Cerita Novel Penjaga Kuil Naga.
Selamat Datang kepada Para Pembaca.. Kali ini saya menulis Cerita tentang seorang anak yang sangat Miskin, Kuliah disalah satu Universitas ternama dikota Gowe, Namun dia selalu diremehkan dan tidak dianggap oleh Mahasiswa lain anak-anak orang kaya. Pemuda Miskin dan kurus yang diperankan oleh Pemeran utama adalah Lemon. Ada banyak Wanita yang mengagumi Lemon keprinadiannya, karna dia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Dewi merupakan salah satu pengagum Lemon, bahkan bukan hanya Dewi. Tiwi Song dan beberapa gadis cantik yang lain, mengagumi keprinadian Lemon.
Penasaran dengan Alur Ceritanya...??
Silahkan ikuti terus Ceritanya...!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Ibu Meti dan Pak Yosa
Mendengar Lemon berkata seperti itu, Pak Yosa dan Ibu Meti hanya bisa saling memandang satu sama lain, mereka tidak percaya Lemon akan mengobati Ibunya, dan menganggap Penyakit ibunya tidak serius.
"Nak.. Ayahmu ini sudah memanggil Tabib kampung, dan Perawat Desa untuk memeriksa ibumu, namun mereka mengatakan bahwa ibumu sudah tidak bisa lagi sembuh kembali seperti semula, karna sudah terlambat pengobatan" Pak Yosa berkata berusaha menjelaskan.
Mendengar Ayahnya berkata, Lemon mengangguk-anggukan kepalanya dan menarik nafas sambil berkata 'Baiklah, sekarang saya keluar untuk mencari obat, kita buktikan saja kalau ibuku bisa sembuh atau tidak' selesai berkata Lemon turun dari atas Ranjang dan pergi keluar.
Melihat sikap anaknya Ibu Meti hanya bisa memegang tangan Pak Yosa suaminya. "Pak.. Sudahlah biarkan saja dia berbuat, jangan patahkan semangatnya" Bu Meti hanya bisa tersenyum bahagia.
Lemon melihat Jam dinding, Jam sudah menunjukkan Pukul 11 kemudian dia berjalan kearah Hutan didepan Rumahnya, Seketika Buku Mata Dewa Bereaksi, Buku Mata Dewa menunjukan Jenis Rumput yang bisa menjadi Obat untuk menyembuhkan ibunya.
Buku Mata Dewa langsung memberikan Nama-Nama Rumput tersebut didalam ingatan Lemon. Rumput Liga-Liga, Rumput Kumis Kucing, Rumput Ekor Kuda dan masih banyak jenis rumput yang lain.
Merasa semuanya telah rampung, Lemon bergegas kembali kerumah dan dia langsung mengambil Tungku, kemudian memasak Semua Jenis Rumput yang telah dia kumpulkan tadi, Lemon mengalirkan Energi Spiritualnya dengan tidak lepas bimbingan dari Buku Mata Dewa.
Ayahnya hanya bisa duduk dikursi sebelah Lemon memasak, ayahnya hanya melihat kesibukan Lemon meracik obat untuk istrinya, dia tidak berkata apa-apa dan menunggu apa hasilnya.
Beberapa Menit Aroma Wangian Obat yang sangat Tajam memenuhi seisi Ruangan itu, sampai-sampai ibu Meti merasakan wangian Obat yang sedang diracik Lemon, Namun dia tidak bisa bergerak untuk melihat langsung sumber aroma tersebut, sehingga dia hanya bisa merasakannya dari dalam kamar.
Satu Jam telah berlalu, keringat dingin terlihat dikening Lemon, karna sejak Proses Memasak Lemon terus duduk bersilah disamping Tungku dengan Panasnya kobaran Api.
Perlahan-lahan Lemon membuka Matanya, dia langsung membuka Penutup Tungku, dan Wangi Aroma Obt langsung menyerbu keluar.
Lemon mengambil Gelas kemudian menuangkan Air dari dalam Tungku obat, kemudian menyuntikan sedikit kekuatan Energi Spiritualnya, dia langsung berjalan kekamar ibunya "Bu.. Minumlah selagi masih pas... Habiskan satu gelas ini" Lemon menyerahkan gelas itu kepada ibunya, Ayahnya juga ikut membantu, dia menopang istrinya untuk duduk dan meminum obat racikan Lemon.
