Maura Geraldin, wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan, akhirnya menerima lamaran dari sang kekasih yang baru di kenalnya selama 6 bulan, yaitu Panji Kristian anak terakhir dari keluarga Abraham yaitu pemilik perusahaan batu bara.
Namun tidak menyangka Panji, Laki-laki yang di cintai Maura ternyata mempunyai wanita lain di belakang Maura, padahal mereka berdua sudah bertunangan, akan kah Maura membatalkan pertunangannya, atau malah mempertahankan hubungan mereka.
Jika kalian penasaran simak terus yukk perjalanan mereka.. jangan kasih kendor.. Dan jangan lupa untuk like nya juga.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
Keesokan harinya Maura sudah begitu tampak rapi, ia akan pergi ke hotel tempat di mana nyonya Geraldine dan Panji berselingkuh, dari semalam Maura memikirkan siapa yang mengirim rekaman CCTV tersebut secara diam-diam kepada ayahnya, apakah itu sahabat-sahabat Maura atau siapa? tapi sepertinya tidak mungkin jika sabahat Maura karena mereka tidak mempunyai kuasa untuk sabotase rekaman tersebut.
Maura baru saja keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga untuk menuju ke lantai satu, setibanya di lantai satu, ruangan tampak sepi, tidak ada kehidupan padahal waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, Maura pun menoleh kanan dan kiri di sana ruangan tampak masih gelap, karena korden rumah belum ada yang membuka bahkan jendela pun masih tertutup sangat rapi.
Namun Maura tak mengindahkan nya, mungkin sanga ayah sudah berangkat bekerja, begitu pun kak Dinda, sedangkan sang mama Maura sudah tidak perduli, mungkin dia masih di kamar takut untuk keluar pikir Maura. Maura sudah keluar dari rumah dan segera masuk ke dalam mobilnya, lalu mobil mewah berwarna merah pun sudah melaju meninggalkan rumah untuk menuju ke hotel mawar, Maura ingin mencari tahu siapa yang memberikan rekaman CCTV tersebut kepada ayahnya, dan ada motif apa orang tersebut membongkar rahasia mamanya.
Perjalanan cukup jauh sekitar 30 menit, setibanya di hotel Maura segera turun dan masuk ke dalam hotel bintang 5 tersebut. Tujuan pertama Maura adalah menuju ke resepsionis, untuk menanyakan di mana ruang CCTV di hotel tersebut.
"Selamat pagi nona? ada yang bisa di bantu?." sapa petugas resepsionis yang bernama Irma.
"Selamat pagi kak, saya ingin bertanya siapa petugas ruang CCTV di hotel ini, saya ingin bertemu dengannya."
"Maaf ada perlu apa ya nona menanyakan petugas CCTV di sini?."
Maura pun seketika berfikir jika Maura bilang dengan jujur kepada petugas resepsionis tentang masalahnya, petugas itu tidak akan paham, dan pasti akan sangat rumit.
"Maaf kak, saya ke sini untuk mencari mama saya yang hilang beberapa hari yang lalu, dan saya mendapat info bahwa mama saya pernah menginap di hotel ini, dan saya ingin melihat dari CCTV, kapan mama saya menginap di hotel ini." jelas Maura.
"Nama mamanya siapa ya nona? biar saya cek saja dari data check in di komputer." ucap Irma.
"Ah.. saya ingin melihat langsung saja dari CCTV kak, karena ini sangat penting sekali."
"Maaf nona, dari peraturan hotel tidak sembarang orang bisa masuk ke ruang monitoring CCTV, itu sudah kebijakan pihak hotel."
"Hanya sebentar saja kak, tidak akan lama, saya mohon bantu saya."
"Maaf nona saya tidak bisa, karena itu bisa melanggar salah satu peraturan di hotel ini, sekali lagi saya minta maaf."
Namun saat Maura dan petugas resepsionis sedang berdebat, Tiba-tiba datang lah laki-laki tampan, tinggi semampai sedang berdiri di samping Maura.
"Ada apa ini?." tanya laki-laki tersebut.
Maura yang mendengar suara laki-laki di sampingnya seketika menoleh, saat Maura melihat laki-laki tersebut menjadi terkejut. "Bukankah ini laki-laki yang kemarin?." ucap Maura pelan.
