Elang Dirgantara, seorang pria yang suka tawuran, balap liar dan suka berpesta minum minuman keras, harus datang ke perjodohan yang sang kakek rencanakan. Awalnya dia memutuskan datang hanya untuk menolak dan mempermalukan wanita yang akan di jodohkan olehnya itu. Namun apa lah daya, saat ia bertemu dan melihat calon istri untuk pertama kalinya, ada getaran aneh yang ia rasakan dalam hatinya.
Wajah teduh nan ayu milik calon istrinya mampu membuatnya terpukau. Bahkan suara sang calon istri membuatnya tenang dan damai. Tutur kata yang lembut dan halus tak mampu mengalihkan pandangan mata Elang dari wajah ayu calon istrinya itu.
Bagaimana kah perjalanan kisah cinta Elang Dirgantara?
Mari membaca dan mulai lah masuk ke dalam dunia halu kita ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diyah nur arroyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Hai hai hai
Salam sayang nih dari mak Diyah 😁
Banyak yang tanya soal fisualnya nih. sabar bestie.. nih mak kasih fisualnya.
Tapi ini hanya referensi saja sih, kalau bestie semua punya inspirasi lain juga nggak masalah kok.
Tapi jangan lupa di Like lah bestie. Biar mak Diyah semangat lanjutin nulis sampai akhir. Jangan lupa di komen sama Vote nya juga 😉
Tetap tersenyum walau hutang menumpuk 🤭
Canda bestie ✌
●
●
●
Nih anak lanangnya mak.
ELANG DIRGANTARA
Kalau ini mah anak gadisnya mak.
ZAHRA DENISA TARAWIJAYA
●
●
●
Zahra tau jika Angel sudah mulai tidak nyaman dengan pertanyaannya tadi. Dia tersenyum tipis di balik cadarnya. "Sudah tidak usah di pikirkan. Kalau kamu tidak mau menjawab, tidak apa apa kok." Ucap Zahra.
"Sudah makan jangan bengong terus" Imbuh Zahra yang membuyarkan lamunan Angel.
"Eh....em... iya" Jawab Angel kelabakan.
🌹🌹🌹
Pulang sekolah, Zahra langsung menuju ke rumah sakit. Dia sengaja datang ke rumah sakit karena dia ingin bersama kakeknya di sana.
"Assalamualaikum kakek. Maaf ya kek Ara baru datang jenguk kakek. Bagaimana keadaan kakek hari ini?" Tanya Zahra yang tersenyum manis ke arah sang kakek yang masih belum sadarkan diri dari koma.
"Kek, Ara ingin kakek bangun. Ara merindukan kakek" Ucap Zahra lirih. Mata Zahra sudah memerah dengan air mata Zahra yang sudah hampir luluh.
"Apa kakek tidak lelah tiduran terus di ranjang? Apa kakek tidak ingin mengantarkan Zahra sekolah?"
"Kek, Ara kangen sama kakek" Ucap Zahra yang kini sudah tidak bisa menahan tangisannya. Dia meremas jemari kakek dengan wajah tertunduk terisak tangis dalam diam.
Hari ini entah kenapa Zahra ingin sekali menangis. Sejak kepergian suaminya, Zahra merasa hampa dan dia merasa kesepian. Dia tiba tiba saja merasa sedih dan ingin terus menangis.
Tring
Tring
Tring
Zahra menghapus air matanya. Dia mengambil ponselnya yang ada di dalam tas sekolahnya. "Kak Elang" Ucap Zahra yang melihat nama di layar ponselnya.
"Halo kak" Jawab Zahra.
"Sayang kamu kenapa? Kamu habis menangis?" Tanya Elang yang saat itu sedang berada di ruang rapat seketika bangkit dari duduknya dan membuat orang orang yang ikut rapat merasa terkejut dengan tingkah Elang. Mereka pikir Elang sedang marah karena tiba tiba bangkit dari duduknya.
Elang yang melihat keryawannya menatapnya segera keluar dari ruang rapat. Dia berjalan ke sebuah sofa yang tidak jauh dari ruang rapat. "Sayang kamu kenapa? Kenapa kamu menangis?" Tanya Elang lembut.
"Aku tidak apa apa kok kak. Aku hanya rindu sama kakek." Jawab Zahra.
"Kamu di mana sekarang?" Tanya Elang.
"Ara ada di rumah sakit kak. Dan mungkin akan bermalam di sini juga nanti" Jawab Zahra.
"Hah, ya sudah jaga kesehatan kamu ya sayang. Tunggu kakak pulang. Kakak janji akan segera menyelesaikan pekerjaan kakak di sini. Kamu jangan sedih lagi ya sayang" Ucap Elang lembut.
"Iya kak" Jawab Zahra tersenyum mendengar ucapan Elang yang mampu menenangkan dirinya saat ini.
