21+
Pernikahan yang dianggapnya sempurna telah ternoda dengan pengkhianatan , membuat Yuda seakan mati rasa dan tak percaya lagi dengan yang namanya cinta .
Tapi ...demi sang buah hati yang begitu merindukan sosok seorang ibu , ia rela melakukan apapun , bahkan untuk membuat perjanjian pernikahan dengan seorang wanita yang baru dikenalnya .
Apa ia bisa menerima orang yang baru dikenalnya untuk menjadi ibu baru anaknya ?
Atau ia akan mempertahankan cintanya hanya untuk seseorang yang pernah sangat menyakitinya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon difadipho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Setelah mengeringkan rambutnya , ia menaruh handuk di gantungan yang ada di depan kamar mandi , lalu duduk di ruang makan .
Luna keluar dari dapur sambil membawa secangkir teh jahe dan langsung menaruh di meja makan .
Arya langsung meminum nya selagi hangat .
Luna berjalan ke ruang tamu ,Karina menatapnya heran .
" Loh Arya nya kemana ?" Tanyanya melihat Luna hanya sendirian .
" Di meja makan Bu , sedang minum teh ."
Karina mengangguk .
Tak lama Arya menyusul ke depan dan langsung duduk di samping Mamanya .
" Ini kamu kasih sekarang ." Bisik Karina , sambil memberikan kotak perhiasan itu padanya .
Arya menatapnya , tapi tak segera mengambil kotak itu dari tangannya .
" Luna , kesini bentar ." Panggil Karina .
Luna mendekat dan Karina menyuruhnya duduk di samping Arya .
Karina membuka kotak perhiasan di depan mereka , sebuah kalung berlian melingkar disana .
Luna sedikit terkejut , itu perhiasan mahal .
" Ini ada sedikit hadiah buat kamu ." Ucap Karina lagi dan Luna masih diam saja ditempatnya duduk sekarang , begitu juga Arya .
" Hey , kenapa diam , pasangin ." Seru Karina sambil menepuk bahu putranya itu .
Arya lalu mengambil kalung itu dari kotaknya .
" Luna ayo ." Panggil Karina lagi , memberi kode padanya .
Luna menggeser sedikit duduknya dan menoleh ke kanan , jadilah ia berhadapan dengan Arya dalam jarak yang cukup dekat .
Tatapan mereka bertemu saat Arya memasangkan kalung itu di lehernya .
Selesai ...kalung berlian itu melingkar dengan indah di lehernya . Jari-jari tangan Arya membetulkan helai rambutnya yang sedikit menempel di kalung .
" Wah ...cantik kan ?" Tanya Karina mengarah ke Sasa yang duduk menyandingnya .
Sasa mengangguk setuju .
" Makasih Bu ." Ucap Luna kemudian .
" Loh kok makasih ke saya , itu yang beli Arya kok ." Sanggah Karina .
Luna hanya tersenyum .
Arya nampak diam dan tak menanggapi gurauan Mamanya .
Karena hujan tak kunjung reda , mereka baru bisa pulang menjelang maghrib . Widya yang meminta untuk menunda dulu kepulangan mereka menunggu hujan sedikit reda .
" Walaupun orang kaya , mereka nggak sombong yah ternyata . " Puji Widya , setelah mereka semua pulang .
Luna mengangguk ." Ma , nanti kalau pas urus surat ke Pak Rt , Mama aja ya yang bilang untuk merahasiakan hal ini dari tetangga disini ."
" Loh memang nya kenapa ? " tanyanya heran .
Memang tadi mereka juga membahas kalau untuk akad nikah akan dilakukan di kediaman Arya . Untuk itulah mereka harus segera menanyakan untuk prosesnya kepada Rt setempat .
" Nanti yang ada mereka curiga macam-macam , harusnya kan akad nikah dilakukan di rumah mempelai perempuan ." Ucap Widya lagi .
