Azril Fathurlutfi adalah seorang remaja yang merantau ke Jakarta untuk meraih prestasi nya demi mewujudkan impian kedua orang tua nya
Di tinggalkan banyak harapan dan impian oleh kedua orang tuanya membuat azril menjadi terobsesi akan keberhasilan
Apa jadinya jika di tengah obsesi itu ada kisah percintaan yang cukup rumit antara sahabat nya, dan kedua teman perempuan nya
Apakah Azril mash bisa fokus dengan obsesi itu atau malah goyah karena percintaan yang cukup rumit ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ezama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terungkap nya kebenaran
..." Aku sudah merasa lengkap walau kita belum sempurna, walau hatimu tak kunjung ku genggam " ...
...-Azril Fathurlutfi-...
***
Lisa menaiki motor yang di kendarai oleh azril yang sejak satu jam yang lalu berjalan
azril membawa moge nya masuk ke halaman rumah tante Safira
segera lisa turun dari motor dan langsung masuk ke dalam rumah di ikuti oleh azril
" kok rumah sepi " -lirih lisa
azril mengernyit melihat suasana rumah besar itu yang tampak tidak ada tanda-tanda kehidupan
" BI BUNDA SAMA AYAH KEMANA, BIBI DIMANA SIH!!! " -teriak lisa
bi sumi yang mendengar teriakan lisa langsung berlari menuju Nona rumah itu
" iya non, ibu sama bapak sudah pergi terlebih dahulu karena mendapat kabar ibunya non pingsan, terus non di suruh menyusul ke sana menggunakan taksi " -Bi sumi
" Apa bi! ibu pingsan! yaudah lisa langsung berangkat bi " -lisa
lisa mengotak atik handphonenya tampaknya tengah memesan taksi online
Azril terus memperhatikan lisa tanpa suara
" kenapa di cancel terus si, mereka sibuk atau nggak mau dapet duit si " -lisa
lisa menitikkan air matanya karena taksi yang dia pesan selalu di cancel
" sa, kenapa? butuh bantuan? " -Azril
lisa menoleh menatap azril yang sedari tadi berdiri di sana
" zril, bisa bantuin gw nggak kali ini aja , plis hiks " -lisa
" iya, gw bisa bantu apa? " -azril
" anterin gw ke kampung jeropie sekarang, plis " -lisa
" Jeropie? Kampung itu kan.. " -batin azril
" zril, bisa nggak nganterin gw sekarang " -lisa
azril tersadar dari fikiran nya dan langsung menganguk
" iya, ayo sekarang aja " -azril
Lisa tersenyum bahagia dan menghapus air matanya
" iya ayo, bi lisa berangkat sekarang " -lisa
***
di perjalanan azril tak sama sekali merasakan pegangan tangan lisa di pinggangnya
" sa, pegangan gw mau ngebut nih " -teriak azril
lisa yang mendengar itu langsung memegang tas sekolah azril
" udah " -lisa
azril masih tak merasakan pegangan tangan lisa di pinggangnya mencoba melirik
lisa yang melihat azril menoleh ke belakang tak sengaja melihat lampu merah sudah dekat
" zril, lampu merah zril " -lisa
azril kembali fokus ke depan dan benar saja sedikit lagi mereka melewati garis pemberhentian lampu merah itu
dengan refleks azril mengerem mendadak membuat lisa tersungkur ke depan dan menubruk punggung azril dengan kedua tangan nya melingkar di perut azril dan wajah lisa telat di atas baju azril dan di sebelah wajah tampan yang tertutup helm itu
azril menoleh ke arah kanan terdapat wajah cantik dengan mata sembab itu di topang oleh bahunya
tersadar lisa memundurkan wajahnya dan hendak melepas pelukan refleks nya di atas perut azril
tetapi azril tahan dan menjalankan moge secara mendadak
Akhirnya tangan lisa tetap melingkar perut azril selama perjalanan
satu jam di jalan akhirnya mereka sudah memasuki kawasan kampung jeropie
kampung masa kecil keduannya dan kampung yang menjadi saksi kebersamaan keduanya
" zril, depan belok kanan ya " -lisa
azril menuruti arahan lisa membelokkan moge nya ke kanan
" depan, stop di belakang mobil bunda gw ya " -lisa
