NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:741.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Gegana

Gara-gara ucapan Mama Ginan kemarin, Hanna jadi tak fokus bekerja. Kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut mantan ibu mertuanya itu selalu terngiang di telinga.

"Astaga, bisa gila aku lama-lama," rutuk Hanna sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Ini semua gara-gara Adnan. Coba aja dia nurut sama mama dan nggak bikin skenario kayak kemarin, mungkin aku masih bisa bernapas lega," racau Hanna.

"Aku bakal buat perhitungan ke dia." Hanna meremas kertas kosong di mejanya dan melemparnya ke dalam keranjang sampah.

Saat hendak melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi, suara ketukan pintu mengurungkan gerak jemari Hanna.

"Masuk," ucap Hanna.

Pintu ruangan terbuka dan muncullah Ardiansyah dengan ekspresi datarnya. "Siapkan berkas untuk meeting siang nanti dan jangan sampai ada kesalahan sedikitpun."

Setelah mengucapkan itu, Ardiansyah kembali keluar dari ruangan Hanna tanpa berkata apa-apa lagi. Sementara Hanna sendiri langsung terbengong karena ucapan atasannya itu, singkat, jelas, dan padat.

"Dasar beruang kutub, basa-basi dikit, kek," omel Hanna.

Tanpa membuang waktu lama, Hanna segera menyiapkan berkas yang diminta atasannya dan memastikan tak ada sedikitpun kesalahan, meski hanya satu huruf.

Sementara itu di tempat lain, hal yang sama juga dirasakan Adnan. Dia masih terngiang dengan permintaan mamanya yang menginginkan dia menikah dengan Hanna tanpa ada kesempatan untuk mengelak.

"Cobaan apa lagi ini? Bisa-bisanya kejebak sama skenario sendiri," gumam Adnan.

"Masa iya, seorang Adnan harus menikah dengan mantan kakak iparnya? Bisa jadi bahan gosip orang se-Indonesia aku nanti."

"Aku harus cari cara buat menggagalkan rencana mama. Ya, secepatnya harus bisa menggagalkan pernikahan tak diinginkan ini. Tapi apa, ya?" Adnan tampak berpikir keras untuk mendapatkan cara agar dia bisa menggagalkan mamanya.

"Sebaiknya aku tanya Mbak Hanna saja, siapa tahu dia ada polusi, eh, solusi."

Adnan mengambil ponsel di saku jasnya lalu mengirimi pesan pada Hanna untuk bertemu.

**

Pukul 7 malam, Hanna pergi menemui Adnan di restoran biasanya. Mereka akan membahas rencana untuk membatalkan rencana yang dirancang Mama Ginan.

"Jadi, apa rencana kita? Gara-gara kamu, aku jadi masuk perangkap yang kamu buat sendiri," omel Hanna.

"Iya-iya, Mbak. Aku juga nggak tahu kalau endingnya bakalan kayak kemarin," ucap Adnan.

Hanna dan Adnan sama-sama terdiam untuk memikirkan rencana, hingga sebuah suara yang sangat familiar membuat mereka seketika mematung.

"Nggak salah lagi kalau mama menikahkan kalian, diam-diam kalian sering ketemuan begini, ya."

"M-Mama."

"Ini nggak seperti yang Mama lihat. Aku dan Mbak Hanna nggak ada hubungan apa pun," ucap Adnan berusaha menyanggah persepsi mamanya.

"Apa yang dikatakan Adnan benar, Ma. Kita nggak ada hubungan sama sekali, jadi Hanna minta Mama batalin rencana pernikahan itu."

Mama Ginan menatap Hanna dan Adnan bergantian. "Sayangnya, keputusan mama nggak bisa diganggu gugat. Mama sudah mengurus pernikahan kalian ke pihak WO kemarin, jadi kalian nggak ada alasan lagi untuk menolak."

"Ma, nggak bisa gitu, dong. Pernikahan itu bukan hal main-main apalagi atas dasar paksaan," protes Adnan.

"Justru karena bukan hal main-main, mama mau menikahkan kalian biar nggak terjadi fitnah."

"Ma, Hanna belum lama cerai dari Mas Wildan. Kalaupun menikah lagi harus menunggu masa iddah selesai," ucap Hanna berusaha membatalkan keinginan Mama Ginan.

