"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 21 - Pasta, Senja dan Rasa Nyaman
Apartemen yang dibeli oleh Damian sudah siap ditempati. Jadi sore itu mereka menghabiskan waktu di sana.
Setelah mendatangi pusat perbelanjaan yang berada di kawasan apartemen tersebut, kini mereka sibuk di dapur.
Ainsley memasukkan beberapa makanan dan minuman ke lemari pendingin dan Damian sibuk membuat teh hangat untuk mereka berdua.
Sejak tadi bibir Ainsley tersenyum, masih tidak menyangka kehidupannya akan jadi seperti ini. Seolah kini dia benar-benar jadi orang kaya.
"Tuan, apa kamu bisa memasak?" tanya Ainsley, setelah menutup lemari pendingin dia menghampiri sang Tuan, melihat tuan Ford yang rela membuatkannya minuman hangat.
"Bisa, mau aku masakkan?"
Ainsley menyipitkan mata, menatap tidak percaya. Apa iya sih bisa masak? Dia kan seorang Tuan Muda, pasti tidak bisa apa-apa selain menghabiskan uang? Ku rasa teh ini pun rasanya asin. Tuan pasti tidak bisa membedakan mana garam dan mana gula!
Pemikiran seperti itu terus berputar-putar di kepala Ainsley, cukup sulit untuknya mempercayai bahwa Tuan Ford bisa masak.
Tapi Ainsley yang menatapnya tidak percaya seperti itu justru terlihat lucu di mata Damian, dia lantas mengangkat tubuh Ainsley hingga duduk di meja pantry.
Lali didekapnya, Grep!
"Kamu tidak percaya?" tanya Damian dan Ainsley langsung menggeleng.
"Ya, Aku tidak percaya," balas Ainsley.
"Jika aku benar-benar bisa masak, kamu akan memberiku imbalan apa?"
"Iih Tuaan! Kenapa jadi genit begini?"
"Hem, katakan, jika aku bisa masak apa yang akan kamu berikan?"
"Cium," kata Ainsley.
"Cium saja?"
"Ciuman panas!"
Damian terkekeh, namun tawa itu cepat hilangnya. Karena dia langsung menyesap bibir Ains dengan panas. Sangat panas sampai lidah Ains dia lilit dan disesap lembut.
Ainsley sampai kehabisan nafas, dia meremat kedua tangannya sendiri yang sejak tadi berada di dada tuan Ford.
"Hah! Curang!" ucap Ainsley saat ciuman itu akhirnya terlepas. Tuan Ford belum menunjukkan kebolehannya dalam memasak, tapi sudah lebih dulu meminta imbalan.
Dan Damian tidak menanggapi kekesalan wanitanya, dia justru langsung menuju lemari pendingin dan mulai membuat pasta untuk makanan mereka berdua.
Semua pergerakan tuan Ford membuat Ainsley terpana, rasanya tak akan sulit baginya untuk jatuh cinta pada pria itu.
"Jangan hanya melihatku, minumlah teh mu," kata Damian.
"Turunkan aku dulu," pinta Ainsley dengan manja.
Damian jadi mendekati Ains lagi dan menurunkan sang wanita, namun dalam kesempatan itu Ainsley pun mencuri kecupan di bibir sang Tuan.
Sikap genit yang makin membuat Damian menggilai Ains.
Ainsley lantas pilih duduk di depan pantry, agar tetap bisa memperhatikan tuan Ford masak, pasta dengan cacahan daging yang terlihat sangat enak.
Beberap menit kemudian pasta itu sudah tersaji dalam satu piring, Damian memang tak berencana untuk membuatnya di dua piring. Dia ingin makan bersama dengan Ains.
"Duduk di sini," kata Damian seraya menunjuk pangkuannya, Ainsley pun menurut dia pindah ke pangkuan tuan Ford di meja makan tersebut.
"Ciciplah dulu," kata Damian.
Lagi-lagi Ainsley menurut tanpa banyak kata, dia mengambil garpu dan mulai memakan pasta tersebut.
Rasanya enak sekali, sampai Ainsley tak bisa berkata apa-apa dan hanya tersenyum, hanya menatap tuan Ford dengan kagum, menatap intens, saking bangganya Ainsley sampai menangkup wajah pria tersebut dan kembali mengecup bibirnya sekilas.
"Enak sekali," kata Ainsley.
Sore itu mereka bukan hanya menikmati pasta tersebut, tapi juga senja dan rasa nyaman.
jgn ganguuuu ihhh