NovelToon NovelToon
Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:623
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.

Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.

Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 16

“. . . Untuk sebentar, mungkin aku berpikir, tidur sendirian itu sama sekali tidak nyaman, terkadang harus kedinginan, terkadang harus merasakan ingin di temani, bahkan bayangan gelap mulai mengganggu ku.... Aku seharusnya banyak banyak berdoa, tapi aku sudah melakukan itu setiap hari, tapi tetap saja... Aku tetap tidak nyaman, bahkan selalu saja terlambat tidur... Tapi, kenapa tadi malam.... Bisa bisanya aku langsung tertidur bahkan di dekatnya... Apa dia melihat wajahku ketika tidur?!” Leandra malah tampak panik.

Melihat ekspresi malu sekaligus memerah milik Leandra, Tora menjadi terdiam sebentar, kemudian dia memikirkan tadi pagi.

***

Tepatnya pagi tadi, dia tampak bergerak, sepertinya sudah membuka mata. “Ugh... Sial... Kepalaku pusing karena obat itu…” ia memegang kepalanya tapi menyadari dia tidak tidur sendiri di ranjang lalu melihat di tubuhnya yang rupanya Leandra tertidur tampak pulas di dekatnya.

Tora terdiam melihat itu. “Aku baru tahu kucing kecil imut ketika tidur begitu...” dia bangun perlahan lalu mengangkat Leandra dan meletakan nya perlahan di posisi yang nyaman di ranjang, Leandra tampak tak terganggu, dia sangat pulas tidurnya hingga Tora menyelimutinya. Begitulah bagaimana dia berakhir tidur dengan selimut.

Setelah itu Tora mengendus aroma tubuhnya. “Sial, bau apa ini...” ia terkejut karena tubuhnya beraroma pengharum ruangan, dari sanalah dia berpikir untuk mandi.

--

-

“Cepat pakai bajumu!!” Leandra berdiri dan mengambil baju Tora yang ada di lantai dan melemparnya pada Tora yang menangkap nya.

Tora: “Oh, thanks...”

Leandra: “Cepatlah pakai!!”

Tora: “. . . Aku tak mau memakainya...” Tora kembali menjatuhkan bajunya.

Leandra: “Apa?! Apa kau akan telanjang begitu dan membawa handuk ku kemana mana!!”

Tora: “Aku tak mau memakainya karena bau pengharum toilet... ini semua salahmu bukan, kau menyemprotkan sangat banyak di tubuhku,”

Leandra: “Ck, aku bahkan tak keberatan saat menyebarkan bau mu ke seluruh ruangan ku... dan sekarang, jika kau tidak memakai bajumu, aku benar-benar akan mengadu pada polisi tak peduli aku di tangkap atau tidak, karena kau sudah berlebihan di sini...”

Tora: “. . . Kalau begitu, berikan aku baju, aku akan pergi.”

Leandra: “Apa kau bercanda?! Apa ukuran kita terlihat sama?! Kita bahkan bukan dari jenis yang sama!”

Tora: “Maksudku baju yang lebih besar dari mu...”

Leandra: “Ck, biarkan aku mencari...” dia berjalan ke lemari dan berlutut mencari.

Sementara Tora memakai celananya, dia memanfaatkan kesempatan memakai celana ketika Leandra mencari baju.

“Haiz... Jelas bukan yang ini...” Leandra tampak bingung mencari, semuanya kaos pun ukuran miliknya.

Kemudian dia menatap ke belakang, tapi ia terkejut, pandangan nya langsung tertuju pada Tora yang menarik resleting celananya saat memakainya di arahnya bahkan Tora terdiam melihat itu.

“Oh.... Aku tak bermaks—

“Kamu!!” Leandra langsung berdiri dengan kesal membuat Tora terdiam. “Sudah cukup dengan dirimu yang ada di sini!! Aku tahu kau punya maksud di sini!!” dia melemparkan kaos yang di tangkap Tora, Tora menatap kaos itu yang rupanya kecil untuk nya.

“Bukan ini, kau mungkin harus melihat lebih banyak ukuran tubuh ku agar tahu mana baju yang cocok,” tatapnya.

“Hizzz bukan itu maksudku melemparkan baju... Sudahlah! Pergilah dengan telanjang dada!!”

“Kenapa kau begitu banyak ber-emosi...” Tora menggaruk kepalanya dengan bingung karena tak paham dengan sikap emosi milik Leandra.

“Haa... terserah, pakai ini...” Leandra memberikan kaos hitam lalu Tora membukanya dan siapa sangka, baju itu tidak tutup sampai akhir, itu hanya akan menutupi dadanya.

“. . . Apa ini kurang bahan atau apa?” Tora bertanya polos.

“Pakailah itu, hanya bahan itu saja yang dapat meregang jika di pakai badan sebesar mu,” kata Leandra.

