Bayu tanpa sengaja melakukan nikah kontrak dengan seorang CEO perusahan BOF beauty of fashion, perusahaan terbesar di Negaranya. Awal kehidupan Bayu yang rumit saat memasuki keluarga Naya Tungga Dewi, yang kekayaannya masuk daftar 10 besar di Asia.
Bayu yang hanya seorang tenaga tehnisi perusahaan, tamatan SMA swasta menjadikan dia terhina di hadapan keluarga Naya.
"Dasar tidak berguna, lelaki gembel. Apa yang bisa kau andalkan selain tampangmu itu, atau jangan-jangan kau mengguna gunai anakku ya?! Kalian harus bercerai, aku tidak sudi memiliki menantu sampah sepertimu".
Apakah Bayu bisa membuktikan kepada keluarga Naya, bahwa dia bukan lelaki yang tidak berguna???
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. MSSM
“Aku bisa saja memasuki club tersebut dengan kekuasaan ayahku tapi aku nanti ketahuan karena aku izin ikut kelas piano hari ini dan ternyata aku berada di tempat itu”.
Begitupun ocehan yang lainnya yang memiliki banyak alasan tidak ingin menunjukkan kesombongan tapi nyatanya mereka memamerkan kesombongan itu sendiri, sedangkan Tomi yang sedari tadi terdiam hanya memikirkan wanita yang memberinya senyuman di Club tersebut “sayangnya aku belum mengetahui namanya dan semua tentangnya, semoga kita bertemu lagi” batin Tomi dengan mengusap wajahnya kasar. Tiba-tiba Kiyosi menyadarkan lamunan Tomi,
“Liat mereka, cepat…. Cepat….! Ucap Kiyosi dengan antusias
Pandangan mereka berempat fokus dengan apa yang ingin di tujukan Kiyosi.
“Mereka kan cewek-cewek yang tadi boys” timpal Tio, salah satu sahabat Tomi
“Wah asli, mereka cantik banget”
“Biasa aja,” timpal Alan cuek
Tomi tidak bisa memalingkan wajah bahkan berkedip melihat wanita yang baru saja memenuhi isi kepalanya berada di hadapannya.
Wanita yang memenuhi isi kepala Tomi biasanya di panggil Sabrina, dia terlihat berjalan dengan para sahabatnya dan saling tertawa, mereka duduk tidak jauh dari meja Tomi,
"Eh Rin itu kan cowok yang ngaku-ngaku jadi pacar kamu tadi" salah satu sahabat Sabrina memberikan kode ke arah Tomi
Sabrina memalingkan wajahnya dan mata mereka saling adu pandang, Sabrina kembali menyunggingkan senyum. Tomi yang pada dasarnya seorang playgirl tidak ingin membuang waktu untuk tidak berkenalan dengan mereka.
Tomi memberi kode kepada waiters dan Tomi mengajak para sahabatnya untuk mendekati meja Sabrina dengan para sahabatnya,
"Hai, boleh gabung?" tanya Tomi
Sabrina hanya mengangguk dan tersenyum, meja saat itu akhirnya di satukan. Para sahabat Sabrina dan Tomi sudah saling berbaur, begitupun Tomi yang berusaha se asik mungkin dengan Sabrina,
"Jadi kalian tadi dilarang memasuki Club karena bukan anggota VIP?" tanya salah satu sahabat Sabrina
"Iya, dulu sih aku bebas saja memasuki Club tersebut saat ini karena pemilik berganti, ternyata memiliki peraturan yang baru" jelas Tomi
"Kalian masih ingin mencoba?"
"Boleh"
"Lets go" Ucap Sabrina
Mendengar ucapan Sabrina, para sahabat Tomi kegirangan sedangkan Tomi terlihat biasa saja karena dia lebih fokus untuk mendekati Sabrina. Mereka semua masing-masing berpasangan berjalan memasuki sebuah Club, Sabrina hanya mengangguk dan berjalan melewati beberapa bodyguard untuk sampai di dalam Club tersebut.
Persis informasi yang didapatkan tentang kemewahan Diskotik tersebut, dengan luas 13.000 kaki persegi yang didalamnya banyak artis, aktor, modeling, para pengusaha menikmati alunan musik Dj terpanas di Eropa. Interior ruangan pun sangat fantastis, desain lush serta beberapa desain sofa yang retro, tidak lupa beberapa gadis yunani yang sedang menari di atas meja sebagai pelengkap malam.