" Ma , keluarga Pak Arya cuma nggak mau kalau sampai media tahu soal pernikahan ini ."
" Memangnya kenapa nggak boleh tahu .. kan kalian juga menikah secara resmi ." Sanggahnya lagi .
Luna menarik nafas panjang , seandainya Mamanya itu tahu pernikahan seperti apa yang akan dijalaninya nanti .
" Ma ...ini hanya akad nikah saja bukan resepsi , jadi Pak Arya minta hanya keluarga saja yang tahu dulu ." Akhirnya jawaban itu yang keluar dari mulutnya .
" Tapi ...kalau tetangga pada curiga gimana ?"
" Ya ...nggak papa kalau mereka tahunya setelah semua selesai ...asalkan waktu acara akad ,hanya keluarga saja yang tahu ."
Akan lebih baik kalau tetangga disini tak ada yang tahu , apalagi saat mereka menyadari pernikahannya yang hanya berjalan selama 1 tahun saja , entah apa yang akan mereka semua pikirkan tentangnya .
Widya mengangguk , meski kurang setuju dengan keputusan putrinya itu .
Malamnya selesai menata rumah dan karena makanan yang tadi masih cukup banyak , akhirnya mereka membagikan beberapa ke tetangga sebelah .
Luna yang membagikan dan mengantar ke rumah tetangga . Tentu saja ada pertanyaan dari mereka .
Hanya ada arisan keluarga , alasan itu yang Luna jawab kepada mereka .
Pukul 22.00
Luna masuk kamar dan membersihkan badannya .
Setelah mengganti bajunya dengan piyama , Luna melepaskan kalung yang masih menempel di lehernya dan menaruh lagi di kotak .
Lalu menyimpan di laci meja rias .
Ia masih duduk di depan kaca . Hari ini berlalu begitu saja dan semua berjalan lancar .
Tanggal pernikahannya pun sudah ditentukan .
Ia menarik nafas dalam .
Sebentar lagi ...statusnya akan berubah . Menjadi istri sekaligus ibu . Dua hal yang tidak pernah terbayangkan akan disandangnya dalam waktu dekat ini .
Sasa ...gadis kecil yang manis . Tak tahu kenapa mereka bisa langsung dekat meski baru beberapa kali saja bertemu .
Rasanya akan menyenangkan nantinya mereka bisa selalu bersama setiap hari , tapi bagaimana dengan Pak Arya ...mereka bahkan belum terlalu dekat dan nantinya mereka akan tinggal bersama sebagai suami istri . Lagi-lagi ia menarik nafas panjang . Coba menenangkan perasaannya sendiri .
Apapun itu...semua memang harus dijalaninya . Ia hanya harus beradaptasi dengan kehidupan barunya nanti .
Ia mengambil botol bedak bayi yang ada di meja riasnya . Memutar bagian tutupnya dan menuangkan sedikit isinya ke telapak tangan .
Setelah itu ...kebiasaannya sebelum tidur dimulai , mengoleskan bedak bayi ke wajahnya dan masih terlihat sedikit belepotan dan ia membiarkannya . Memang itu kebiasannya dari kecil , mengoles bedak bayi ke wajahnya sebelum tidur dan itu membuatnya lebih cepat terlelap dengan aroma yang akan menempel di hidungnya .
" Lun ..kenapa masih pakai bedak begitu ?"
Tanpa disadari , Mamanya sudah berdiri di belakangnya , menatapnya dari bayangan di kaca .
" Memangnya kenapa Ma ?" Tanyanya heran .
" Kamu itu udah mau nikah , nanti suami mu takut melihat muka cemong begitu ." Gerutu Mama .
Luna terbahak .
" Mama serius ini ." Ucapnya lagi .
Luna berdiri dan berjalan ke kasur , lalu menjatuhkan tubuhnya disana .
" Biarin ajalah Ma , daripada aku nggak bisa tidur ." Jawabnya santai , sambil menarik selimut .
Widya cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya .