My Geeky Genius Broker

Seorang pria bertubuh atletis dengan kulit putih khas Asia dan memiliki postur tubuh tinggi tegap mengenakan setelan kasual celana bahan dengan kemeja yang dilipat sampai siku.

Melangkah dengan sepatu kulit mahalnya mengulas senyum saat menghampiri meja geng sosialita.

Ketampanan yang tidak diragukan lagi, garis rahang tampak keras dengan bibir tipis dan sorot mata itu terasa tajam seperti tatapan mata elang.

Suara bariton yang terdengar macho, David menyalami satu persatu yang hadir tak terkecuali Kayra.

Kemudian David duduk disebelah Lisa yang langsung menggelayut manja seolah ingin menegaskan pada siapapun yang hadir jika makhluk seksi ciptaan Tuhan di sisinya ini adalah hanya miliknya.

Tubuh Kayra bergetar, tidak memungkiri jika secuil perasaan itu masih tersisa meski berselimut dendam tapi David adalah pria yang selama dekat dengannya tidak sekalipun bersikap kasar, selalu lembut memperlakukan hubungan mereka,

Sulit menerima jika pria itu adalah seorang yang jahat karena sikap David saat bersama Ayra azalea seperti kelinci manis yang menggemaskan.

Tidak disangka dibalik manisnya kelinci itu tersimpan seorang monster yang ternyata sangat kejam.

Kayra mengalihkan pandangannya, tidak tega membiarkan netranya ternoda oleh pemandangan pasangan panas itu.

Masing masing saling larut dalam topik pembicaraan kecuali pasangan David dan Lisa yang justru lebih memilih asyik menari di lantai dansa.

Keduanya meliukkan badan sangat sempurna menempel ditubuh satu sama lain.

Hal yang wajar ditemui jika kita berkunjung di sebuah klub malam, Lisa mengalungkan kedua tangannya di leher David, sementara David melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Lisa.

Netra keduanya saling terkunci diiringi senyuman senyuman manis disela pembicaraan yang tidak seorangpun tahu kecuali mereka sendiri.

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lebih tiga puluh menit menjelang tengah malam. Elena, Liam sudah terkapar efek minuman alkohol di sofa.

Dante sibuk menghubungi keamanan klub untuk menyiapkan kamar agar mereka bisa istirahat, sedangkan Jeni dan Kayra tidak sampai mabuk karena hanya minum sedikit.

"Lihatlah.. mereka selalu seperti ini biasanya ada supir yang mengantar mereka pulang kerumah masing masing tapi sepertinya malam ini Elena dan Liam akan menginap di kamar khusus. " ucap Jeni yang bersandar pada sofa.

"Eh.. dimana Lisa ? aku tidak melihatnya pergi.. " tanya Kayra basa basi.

"Tentu saja Lisa sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamar khusus bersama David kekasihnya, hubungan mereka sedang hangat hangatnya. " jawab Jeni lirih.

"Mereka sangat serasi.. " Kayra mencoba memancing Jeni.

"Sebelum dengan Lisa David sudah punya kekasih, sayangnya kekasih David sudah meninggal dan Lisa lah yang selalu menemani David selama masa terpuruknya, mungkin benih benih cinta mereka tumbuh di saat itu, entahlah rumit.. " Jeni menghela nafas panjang bersiap untuk bangkit dari sofa dan bermaksud mengajak Kayra pulang.

"Kita pulang duluan saja Kay, cuma kamu dan aku yang masih sadar disini hahaa.. " Jeni melangkah pergi keluar bar diikuti Kayra di belakangnya.

Sebelumnya Kayra ijin mau ke toilet sebentar dan meminta Jeni menunggu di dekat pintu keluar, hampir lima belas menit Kayra tak kunjung keluar, Jeni kembali masuk ke dalam Klub dan berpas pasan dengan Kayra di sebuah lorong yang baru saja selesai dengan urusannya.

"Ku pikir kamu ketiduran di toilet Kay.. " kata Jeni posisi berdiri melipat tangan.

"Perutku mual kebanyakan minum tadi.. maaf membuatmu menunggu lama Jeni, ayo.. "

Kayra meraih lengan Jeni kemudian pergi dari klub dengan mobil masing masing usai berpisah di pelataran parkir.