" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Suara yang sangat jelas terdengar ditelinga Nathan dan Nindy langsung mengalihkan atensi keduanya untuk segera mengalihkan wajahnya pada sumber suara.
" Mama..." suara lirih itu terdengar sayup-sayup ditelinga.
" Ada apa Tante?" kini nathan yang menjawab dengan suara tegasnya.
Ya, Nathan mengetahui cerita hubungan Nindy dengan sang mama dari Ibra beberapa waktu lalu dan tentu saja Nathan tidak mempermasalahkan hal tersebut karena sebelumnya Lily sang adik juga pernah menceritakan tentang Nindy.
Pertama kali melihat Nindy di pantai justru Nathan merasa ingin selalu melindungi dan memberikan senyuman untuk Nindy.
" Ahh apakah mama mengganggu kalian?" sedikit basa-basi Clara menanyakan hal yang seharusnya dia sudah tahu jawabannya.
" Ada perlu apa? Apa yang diinginkan dariku?" tanpa basa-basi justru Nindy langsung menjawab pada point obrolan mereka, karena tentu saja Clara akan menghampirinya ketika Amel menginginkan sesuatu milik Nindy.
" Ahh bisakah kita bicara berdua?" lirikan mata Clara menyiratkan untuk Nathan tidak perlu ikut dengan mereka.
Nindy melirik kearah nathan seolah meminta jawaban, entah mengapa setiap ada Clara Nindy selalu meminta jawaban kepada siapapun yang berada didekatnya.
Nathan mengangguk kepalanya menyetujui permintaan Clara dan tentu saja Nathan tidak akan membiarkan mereka berbicara hanya berdua.
Aku akan menemanimu dibelakang, tidak perlu takut untuk mempertahankan milikmu dirimu memiliki hak untuk mempertahankannya.
Secarik kertas dari Nathan diterima oleh Nindy saat akan melangkahkan kakinya mengikuti sang mama, Nindy tersenyum menatap wajah Nathan seolah menjawab tulisan Nathan Baiklah, tolong jangan pergi jauh dariku aku membutuhkanmu.
Langkah kaki Nindy yang tadinya terasa cukup berat kini terasa ringan karena nathan ternyata benar-benar membuktikan ucapannya yang kini ikut berada dibelakangnya hanya saja jaraknya cukup jauh agar tidak dicurigai oleh Clara.
Disinilah Clara dan Nindy yang sedang duduk berhadapan, dimeja dengan pemandangan yang cukup sejuk karena berada diruangan outdoor.
" Apa kabar?" seolah orang asing Clara kini bingung harus memulai dari mana obrolan mereka.
" Hmm baik, seperti yang terlihat saat ini" Nindy yang tidak terbiasa mengobrol intens dengan Clara tidak kalah canggung.
" Nin, apa mama boleh minta tolong?" Clara berusaha meraih tangan anaknya yang selama ini telah dia sia-siakan, namun Nindy lebih cepat untuk menghindar.
" Apalagi yang mama mau? Apakah belum puas dengan apa yang aku berikan selama ini? Sampai aku lupa apa saja tujuan yang harus aku capai dalam hidupku" Nindy tersenyum sinis menatap kearah depan dengan tatapan kosongnya.
Clara merasa kini dadanya terasa sesak mendapatkan jawaban dari Nindy, ternyata sudah sejauh ini dirinya tidak memahami perasaan anaknya.
" Maafkan mama nin" Clara menundukkan kepalanya.
" Langsung saja ma, aku tidak banyak waktu karena ada mas Nathan yang sedang menungguku untuk makan siang dan ada pekerjaan dikantor yang harus aku selesaikan aku bukan seorang anak mama yang bisa mengabaikan semauku" entah memang sudah jengah dengan sikap sang mama yang akhirnya membangunkan keberanian dari Nindy.
" Papa kemarin memberikan surat perpisahan untuk kami, apakah kamu bisa menolong mama agar kami tidak berpisah? Mama tidak mau kalian tidak memiliki kasih sayang yang utuh dari keluarga Nin, apalagi Jo beberapa hari lagi akan menikah bagaimana kata orang nanti" Clara dengan suara bergetar kini memohon kepada sang anak untuk membantunya.
Entah bagaimana perasaannya saat ini, apakah ini bisa dikatakan sebagai sebuah penyesalan ataukah hanya ketakutan dirinya saja yang tidak mau Amel mengetahui keberadaannya? Terdengar sangat egois memang sebagai seorang ibu.
