Menikahi Perawat Ayah

Saat Reino mengeluarkan kedua tangannya untuk mengambil makanan yang ada di meja, Reino tidak menyadari bahwa ayah nya memperhatikan nya. Tampak kedua punggung tangan Reino memar tapi sudah tidak berdarah. "Bisa kah kamu mengambil untuk ayah juga?", pinta tuan Arya. "Tentu", jawab Reino singkat. Saat Reino menuang nasi di piring ayah nya, ayahnya tiba-tiba memegang pergelangan tangan Reino. "Apa yang terjadi sampai tangan mu memar begini, perasaan tadi sore ayah lihat masih baik baik saja", tanya tuan Arya. "Bukan urusan ayah", jawab Reino sambil menarik lengan nya dari genggaman ayahnya. "Baik lah jika kamu tidak mau memberi tahu ayah, tapi saran ayah sebaiknya jangan suka memendam masalah sendirian!", kata tuan Arya. Reino hanya diam tanpa menjawab. Mereka pun menyantap hidangan makan malam dengan saling diam dan setelah selesai, Reino langsung berpamitan pada ayah nya untuk kembali ke kamar nya.

Tak lama setelah itu, Kayla datang menghampiri tuan Arya dengan membawa obat dan vitamin untuk tuannya. "Bagaimana tadi tuan? apa tuan Reino baik baik saja?", tanya Kayla sambil memberikan obat dan air putih untuk tuan Arya.Tuan Arya meminumnya sebelum menjawab pertanyaan Kayla. "Seperti biasa, Reino tidak akan mau mengatakan masalah pribadi nya, kebanyakan anak laki laki memang tidak terlalu dekat dengan ayahnya", jawab tuan Arya. "Kalau begitu berarti tuan Reino dekat dengan ibunya ya tuan?", tanya Kayla. "Tentu saja, bahkan saat Reino memiliki kekasih, ibunya yang pertama kali mengetahui nya. Dan istri ku itu juga orang yang sangat terbuka, dia tidak pernah melarang larang selagi itu hal yang positif", kata tuan Arya. "Pantas saja tuan sangat mencintai Bu Hilda, sekarang saya jadi tahu alasan tuan tidak menikah lagi dan memilih hidup sendiri ", kata Kayla. "Sudah jam 9 malam tuan, mari saya antar ketempat tidur ", lanjut Kayla sambil mendorong kursi roda Tuan Arya.

Sementara itu, Reino yang dari tadi tidak bisa tidur memilih untuk duduk duduk di balkon dekat kamar nya sambil melihat derasnya hujan dan merasakan dinginnya angin malam. Ditemani dengan secangkir kopi dan sebungkus rokok yang dari tadi ia hisap sampai tidak sadar asbak didepan nya hampir penuh.

Reino berkata dalam hatinya, kapan hujan nya akan berhenti, aku bahkan tidak bisa tidur walau 5 menit saja? Bunda, aku merindukan mu. aku rindu pelukan hangat bunda, aku rindu saat bunda mengelus kepala ku hingga aku tertidur lelap dan aku rindu saat menceritakan masalah di kepala ku yang berat ini pada bunda. Wanita mana yang bisa aku percaya selain bunda? sepertinya tidak ada! Tapi kenapa bunda malah meninggal kan ku, ini semua salah ku, salahku... tiba tiba air mata berlinang dari kedua mata Reino. Brak.. Reino memukulkan tangannya keatas meja dengan keras hingga membuat asbak dan secangkir kopi di atasnya terjatuh kelantai. pyarrrr... cangkir itu pecah berkeping-keping. "Tuan... apa yang anda lakukan?", teriak Kayla dari depan pintu balkon. Ia kemudian berjalan mendekat ke arah Reino. "Ini..., saya menemukan nya di saku celana anda saat membereskan pakaian anda yang menggantung dikamar mandi dekat dapur", kata Kayla sambil menyerahkan obat Reino. "Sebaiknya Anda segera masuk ke dalam kamar, di sini sangat dingin, anda kan tidak memakai jaket, nanti kalau anda sakit bagaimana?", ucap Kayla. "Apa peduli mu?", tanya Reino. "Jelas saya peduli, tuan kan majikan saya", jawab Kayla.

tapi sebenarnya aku peduli karena menyukai mu tuan, hah... tapi masa ya aku bilang begitu kan nggak mungkin, batin Kayla.

Reino hanya diam mendengar jawaban Kayla, dan ia tetap duduk tidak bergerak dari tempat nya dengan tatapan mata yang kosong.