"Ya sudah, mama pending dulu sampai masa iddah kamu selesai. Setelah itu kalian akan tetap menikah." Usai mengucapkan itu Mama Ginan langsung pergi meninggalkan Hanna dan Adnan yang tak diberi kesempatan untuk menolak.

"Makin runyam," gumam Hanna lalu terduduk lemas di kursi.

"Kayaknya aku harus pergi, deh, Mbak. Dengan begitu pasti mama bakal membatalkan rencana pernikahan itu."

"Heh, enteng banget kamu kalau ngomong. Kamu yang bikin masalah, malah mau kabur dari masalah. Kamu kira cuma kamu yang pusing di sini, aku justru pihak yang paling dirugikan gara-gara ngikutin skenario gilamu itu," omel Hanna.

"Ya terus aku mesti gimana, Mbak?"

"Itu urusanmu. Silakan, pikir dan cari solusinya sendiri. Kalau belum menemukan solusi, jangan harap kamu bisa ketemu aku." Hanna lantas pergi meninggalkan Adnan yang semakin frustrasi.

***

Hari-hari berlalu, tetapi Adnan masih belum bisa mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapinya. Bahkan, semenjak malam di mana sang mama memergokinya sedang bersama Hanna, saat itulah Hanna tak dapat dihubungi lagi. Mantan kakak iparnya itu bak hilang ditelan bumi.

"Aku harus minta solusi ke siapa lagi?" tanya Adnan pada dirinya sendiri.

Saat sedang berpikir keras, tiba-tiba terlintas sebuah ide yang mungkin bisa menyelamatkannya dan Hanna dari pernikahan yang direncanakan sang mama.

"Aku harus datangin Mbak Hanna ke tempat kerjanya," gumam Adnan.

Akhirnya, Adnan memutuskan untuk menemui Hanna secara langsung saat istirahat siang nanti. Dia akan tetap memaksa bertemu demi menyelesaikan masalah yang semakin rumit ini.

Jam 11.45, Adnan sudah tiba di depan perusahaan milik Ardiansyah. Dia sedang menunggu waktu istirahat tiba dan segera menemui Hanna.

"Permisi, Pak. Apa benar di sini ada karyawan yang bernama Syarifa Hanna?" tanya Adnan pada satpam.

"Oh, benar, Pak." jawab satpam.

"Boleh saya minta tolong Bapak untuk panggilkan Mbak Hanna saat istirahat nanti?"

"Bisa, kalau boleh tau dengan siapa, ya?"

"Bilang saja ada saudaranya yang mau bertemu, penting."

Satpam tadi langsung mengangguk dan mengiyakan permintaan Adnan. Adnan pun mengucapkan terima kasih sebelum kembali ke mobilnya sambil menunggu kedatangan Hanna. Dia sengaja mengendarai mobil sekertarisnya, agar Hanna tak tahu jika dia yang datang.

1
❄️ sin rui ❄️
kurang menantang, pelakor nya kurang ngelunjak, malah cengeng, padahal istri sah udah badasss banget ehh pelakor nya nangis mulu ahh gak seru 🤣
Eko Sujati
Luar biasa
Tiur Lina
ceritanya keren.. simpel tidak bertele-tele.👍
Novella Amatus
bagaimana kabar novita dan wildan Thor?
Edi marsih
Luar biasa
DN
Hanna bodoh jg knp msh ngikutin terus keinginan Adnan.
DN
Mungkin si pengirim adalah Wildan
DN
Luar biasa
Yuni Safitri
Kecewa
Yuni Safitri
Buruk
Umy Dila
Lumayan
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Indah Rohmiatun
syukurin loe novita makanya jgn jadi pelakor
Indah Rohmiatun
bagaimana Wildan enak di cuekin ,biar tau rasa itu si wildan dan pelakor tak tau diri itu
Siti Hadijah
Luar biasa
Indah Rohmiatun
biar tau rasa tu si pelakor
Sulastri
Luar biasa
Sulastri
wanita tuh paling anti d madu perempuan mana yang mau d madu 😡
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
kenapa y...saya malah kasian sama istri ke 2..?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!