"Selamat pagi pak." Irma yang memberi hormat kepada atasannya. "Maaf pak Nona ini memaksa untuk bisa masuk ke ruang monitoring CCTV untuk mencari tahu mamanya yang hilang." jelas Irma.
Kenan dan Maura seketika saling beradu pandang, Maura tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Kenan di hotel tersebut.
"Jika nona masih memaksa ingin masuk ke dalam ruang CCTV, nona bisa meminta izin saja ke pada pak Kenan, selalu owner di hotel ini." ucap Irma.
Maura yang mendengar ucapan Irma seketika terdiam, ternyata pemilik hotel ini adalah laki-laki yang kemarin menolongnya. Maura yang mengetahui Kenan owner di hotel tersebut menjadi ragu untuk mencari tahu siapa yang mengirim rekaman CCTV kepada ayahnya.
"Silahkan.. saya akan mengantarkan anda menuju ke ruang monitoring CCTV di hotel ini." ucap Kenan kepada Maura.
Maura yang sudah mendapat izin dari pemilik hotel pun segera berjalan untuk menuju ke ruang CCTV. Setibanya di ruang CCTV Maura meminta petugas CCTV untuk memutar ulang rekaman pada hari sabtu kemarin, yaitu di mana Maura mendapati mamanya bercumbu dengan Panji di depan kamar 18. Petugas CCTV pun segera melihat rekaman pada hari sabtu jam 15:00 WIB, namun di rekaman tersebut tidak ada rekaman nyonya Geraldine dan juga Panji datang ke hotel tersebut.
"Maaf nona, hari sabtu jam 3 sore tidak ada yang berdiri di depan kamar 18, bahkan tidak ada yang masuk ke kamar 18." ucap petugas CCTV kepada Maura.
Maura tidak percaya dengan petugas CCTV tersebut, tidak mungkin tidak ada rekamannya, jelas-jelas mamanya datang ke hotel tersebut bersama Panji. Maura semakin curiga, bagaimana bisa rekaman itu tidak ada di dalam komputer, pasti ada seseorang yang me sabotase rekaman tersebut. Kenan yang berdiri di samping Maura terus menatap ke arah Maura yang sedang sibuk menatap ke arah komputer CCTV.
"Apakah ada seseorang yang datang ke sini selain saya pak, untuk menanyakan rekaman pada hari sabtu itu?." tanya Maura.
"Tidak ada.. karena tidak sembarang orang bisa masuk ke ruangan ini nona." jawab petugas CCTV.
"Tapi apakah ada petugas lain yang menghandle ruangan ini selain bapak?." tanya Maura lagi.
"Tidak ada juga nona, hanya saya petugas monitoring CCTV di hotel ini."
Maura seketika terdiam, bagaimana bisa rekaman mamanya tidak ada di komputer tersebut, namun jika tidak ada rekamannya, lalu kenapa rekaman CCTV itu bisa sampai ke ayahnya, bukankah itu aneh.
"Coba ulangi lagi pak, mungkin bapak salah." ucap Maura.
Petugas monitoring CCTV kembali mencari rekaman pada sabtu jam 3 sore namun tetap saja rekaman itu tidak ada. Maura pun seketika berfikir pasti ada yang menghapus rekaman CCTV tersebut dari jejak digital.
"Apakah belum selesai, jika sudah selesai anda bisa keluar sekarang nona, sudah jelas bukan, kalau di monitoring CCTV, tidak ada rekamannya, jadi yang anda cari tidak ada di sini." ucap Kenan kepada Maura.
Maura yang sudah cukup lama di dalam sana pun menjadi tidak enak kepada Kenan selalu owner di hotel tersebut, ia pun memutuskan untuk segera keluar dari ruangan tersebut. Saat Maura keluar dari ruangan ia kembali berfikir bagaimana bisa tidak ada rekaman mamanya dan Panji di komputer, siapa yang menghapusnya, dan siapa yang mengirim rekaman CCTV itu.
"Apakah begitu penting rekaman itu untuk anda?." tanya Kenan yang berjalan di belakang Maura.
"Iya..." jawab Maura singkat tanpa menoleh ke arah Kenan.
edan
lebih mati aja Lo Maura anj