Satu Jam kemudian Setelah selesai meminum obat racikan tersebut.
Seluruh Tubuh ibu Meti merasa bergejolak, dia merasakan rasa sakit yang sangat besar.
Ibu Meti merasakan hawa panas yang sangat sakit didalam tubuhnya, seakan tubuhnya meledak bagaikan Bom.
Seluruh Tulangnya seakan diremukan dan kembali bereaksi.
Karna tidak bisa menahan rasa sakit yang menyengat, akhirnya bu Meti pingsan tak sadarkan diri.
Pak Yosa yang melihat istrinya Jatuh pingsan, seketika dia terkejut dan merasa sangat khawatir. "Nak.. Kenapa ibumu jadi seperti ini?".
Pak Yosa berkata dengan khawatir dan penasaran. "Bapak tenang saja, itulah Reaksi dari Obat itu, kita tunggu saja selama sepuluh menit" Lemon berkata dengan penuh rasa percaya diri.
Mendengar kata-kata Lemon, Pak Yosa hanya menghela nafas dan menunggu istrinya sadar kembali.
Sepuluh menit telah berlalu, Ibu Meti membuka matanya dengan pelan-pelan, Pak Yosa, dan Lemon yang duduk disampingnya berkata: "Ibu sudah sadarkan diri?".
Tiba-tiba ibu Meti merasakan punggungnya tidak sakit lagi, kemudian dia duduk dengan santai tanpa dibantu orang lain. "Ibu Coba turun dari atas Ranjang, dan coba untuk berjalan".
Lemon berkata sambil membimbing ibunya untuk berjalan.
Ibu Meti berjalan pelan-pelan keluar sampai dihalaman Rumahnya, tanpa dibantu kemudian berjalan kembali kedalam rumah.
Ibu Meti seakan berada disurga karna ketidakpercayaannya dengan apa yang dia alami. Ibu Meti bergegas memeluk Anaknya Lemon, dengan Deraian Air Mata.
"Nak.. Kamu memang tidak berbohong, maafkan ibumu ini yang sudah tidak sempat mempercayaimu" Ibu Meti berkata dipelukan Lemon sambil berlinang Air mata.
"Ibu tidak perlu merasa bersalah, sudah sewajarnya saya menolong ibuku sendiri!". Ibu Meti terus memeluk Anaknya hingga Jam dinding menunjuk pukul 4 Sore.
Setelah lama dipelukan sang ibunda, Perlahan Lemon melepas pelukan ibunya dan berkata: "Ibu, saya pergi kepasar dulu ada yang mau saya beli, karna besok saya sudah harus pergi lagi kembali ke kota".
"Baik Nak, tapi kamu harus hati-hati, kamu jangan perginya terlalu kelamaan" Ibunya mengingatkan.
Lemon berjalan kepasar dengan berjalan kaki, jarak pasar antara rumahnya berskisar 1 Kilo Meter, Lemon berencana pergi Kepasar untuk mencari ATM, dan menarik uang untuk bekal orang tuannya yang tinggal dikampung.
Setelah sampai di Salah satu Bank Cabang di Desa Tora, Lemon bergegas pergi ke ATM untuk melakukan penarikan.
Namun karna Waktu sudah menjelang sore hari, orang-orang banyak berdatangan ke ATM untuk menarik uang.
Lemon yang baru datang terpaksa mengantri, dan menunggu orang-orang yang sedang berada didepannya.
Tiba-tiba dari belakang ada seorang wanita cantik dengan ditemani oleh seorang pria yang wajahnya sedang-sedang saja, namun lengan pria itu dipenuhi Tato Ular Cobra dengan Lidah menjulur kebawah. "Hai Lemon, untuk apa kamu disini? Jangan bilang kamu mengemis disini!" Wanita itu berkata dengan nada menghina.
Wanita itu bernama Tika, teman sekolah Lemon waktu sekolah menengah pertama.
Dan Lelaki disampingnya adalah Tunangannya Roy Hitler Tambunan.
tp yg gratis.. dijakarta g ada susah nyarinya?
ko kalo naek ke langit terus kalo d tempat terbuka boleh lah kalo naek ke atas langit 😂😂😂
tanpa mengotori tanGAN mc
kadang2 author ini