
"Maaf Tuan, ponsel milik Tuan Hendrik lowbat karena itulah tidak bisa menghubungi Tuan." Jawab bodyguard tersebut.
Daddy Aberto langsung membalikkan badannya sedangkan Mommy Davina mengucapkan terima kasih lalu membalikan badannya dan masuk ke dalam ruang perawatan.
"Bagaimana?" Tanya Nyonya Abertos yang sangat kuatir degngan keadaan Daven dan David begitu pula dengan Tuan Abertos.
"Pergi bersama Hendrik ke kantin." Jawab Daddy Aberto.
"Syukurlah." Jawab Nyonya Abertos.
"Mommy silahkan duduk di kursi." ucap Mommy Davina dengan nada lembut.
"Terima kasih sayang." Jawab Nyonya Abertos sambil duduk di kursi dekat ranjang.
Daddy Aberto mengambil kursi satu lagi untuk calon istrinya sedangkan ke dua orang tua Daddy Aberto melihat banyak perubahan pada putra sulungnya membuat ke dua orang tuanya sangat bahagia.
"Sayang, ayo duduk." ucap Daddy Aberto sambil tersenyum.
"Terima kasih kak Aberto." ucap Mommy Davina sambil tersenyum malu kemudian duduk di kursi.
"Sama - sama sayang." Jawab Daddy Aberto yang masih tersenyum hingga dirinya melihat putra sulungnya perlahan membuka matanya.
"Mommy, Daddy, oma dan opa." Panggil Dave lirih sambil memaksakan dirinya tersenyum.
"Kak Dave istirahat dulu ya? biar cepat sembuh." ucap Mommy Davina dengan nada lembut.
"Baik Mommy." Jawab Dave patuh.
Daddy Aberto tersenyum sambil mengusap rambut putra sulungnya dengan lembut sedangkan Dave menatap Daddy Aberto dan Mommy Davina secara bergantian.
"Mommy, Dave ingin minum tapi Dave ingin di bantu sama Daddy. Maukah Daddy membantuku memberikan minum?" tanya Dave sambil menatap Daddy Aberto dengan tatapan sendu dan penuh harap.
"Tentu saja sayang, Daddy akan melakukan apapun untuk kalian bertiga." ucap Daddy Aberto sambil tersenyum dan mengambil gelas berisi air mineral yang sudah ada sedotan dan diberikan ke putra sulungnya.
Dave tersenyum dan meminum minuman dengan menggunakan sedotan hingga habis tidak tersisa. Daddy Aberto mengusap bibir Dave dengan menggunakan ke dua tangannya tanpa ada rasa jijik sedikitpun kemudian menyelimuti tubuh putranya dengan selimut hingga ke dada Dave.
"Daddy, bolehkah aku tidur di peluk daddy?" tanya Dave dengan menampilkan puppy eyes yang menjadi andalannya.
"Tentu saja sayang, daddy akan menemanimu tidur." ucapDaddy Aberto sambil naik ke ranjang kemudian berbaring di sisi ranjang lalu memeluk putra sulungnya.
Ceklek
Tiba- tiba pintu terbuka dengan lebar kemudian datang dua anak kembar siapa lagi kalau bukan Daven dan David bersama asisten setianya.
"Daddy!!" teriak Daven dan David bersamaan sambil berjalan ke arah Daddy Aberto.
"Ada apa sayang? Kalian habis pergi kemana?" tanya Daddy Aberto sambil duduk di ranjang.
Daddy Aberto pura - pura tidak tahu karena sebenarnya dirinya sudah dapat informasi dari salah satu bodyguardnya.
"Tadi kami bermimpi Daddy meninggalkan kami lalu pas bangun hanya ada paman Hendrik dan Paman Hendrik mengajak kami ke kantin." Jawab Daven menjelaskan panjang lebar.
"Daddy, kami juga ingin di peluk." Ucap David dengan nada memohon.
"Sama opa saja ya? Karena Daddy kalian kan sedang menjaga kakak kalian yang sedang sakit." bujuk Tuan Abertos sambil berjalan ke arah ke dua cucu kembarnya.
"Baik opa." Jawab Daven dan David serempak.
Tuan Abertos pun dengan senang hati menggendong ke dua cucu kesayangannya, kemudian Tuan Abertos berjalan ke arah ranjang khusus untuk menunggu pasien. Daven dan David berbaring di ranjang di mana Tuan Abertos berada di tengah - tengah mereka. Daven dan David memeluk Tuan Abertos dan tidak membutuhkan waktu lama Daven dan David sudah tertidur dengan pulas.
"Maaf Tuan besar, Nyonya Besar, Tuan Muda dan Nyonya muda, saya menunggu di luar." Pamit Hendrik.
Mereka hanya menganggukkan kepalanya kemudian Hendrik pergi meninggalkan ruang perawatan tersebut.
"Daddy, mommy ingin berbicara dengan Mommy Davina." bisik Nyonya Abertos.
"Baik mommy." Jawab Tuan Abertos.
"Davina, kita keluar sebentar ada yang ingin mommy bicarakan." Ucap Nyonya Abertos.
"Baik mommy." Jawab Mommy Davina dengan jantung berdebar karena dirinya sangat takut jika ke dua orang tuanya Daddy Aberto tidak menyetujui hubungannya dan mengambil ke tiga anak kembarnya.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu Up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :