3
Daffa Alfano Dirgantara, laki laki matang berusia 28 tahun. Di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, ia sama sekali belum berkeinginan untuk mencari pendamping hidup. Semua ini terjadi karena ibunya meninggal saat dulu melahirkan dirinya dan saudara kembarnya ke dunia ini.
Setelah ibunya meninggal, ia diasuh oleh ayahnya, tapi setelah ia dan saudara kembarnya berusia tiga tahun, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang Daffa tahu berasal dari masa lalu ayahnya. Daffa sangat membenci wanita itu, bahkan jika bisa Daffa ingin menyingkirkan wanita itu, karena ia yakin wanita seperti ibu sambungnya itu hanya ingin mengincar harta kekayaan keluarganya. Hingga akhirnya ditengah kebenciannya yang kian memuncak pada ibu sambungnya itu, ayahnya justru meminta dirinya untuk menikah dengan wanita pilihan mereka, dan hal ini justru membuat Daffa semakin tidak menyukai ibu sambungnya, karena wanita yang akan di jodohkan dengannya, merupakan keponakan jauh dari ibu sambungnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Kakak Ipar..." seruan dari luar kamar membuat Sekar dengan segera membuka pintu
"Fin, kenapa?" tanya Sekar
"Mama minta kita semua untuk turun dan makan malam"
"Baik, tunggu sebentar" Sekar kembali menutup pintu. Namun masih terbuka sedikit, membuat Daffina bisa melirik kedalam sana, tapi ia tidak bisa melihat apapun "Ayo" ajak Sekar, membuat Daffina yang tengah mengintip sedikit terkejut
"Kak Daffa tidak makan malam?" tanya Daffina saat tidak melihat Daffa
"Katanya nanti dia akan menyusul, sudah ayo"
Sekar dan Daffina turun bersamaan menuju ruang makan. Tiba disana, ternyata Daddy dan Mama mertuanya sudah duduk di kursi meja makan. Sekar dan Daffina segera duduk di tempat masing masing
"Daffa tidak makan malam?" tanya Tuan Riko saat menyadari putra sulungnya tidak ikut bergabung
"Katanya... Itu dia" tunjuk Daffina pada Daffa yang baru menuruni tangga.
Daffa segera duduk disamping Sekar. Melihat suaminya duduk, Sekar segera mengambilkan makan untuk suaminya, mulai dari nasi hingga lauk pauk dan lainnya. Baru setelah itu Sekar mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
"Kalian tidak ada niat untuk honeymoon?" tanya Tuan Riko
Uhuk
Sekar segera meraih air minum didepanny, dan dengan segera meminumnya. Dadanya terasa akan meledak karena batuk yang melandanya. Ia melihat semua orang yang kini menatapnya
"Kakak Ipar tidak apa apa? Jangan bilang kalau Kakak Ipar grogi, atau jangan jangan, Kakak belum pernah" Daffina menyatukan kedua tangannya sebagai isyarat, yang mana hal itu justru semakin membuat wajah Sekar semakin memerah
"Fin..." tegur Tuan Riko saat melihat putrinya yang menggoda menantunya
"Sorry Dad"
"Jadi bagaimana, kalian akan honeymoon kan?" tanya Tuan Riko kembali karena pertanyaannya belum terjawab
"Aku rasa tidak perlu Dad" jawab Daffa
"Iya, aku rasa itu juga tidak perlu Dad" ucap Sekar setelah batuknya mereda
"baiklah, tapi kalau kalian berubah pikiran, kalian bilang saja pada Daddy. Biar Daddy kosongkan jadwal kalian"
Setelah pembicaraan singkat itu, mereka kembali fokus pada makanan masing masing. Selesai dengan makan malam, Daffa kembali ke kamarnya. Sedangkan Sekar masih tampak berbicara santai bersama keluarga suaminya di ruang keluarga
"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Daffa, sudah ada kemajuan?" tanya Tuan Riko
"Belum Dad, Daddy benar, sangat susah menakhlukan hatinya. Tapi aku sangat yakin kalau suatu saat nanti dia pasti akan bisa menerima kehadiranku" ucap Sekar yakin
"Aku juga punya keyakinan yang sama, Kaka Ipar harus lebih sabar menanti masa baik itu untuk datang" timpal Daffina, sembari memegang lengan Kakak Iparnya
"Layaknya batu yang berlubang hanya dengan tetesan air, begitupula aku akan membuat hati batunya menjadi luluh" tekad Sekar
"Daddy percaya padamu"
Sekar kembali ke kamar bersama Daffina. Setelah pembicaraan singkat bersama kedua mertuanya, akhirnya Sekar memutuskan untuk kembali ke kamar. Ia membuka pintu kamar, dan langsung di suguhkan pemandangan dimana suaminya sudah tampak tertidur pulas diatas ranjang. Sekar berjalan mendekat, dan kembali melabuhkan ciuman di dahi suaminya
"Aku tahu hatimu begitu bersih, kau hanya membutuhkan kasih sayang yang selama ini hilang, dan aku berjanji akan mengembalikan kebahagiaan yang seharusnya kau dapatkan. Selamat tidur suamiku"
Sekar memutari ranjang, dan tidur disamping Daffa. Ia merangkul suaminya, dan tidak ada pergerakan sama sekali dari suaminya, yang menandakan bahwa suaminya benar benar tertidur pulas. Setelah memastikan suaminya tidak terusik dengan apa yang ia lakukan, ia akhirnya merebahkan tubuhnya, dan tertidur dengan memeluk erat suaminya