Ketika Tora selesai memakainya, suasana terdiam bahkan Leandra menatap suram, kaos itu memang muat untuk nya, tapi bahkan itu meregang sangat ketat membuat bagian dadanya seperti tertarik ke samping arah, belum lagi ukuran panjang baju itu hanya menutupi dadanya, tidak sampai perutnya.

Tora menatap terdiam pada baju itu seperti dia ingin mengatakan bahwa dia tidak terima, kemudian menatap Leandra yang membuang wajah. “Rasanya harus tertawa tapi jangan…” dia gemetar menahan tawa melihat itu.

“Baiklah, karena kurang bahan aku mungkin butuh lagi,” tatap Tora, dan kebetulan pandangan nya menuju ke jaket hitam mantel di pintu.

Ia lalu berjalan ke sana dan mengambilnya. “Berapa ukuran ini? XXL? Lah ini kau punya ukuran sebesar ini, meskipun ukuran ku masih harus lebih besar...” tatap Tora.

“Itu jaket paman ku, dia memberikan nya ketika aku kedinginan... Aku tak tahu dia mengambil nya kapan, tapi sebaiknya jangan pakai,” tatap Leandra tapi ia terkejut karena Tora memakai nya.

“Hei!!”

“Ini bisa aku pakai...” tatap Tora meskipun jaket itu tidak di tutup resleting nya. Lalu dia memakai perlengkapan lain nya seperti sarung tangan dan penahan senjatanya.

“Keluar!!” Leandra menatap kesal.

“Oke, oke...” Tora memakai nya buru-buru. “Oh, dan satu hal lagi...” dia berjalan ke rak dekat ranjang Leandra.

“Hah?! Aku tahu kamu akan datang merampok, dasar brengsek!” Leandra berteriak kesal seketika dia mendekat melompat. “Tidak dalam pengawasan ku!!” dia langsung memeluk Tora, alias menahan nya di punggung Tora yang terdiam.

“Apa yang kau lakukan?” Tora menatap.

Tapi siapa sangka Leandra langsung membuka mulutnya dan menggigit bahu Tora.

“Akh! Kucing kecil!” Tora tersentak, tapi ia terdiam. “Oh, kupikir itu sakit…” ia menyadari itu tak sakit.

Padahal Leandra sudah sekuat tenaga menggigit. “Ugh... Dasar badan besi... Tetap saja, kamu tak boleh merampok!” dia masih menahan Tora dengan melingkarkan tangan nya di lehernya.

“Hei, hentikan saja, kau hanya terlihat seperti sedang menggesek dada mu di punggung ku,” tatap Tora.

Seketika Leandra terkejut dan langsung beranjak mundur untuk berhenti menahan nya. “Ka-kamu.... Brengsek banget...” dia kesal menutup dadanya dengan lengan nya tapi ia melihat Tora masih mencari sesuatu.

“Ck, dasar...” dia mulai sangat marah, lalu mengingat sesuatu. “Oh, seharusnya aku melakukan ini dari awal...” dia mengambil sesuatu. Dan rupanya itu adalah sebuah pistol sengatan listrik.

“Kamu sudah cukup membuatku kesal! Rasakan ini!” dia menembakkan itu, seketika muncul dua kabel listrik yang di saat itu juga, bertepatan dengan Tora menemukan sesuatu. “Ketemu...”

Tapi dua ujung tajam tali itu menusuk pinggang nya hingga berdarah, tapi ia terdiam melihat nya bahkan tak ada reaksi apapun.

“Uh, kupikir itu ada listrik nya?” Leandra bingung tapi kemudian listriknya muncul dan langsung membuat Tora tersetrum, bahkan dia menjadi menabrakkan bahunya di dinding hingga hampir berlutut.

BRUK

“Itu saja!? Kamu seharusnya langsung terkapar di bawah,” Leandra menatap. Dia bahkan berkali-kali menekan senjata itu agar terus mengeluarkan listrik membuat Tora menahan itu dengan urat yang terlihat di lehernya.

“Cu-cukup...” dia bahkan langsung mencabut itu membuat Leandra terkejut. “Kamu!! Bukankah kamu seharusnya terkapar di bawah?!”

Lalu Tora berdiri masih memegang ujung dua listrik itu. “Sial, kau benar-benar tidak tahu batasan yah, dari mana kau mendapatkan ini, ini ilegal,” tatapnya.

Mendengar itu membuat Leandra bingung. “Maaf, kau mengatakan ini ilegal? Aku bahkan membelinya di toko yang menjelaskan kenapa kamu tidak jatuh—

“Lupakan itu, aku tidak merampok, percayalah," tatap Tora membuat Leandra terdiam sejenak.

1
AravZA
ini ceritanya hampir persis sama komik bl yang pernah aku baca, bedanya karakter utamanya di ganti jadi cewek ya di sini. covernya pun, itu si singa kan, si ketua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!