" mana mobilnya sa? " -azril
suara azril kembali datar seperti hari-hari biasanya dan tak selembut terakhir mereka bicara di rumah tante Safira
" Yang itu mobilnya " -lisa
azril menghentikan moge nya di belakang mobil yang di tunjuk oleh lisa
Lisa turun dari moge dan melepaskan helm nya lalu di ambil azril
" lu mau langsung pulang atau ikut gw kedalam " -lisa
" gw nungguin lu aja " -azril
lisa berjalan bersama azril memasuki rumah sederhana itu dengan halaman tinggi dari tanah layaknya rumah-rumah yang terdahulu
azril mengingat saat lilis melepas sepatunya dan dirinya duduk di sebelah gadis itu menunggui sampai lilis masuk kedalam rumah baru dirinya pulang ke gubug nya
" assalamu'alaikum, bunda hiks " -lisa
lisa langsung berhambur memeluk tante Safira dengan air mata yang langsung luruh
" sabar sa, ibu kamu nggak Kenapa-kenapa kok, tenang ya " -tante Safira
tante Safira mengelus punggung belakang lisa yang terus menangis di pelukan nya
" ibu mana bund? " -lisa
" di kamar, lagi di tangani dokter puskesdes " -tante Safira
" Lisa ke kamar dulu bund, mau lihat ibu " -lisa
lisa berjalan menuju kamar sempit itu dan di ikuti azril yang hendak melihat seseorang yang di tangisi oleh lisa
" dokter, gimana keadaan ibu saya dok? " -lisa
" anda anaknya? " -dokter
Lisa menganguk cepat
" ibu anda tidak papa, hanya kelelahan perjalanan yang cukup panjang, saya sudah menyuntikkan obat tidur biarkan ibu anda istirahat terlebih dahulu, saya permisi " -dokter
Saat dokter keluar lisa langsung terduduk di lantai yang cukup kotor itu dengan tangan di atas ranjang bambu dengan menggenggam tangan ibunya
" hiks, maafin lilis bu, lilis jarang nengokin ibu di Kalimantan, sampai ibu yang kesini sendirian, hiks, maafin lilis hiks, hiks " -lisa
lisa mengecup berkali-kali punggung tangan ibunya dengan air mata yang terus mengalir
azril terdiam mendengar ucapan lisa yang menyebut dirinya lilis dia sebenernya tak cukup terkejut dengan kenyataan
dirinya sudah menebak bahwa lisa adalah lilis
dia berfikir tak mungkin dua orang yang berbeda dan tak pernah bertemu memiliki kepribadian yang hampir sama
dan ternyata benar dugaan nya.. Lisa adalah lilis yang dahulu menemani hari-hari nya
punggung azril di tepuk pelan oleh seseorang azril segera menoleh dan yang menepuk punggung nya adalah tante Safira
" kamu nganterin lisa kesini? " -tante Safira
Azril menganguk pelan dan kembali menatap lilis yang masih dalam posisi yang sama
" Lisa itu.. lilis kan tan? " -azril
tante Safira tersenyum tipis
" ikut tante kalo kamu mau tau semuanya " -tante Safira
Azril mengikuti tante Safira ke teras rumah sederhana itu dan duduk di sana
" iya, lilis adalah lisa, dan lisa adalah lilis " -tante Safira
" kenapa sekarang dia berubah tan? " -azril
" dulu lilis sering di bully di sekolah lama nya, dia sering di suruh-suruh krena dia Anggap kutu buku " -tante Safira
" lilis pernah bilang ke tante lewat telfon, bahwa lilis mau nemuin azril dengan lilis yang baru, lilis nggak mau nemuin azril dengan keadaan lilis yang kucel, dekil, lilis mau nemuin azril dengan lilis yang cantik " -tante Safira
" lilis mau nemuin azril dengan lilis yang cerdas bukan dengan lilis yang bodoh, lilis mau selalu ada di dekat azril " -tante Safira
" lilis punya banyak harapan buat kamu zril, supaya kamu cepat menyelesaikan pendidikan kamu dan bisa mewujudkan keinginan keinginan alm dan almh kedua orang tua kamu dan kamu bisa kembali lagi dengan dia sama-sama kayak dulu " -tante Safira
" Awalnya tante nggak nyadar kalo azril yang di maksud lilis itu... Kamu " -tante Safira
^^^Kuala kapuas, 5 Maret 2025^^^