Anabella Poetry Nhoel namanya. Nhoel adalah nama marga dari keluarganya. Anak itu hidup piatu tanpa ibunya. Di masa kecil, ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.
Hanya Ayah, ayahnya Leonardo Nhoel yang berperan sebagai Ayah sekaligus ibu. Jangan lupakan pengasuhnya. Anabella diasuh oleh seorang bibi.
Hingga suatu ketika, ada kejadian yang tak terduga. Banyak lika-liku kehidupannya hingga mempertemukannya dengan seseorang yang dipanggilnya dengan sebutan Om Papa.
"Om Papa, kalau aku dewasa nanti, aku ingin punya pasangan seperti om papa yang romantis."
"Aamiin, semoga Tuhan mempertemukan mu dengan pasangan seperti om papa mu ini."
Benih cinta tumbuh tatkala ciuman pertamanya. Ciuman yang sebenarnya hanya latihan, tapi merubah segala dunia Anabella. Padahal, Om Papa sudah mempunyai istri.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Silahkan baca ya... Ini novel request dari pembaca yang saya coba untuk dikembangkan.
Happy reading...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unchi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Keesokan harinya.
Anabella sudah bersiap hendak berangkat ke sekolah. Ia segera menghampiri Arkan dan Venesa yang tengah duduk di ruang makan.
"Pagi Tante," sapanya pada Venesa.
"Pagi Om papa," lanjutnya menyapa Arkan.
"Pagi," balas Venesa singkat.
"Pagi juga Sayang," balas Arkan sambil tersenyum ramah.
Anabella sangat suka melihat senyuman dari om papanya. Bikin hatinya tenang di setiap harinya.
Sebetulnya, Venesa sangat iri melihat kedekatan keduanya. Ia tak suka. Selama ini menerima semua ini karena ada Arkan di dekatnya. Andai Venesa di samping Bu Sania setiap hari, pasti rasa bencinya terhadap Anabella semakin bertambah. Mengingat dia sendiri belum bisa punya anak di usianya yang sudah kepala 3 ini.
Venesa menatap wajah Anabella. Anabella terlalu cantik untuk menjadi anaknya. Harusnya Venesa bisa bersyukur atas semua pemberian Tuhan padanya. Namun sayangnya, asap hitam lebih pekat ketimbang awan putih. Jadi, sesuatu yang baik tertutup dengan rasa tak suka dari dalam dirinya.
Selesai makan, Anabella langsung mencium punggung tangan Venesa dan cium pipi kanan-kiri sang tante. Kemudian ia lanjutkan mencium punggung tangan Arkan. Seperti sebelum-sebelumnya, Arkan langsung mendaratkan bibirnya ke kening Anabella. Anabella sempat grogi diperlakukan seperti itu oleh om papanya. Entah kenapa Anabella sangat senang.
Anabella jadi melamunkan kejadian tadi malam. Tentang dimana, om papanya tengah mencium tantenya. Mereka berdua kissing dengan mesranya. 'Aish, aku kenapa?' batin Anabella bingung. Padahal Arkan masih setia mencium keningnya.
Saat Arkan mengecup kening anak angkatnya. Tiba-tiba Bu Sania masuk ke ruangan itu. Ia menatap garang ke arah Arkan dan Anabella.
"Arkan! Apa yang kau lakukan. Dia bukan anakmu. Kamu gak boleh melakukan itu padanya. Yang berhak mendapatkan perlakuan itu hanya anakmu. Titik."
Arkan tak suka mendengarnya. Selalu dan selalu begitu protes Bu Sania padanya. Bagaimanapun juga bagi Arkan, Anabella sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri.
"Anabel, tunggu di mobil sekarang!" titah Arkan.
Anabella langsung pergi menuju ke mobil. Padahal dia juga penasaran dimana kesalahannya. Omanya itu tak pernah mau menganggapnya cucu. Dari pertama ketemu sampai sekarang tak pernah berubah padanya. Bu Sania selalu membencinya.
"Aku selalu berusaha jadi yang terbaik. Tapi kenapa Oma selalu membenciku?" gumam Anabella. Dia sedih jika gara-gara dia, om papanya kena marah oleh Bu Sania. Belum lagi nanti, setelah Anabella pulang dari sekolah. Pasti bi Ijah akan menyuruh ini itu. Jadi anak yatim-piatu tak seindah yang mereka bayangkan. Diadopsi oleh Arkan adalah anugerah tersendiri bagi Anabella. Namun semua yang indah itu, juga ada kepedihan yang menyertainya.
Sementara itu.
"Ma, Anabella sekarang ini adalah tugas Arkan dan Venesa. Kami yang mengadopsinya Ma. Kalau ada apa-apa dengan Anabel, Arkan yang akan disalahkan Ma."
Bu Sania tetep tidak setuju dengan jawaban Arkan itu. "Kalian ngadopsi kan buat pancingan. Lagian udah 6 tahun lebih, anak mama gak ada perubahan," protes Bu Sania tak terima.
"Ma, udah," potong Venesa. Dia tak mau, suasana makin kacau. Meskipun sejujurnya Venesa juga mengiyakan kata-kata yang mamanya ucapkan.
"Ayo Mas," Venesa mengajak Arkan keluar. Arkan ada tugas mengantarkan Anabella sebelum dia pergi mengadiri suatu acara bersama istri dan mertuanya.
Sesampainya di samping mobil. Seperti biasa, Arkan meraih pinggang Venesa sebelum ia mengecup kening sang istri.
Arkan memang tak pernah lupa akan hobinya yang satu itu. Entah bagaimana bisa, ia melepaskan Venesa. Karena yang Arkan tahu, Arkan terlalu mencintai istrinya itu. Cinta pada pandangan pertamanya. Padahal, Venesa sudah dua kali minta diceraikan. Namun Arkan tak bisa. Arkan tak mungkin bisa berjauhan dengan Venesa.
"Aku berangkat Sayang," pamitnya.
"Iya Mas," balas Venesa. Sekali lagi, Arkan mengecup kening Venesa.
Sedang di dalam mobil itu, Anabella meleleh dibuatnya. Ia benar-benar mengagumi sosok om papanya yang super duper romantis menurutnya.
Setelah Arkan masuk ke dalam mobil. Tanpa sengaja, Anabella mengucapkan sebuah harapannya.
"Om papa, kalau aku dewasa nanti. Aku pengen punya pasangan seperti om papa yang romantis."
Tanpa pikir panjang, Arkan langsung menjawabnya. "Aamiin, semoga Tuhan mempertemukanmu dengan pasangan seperti om papamu ini."
Eits.
Arkan baru saja mencernanya. "Apa maksudnya?" tanya Arkan sambil menatap serius ke arah Anabella.
Anabella menggenggam erat ujung roknya. Sepertinya dia tengah melakukan kesalahan. Anabella tadi keceplosan. Ia benar-benar tak sengaja berbicara seperti itu.
"Emmm, aaa..." Anabella gugup bukan main. Ia takut Arkan akan marah padanya.
Melihat ekspresi anak angkatnya yg seperti itu. Arkan langsung tertawa, menampilkan deretan giginya.
"Astaga, kau masih kecil Anabel. Kau harus giat belajar dulu. Jangan pikirkan tentang pasangan, oke!" kata Arkan sambil geleng-geleng kepala.
Mungkin Arkan harus membatasi kebiasaannya yang suka mencium Venesa sembarangan. Sebab, Arkan punya penilaian sendiri. Anak sekecil Anabella bisa tahu mana orang yang romantis dan mana yang tidak.
Bersambung.
kasihan annabell , 🥺🥺🥺