Pesona Si Wanita Malam

1 tahun berlalu.

Sky duduk bersandar di kursi direktur sambil menatap foto wanita yang sudah pergi begitu saja dari rumahnya. Keadaan Sky masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Bayangan dan mimpi tentang wanita malam itu selalu merusak ketenangan hidupnya.

Sebenarnya Sky bisa saja menyuruh Tom untuk mencari keberadaan wanita itu, tapi untuk apa. Wanita itu sangat tidak penting baginya. Begitu yang selalu ia tanamkan dalam hatinya. Meskipun jelas-jelas wanita itu sudah menjungkirbalikkan hatinya. Tapi Sky terus saja menyangkal dan menolak perasaannya itu kepada Ana yang baginya hanyalah seorang wanita malam.

Sebenarnya tidak masalah bagi Sky jika ia jatuh cinta pada wanita malam itu. Tapi bagai mana dengan Ana, jika kedua orang tua dan keluarga besarnya tidak menerima atau bahkan memandang rendah padanya. Pasti Ana akan terluka. Dan Sky tidak mau menyakiti wanita yang ia cintai. Karena itu Sky membiarkan wanita itu pergi dan tidak ingin mencarinya. Lebih baik mereka tidak bertemu. Berharap waktu yang terus berlalu bisa menghapus perasaan dan ingatannya pada wanita itu.

Sky mengalihkan pandangannya saat mendengar suara ketukan di pintu. "Masuk." perintahnya.

Seorang perawat datang tergesa-gesa untuk memberitahukan keadaan darurat. Kecelakaan sebuah bus rombongan mahasiswa baru saja terjadi. Semua korban di larikan ke rumah sakit ini. Sky bergegas menyambar jas dokternya dan segera pergi ke ruangan UGD.

Hampir menjelang malam, baru seluruh korban selesai mendapatkan penanganan. Meskipun tidak ada korban yang meninggal dunia, tapi ada beberapa orang yang mengalami kritis dan harus di lakukan tindakan operasi.

Melvin yang kebetulan melewati rumah sakit, menyempatkan diri untuk melihat keadaan di sana. Melvin langsung masuk ke ruangan Sky, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Mungkin adik sepupunya itu masih sibuk, jadi Melvin memutuskan untuk pergi saja. Pria itu mengurungkan niatnya untuk pergi saat matanya tidak sengaja melihat sebuah foto di atas meja kerja Sky.

Sky tiba-tiba merampas foto yang ada di tangan Melvin. Menatap tajam kearah Melvin yang juga tengah menatapnya datar. Namun sedetik kemudian Melvin malah tersenyum menyebalkan kepada Sky.

"Apa aku tidak boleh melihatnya ?"

Awalnya Melvin sangat terkejut melihat reaksi Sky yang tiba-tiba mengambil foto itu. Kemudian ia dengan cepat membaca situasi. Apa mungkin Sky menyukai adik angkatnya. Batin Melvin.

"Sesuatu yang tidak penting." Sky menyimpan foto itu di laci meja.

"Jika tidak penting, mengapa kau menyimpannya atau .." Melvin menjeda ucapannya.

"Kau menyukainya ?" Melvin menaikturunkan alisnya menggoda Sky.

"Dia hanya seorang wanita malam." Melvin mengkerutkan keningnya, terkejut mendengar perkataan Sky.

"Dari mana kau tahu ? bukankah dia .."

"Dia meminta ku menebusnya dari seorang mucikari, sebagai balasan karena telah menyelamatkan ku malam itu." Sky memotong perkataan Melvin.

"Benarkah ?" tanya Melvin yang tidak begitu menyimak informasi tentang siapa yang telah membawa Sky ke rumah sakit malam penusukan itu. Dan ia juga baru mengetahui jika pria misterius yang menebus Ana adalah Sky. Karena orang suruhannya itu tidak menemukan informasi apapun tentang itu. Beruntung salah salah satu anak buah Melvin memata-matai Anita yang akhirnya membawa mereka kepada Ana.

Sky menganggukkan kepalanya. "Dia terikat perjanjian menjadi pembantu di rumah ku selama dua tahun. Tapi, belum genap dua bulan di pergi dari rumah." lanjut Sky.

Lagi-lagi Melvin di buat terkejut mendengar cerita Sky. Jadi, selama ini Sky pikir Ana pergi dari rumah. Padahal nyatanya wanita itu di culik oleh orang suruhan ibu tirinya. Dan mungkin Sky juga tidak tahu jika sekarang wanita malam yang di maksudkannya itu tinggal bersama kedua orang tuanya.

"Kau tidak berusaha untuk mencarinya ?" Melvin menyelidiki.

Sky menggeleng. Memang dia tidak mau mencari dan tidak ingin bertemu dengan wanita itu lagi. Meskipun bertolak belakang dengan hatinya yang terus ingin melihat wajah cantik Ana.

"Kau pasti sudah jatuh cinta padanya." tebak Melvin.

Bukan tanpa alasan Melvin menduga adik sepupunya itu sudah jatuh cinta pada wanita itu. Karena tidak biasanya Sky menunjukkan kebencian secara berlebihan seperti ini. Biasanya Sky hanya diam tanda ketidak pedulian terhadap sesuatu.

Sky melengos mendengar ucapan Melvin. Lagi-lagi ia menyangkal perasaannya.

Melvin terkekeh melihat reaksi wajah kesal Sky. "Jika kau menyukainya cepat katakan sebelum di dahului oleh pria lain."

"Sebaiknya kau pergi jika tidak ada hal penting yang ingin di bicarakan. Aku sangat lelah untuk meladeni omong kosong mu itu." Sky menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata. Tubuhnya lelah setelah melakukan beberapa operasi pada korban kecelakaan siang tadi.

"Hey, beraninya kau mengusir ku. Kau lupa rumah sakit ini milik siapa, hah ?" Melvin berdiri tidak terima dia di usir.

Sky sedikit pun tidak takut kepada Melvin. Ia masih santai dengan posisi ternyamannya.

"Kau sangat berisik. Pergi sana." kata Sky dengan mata yang masih terpejam.

"Ingat kata-kata ku tadi. Jangan sampai kau menyesal jika wanita itu sudah menjadi milik orang lain." nasehat Melvin sebelum keluar dari ruangan Sky.

Melvin mengerti jika saat ini Sky sedang lelah, karena itu dia memilih pergi setelah memastikan adik sepupunya itu baik-baik saja.