"Ya sudah, kakak kerja dulu ya. Jangan lupa makan siang" Ucap Elang.
"Iya kak. Kakak semangat ya kerjanya" Ucap Zahra
"Pasti sayang" Jawab Elang.
Zahra mematikan ponselnya setelah Elang mematikan panggilannya. Dia berjalan ke arah sofa dan dia menjatuhkan dirinya di sofa yang erasa nyaman untuknya.
Di tempat yang masih sama, Elang segera menghubungi sahabatnya. "Halo, lo di mana sekarang?" Tanya Elang.
"Di tongkrongan nih sama anak anak. Ada apa? Bukannya lo di Singapura sekarang?" Tanya Langit.
"Iya gue masih di sini. Tolong beli makanan untuk Zahra. Gue akan kirim alamatny ke ponsel lo. Dia di rumah sakit sekarang" Ucap Elang.
"Di rumah sakit? Dia sakit apa?" Tanya Langit terkejut.
"Dia nungguin kakeknya yang di rawat di rumah sakit. Lo cepetan beli makanan untuk dia. Jangan yang terlalu pedas, dia tidak bisa makan pedas" Ucap Elang.
"Ok bos ku" Jawab Langit.
Elang segera mematikan panggilannya. Dia mulai mengetik alamat rumah sakit serta kamar inap yang di tempati kakek Tara saat ini.
Setelah mengirim pesan, Elang bermaksud untuk kembali ke ruang rapat. Namun dia terhenti ketika semua orang yang awalnya di dalam ruang tapat. Kini tengah keluar bergantian.
"Ada apa sama Ara? Kenapa tadi lo panik bagitu?" Tanya Dion yang kinu tengah menghampirinya.
"Dia habis nangis" Jawab Elang.
"Nangis? Kenapa?" Tanya Dion juga terkejut serta khawatir.
"Katanya sih merindukan kakek, dia di rumah sakit sekarang" Jawab Elang.
"Hah, gue mau pulang rasanya dan peluk dia. Dia pasti sangat sedih sekarang, dia juga sendirian di sana" Ucap Elang menhela nafasnya.
"Besuk malam kamu boleh pulang. Tapi sebelum itu kamu harus hadiri pesta perusahaan kita dulu agar kakek bisa mengenalkan kamu ke kolega kolega kakek" Sahut kakek yang baru saja keluar dari ruang rapat.
"Kakek serius?" Tanya Elang yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Iya, lagian di sini sudah ada Dion. Dia lebih bisa di andalkan dari pada kamu" Ucap Kakek.
"Gue titip kakek gue ya Ion" Ucap Elang tersenyum bahagia.
"Iya" Jawab Dion singkat karena malas meladeni Elang.
🌹🌹🌹
Beberapa hari telah berlalu.
Elang yang mengambil penerbangan pagi baru saja sampai di rumah. Dia mencari keberadaan Zahra namun ia tidak menemukannya. Dia segera keluar lagi dari rumah karena dia sangat merindukan istrinya itu.
Di sekolah, Zahra baru saja sampai. Dia berjalan ke lorong sekolah untuk menuju ke kelasnya. Namun saat sampai di depan kamar mandi, dengan sengaja Wika yang sudah sangat dendam dengan Zahra langsung mendorong tubuh Zahra.
Bruck
"Ahhhh" Teriak Zahra kesakitan karena kakinya terbentur sudut kursi yang saat itu berada di depan kelas X.
"Kak, kakak tidak apa apa?" Tanya adik kelas Zahra.
"Tidak apa apa kok" Jawab Zahra tersenyum paksa. Zahra perlahan bangkit dan adik kelas yang menolongnya tadi melihat darah yang tembus di rok putih yang saat ini di kenakan Zahra.
"Kaki kakak berdarah" Ucap adik kelas.
"Mampus lo" Ucap Wika di depan kamar mandi mentertawakan Zahra dengan melipat tangannya di depan dada.
"Biar dia tau rasa" Ucap Mita yang berdiri di samping Wika.
"Makannya jadi cewek jangan kegatelan. Seluruh tubuh lo, lo tutupi tapi kelakuan lo tidak jauh beda sama jal***g" Ucap Wika.
"Siapa maksud lo?" Tanya Langit yang berdiri di belakang Wika dan Mita.
Wika dan Mita berbalik dan terkejut dengan kedatangan Langit. "Lo yang sudah sakiti Zahra?" Tanya Langit dingin.
"Iya kak, kakak itu yang mendorong kakak Zahra sampai kakinya terluka" Jawab adik kelas.
# Selamat membaca ya kak
# Terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
SAAAAAHHHH,,,gitu 🤭🤭🤭😂😂 Jadi semangat kan SAH nya..😜😜