"Tom, lihat itu astaga kerenn banget" ucap Tio
"Anyway Rin, bagaimana bisa kau mendapat akses tanpa menunjukan Id card mu?" tanya Tomi
Sabrina tersenyum, "Karena Club ini milik ayahku" timpal Sabrina
Mendengar itu Tomi dan para sahabatnya terhenyak takjub, beberapa menit kemudian Sabrina meninggalkan tempat tersebut untuk menyelesaikan sesuatu,
"Eh Tom kau harus berhasil mendapatkan dia, lumayan untuk kita bisa masuk ke Club ini gratis" ucap Tio lagi
Mendengar itu Tomi menyunggingkan senyum kemudian meneguk wine yang berada dalam gelas yang di tentengnya, di ruangan lain ada mata yang sedang memperhatikan Tomi. Dia tertawa dan kembali memberi anggukan untuk melanjutkan rencanannya.
"Selamat bersenang-senang" ucap Bram dengan mengangkat gelas wine nya kemudian tersenyum devil.
Sabrina kembali di posisi duduknya dan saling bertukar cerita dengan Tomi dan para sahabatnya, Tomi berhasil mendapatkan nomor Sabrina setelah mereka memutuskan mengakhiri malam mereka.
Esok harinya Tomi mulai menjalankan aksinya mendekati Sabrina, dia sesekali mengirim pesan sebagai bentuk perhatiannya ke Sabrina, tidak lupa bunga di pagi hari dan kalimat-kalimat romantis untuk Sabrina.
Seminggu berlalu, Tomi sudah merasa sangat dekat dengan Sabrina, niat awal Tomi yang hanya ingin memanfaatkan Sabrina demi sebuah kunjungan gratis di sebuah Club berubah menjadi perasaan lain yang membuat Tomi melalui hari-harinya dengan bahagia, bagi Tomi Sabrina adalah wanita pertama yang membuatnya merasa nyaman dan selalu ingin bertemu dengannya, membuat senyum Tomi menyambut pagi bermekaran. Tepatnya Tomi jatuh cinta.
"Rin, entar malam aku jemput yaa... Kita Dinner, gimana?" tanya Tomi.
"Baiklah,"
"Good! Nanti aku jemput"
"Iya, Iya".
Waktu berlalu, Tomi menjemput Sabrina tepat di depan gerbang rumah mewah Sabrina. Dia berjalan dengan anggun membuat Tomi tidak akan bisa memalingkan wajahnya, kaki jenjang Sabrina terlihat jelas dalam balutan mini dress yang berwarna Navi kontras dengan kulit Sabrina melekat sempurna di tubuhnya.
"Ayo kita jalan"
"Eh-Iya, Sorry" timpal Tomi dengan salah tingkah.
Restauran Paulaner Brauhaus....
Tomi mempersilahkan Sabrina dengan santun, mereka saling menatap kagum dengan penampilan masing-masing.
"Kamu sangat cantik, Rin"
"Kamu juga" timpal Sabrina
"Aku cantik??"
"Ha ha tidak, maksud aku kamu tampan". Kemudian mereka terkekeh.
Para pelayan berjejer kemudian menyajikan menu istimewa malam itu kemudian ada tampilan musik dengan nuansa cinta. Hanya mereka berdua malam itu membuat Sabrina sedikit heran,
"Tumben tempat ini sepi"
"Sure, karena malam ini spesial untuk kita berdua" timpal Tomi
"Tom, ini perbuatanmu?"
"Yaa, begitulah ini hanya sebagian kecilnya yang bisa aku lakukan," timpal Tomi dengan tersenyum angkuh
"Sebagian besarnya, apa yang bisa kau lakukan?" tanya Sabrina
"Apapun yang kau inginkan, Rin".
"Aku ngga tau ternyata kau se-Kaya itu Tom" Timpal Sabrina
Mendengar kalimat Sabrina memujinya sebagai seorang konglomerat Tomi merasa tersanjung, padahal belum tentu itu sebuah pujian bisa saja itu sebuah ejekan, hanya saja beberapa orang tidak peka dalam menerimanya.
Suasana semakin romantis dengan lagu The One by Kondaline, yanh di tulis oleh vokalisnya Steve Garrigan yang isinya bercerita tentang seorang lelaki yang telah menemukan cinta sejatinya. Dalam lagu itu, pujaan hatinya tersebut menjadi orang yang membuat dunia sang lelaki menjadi indah dan membuat segalanya terasa benar, bahkan ketika semuanya salah.
Pada lirik "You make my heart feel like it's summer, When the rain is pouring down, You make my whole world feel so right when it's wrong, That's how I know you are the one".
Tomi tiba-tiba mengeluarkan sebuah kotak cincin berlian, kemudian menggenggam jemari Sabrina,
"Rin, kamu mau ngga jadi pacarku".
Sabrina melihat itu tersenyum, "Tom, berhubungan denganku sangat rumit"
"Aku tahu karena dunia anak konglomerat seperti kita sulit untuk menjalin hubungan dengan keinginan sendiri, tapi salahnya di mana Rin, kita kan dari kalangan yang sama?" Jelas Tomi
"I know tapi lelaki yang ingin menjadi kekasihku harus mendapat izin dari seseorang"