" Hahaha, nyonya Clara apa anda sedang bercanda? Utuh mana yang anda maksudkan? Apakah selama ini saya dan kakak saya mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari anda?" Nindy tertawa lirih air matanya kini luruh dengan bebas.
" Apa anda lupa bagaimana egoisnya selama ini? Berselingkuh sampai melahirkan bayi dari kakak iparnya sendiri? diberikan kesempatan untuk memperbaiki tapi apakah anda menggunakannya dengan baik selama ini? menurutku terima saja kenyataan saat ini karena masa memperbaiki dirimu sudah habis jadi terimalah konsekuensinya karena anda bukanlah anak kecil yang harus dibimbing terus menerus bukan?" Nindy yang selama ini terkesan kalem dihadapannya ternyata menyimpan rasa sakit dan kecewa sedalam itu.
Clara mengangkat wajahnya menatap lama wajah Nindy yang kini kedua pipinya basah oleh air mata kesedihan.
" Maafkan mama, ternyata selama ini mama egois" ucap Clara dengan bibir yang bergetar.
" Tidak apa-apa memang sesekali kita harus egois demi pencapaian hidup kita bukan? Tapi pencapaian yang mana yang harus diperjuangkan? Apakah pantas seorang istri dengan dua anak berselingkuh dengan laki-laki yang tak lain adalah kakak iparnya sendiri?" Nindy tidak berteriak apalagi emosi suaranya sangat stabil.
" Apakah karena om Dandy sudah memperbaiki keluarganya sampai akhirnya anda tidak ingin berpisah dan lebih baik menyakiti suami dan kedua anakmu? Sedangkan hasil dari cinta gelap kalian disayangi dan dijaga sepenuh hati seperti itu?" Nindy benar-benar menurut dengan ucapan Nathan yang menyuruhnya untuk menjadi seorang pemberani.
Sejenak suasana hening hanya terdengar suara angin yang lewat menyapa dengan kesejukan disaat suasana saat ini yang sedikit tegang.
" Mama hanya tidak ingin kehilangan papa dan kalian berdua, tolong berikan kesempatan sekali lagi untuk mama nak" Clara lagi-lagi memohon dengan wajah yang terlihat sendu.
" Kemana aja selama ini? Bukankah waktu yang diberikan oleh papa itu sangat lama? Kenapa tidak digunakan dengan baik?" Nindy bingung dengan keinginan sang mama yang terlihat benar-benar sangat egois.
" Lalu bagaimana dengan..."
" Amel? Itu anak mama dan om Dandy tidak ada urusannya dengan papa saya, jadi silahkan pertanggungjawabkan sendiri tidak perlu melibatkan oranglain. Bukankah selama ini papa saya sudah berbaik hati untuk ikut mengurus dan menafkahi anak anda? Apakah masih kurang?" Nindy kembali memberondong pertanyaan untuk sang mama dengan sedikit menggebu, menekan emosinya agar tidak meluap.
Clara kini benar-benar sudah tidak bisa mempertahankan suami serta kedua anaknya, apakah kali ini dirinya benar-benar kehilangan?
" Maafkan mama yang telah lalai menjadi seorang ibu untuk Nindy dan kakak, mama egois hiks..hikss...hiksss" isakan tangis kini terdengar dari mulut Clara.
" Hahhhh (tarikan nafas dalam itu terdengar sangat berat"
" Simpan saja maafmu agar ketika kamu akan melakukannya lagi kamu bisa diingatkan oleh maaf itu agar tidak melakukan hal buruk lagi, sakit yang kami rasakan tidak akan sembuh dengan kata maaf aahh aku dan Kakakku kami tidak kekurangan kasih sayang sama sekali karena papa bisa menjadi seorang ibu juga seorang ayah sekaligus jadi tidak perlu merasa bersalah apalagi bersedih" ucap Nindy yang merasa tidak iba sama sekali atas tangisan sang mama.
" Jika tidak ada lagi yang ingin dibicarakan aku pamit, silahkan simpan saja maaf dan energinya untuk anak kesayangnmu Amel karena aku rasa dia lebih membutuhkan itu dari pada kami ahh iya tidak perlu mengasihani kami karena kami hanya diabaikan oleh seorang ibu bukan seseorang yang sedang sekarat karena kena adzab" Nindy bangkit dari duduknya untuk pergi.
Clara yang melihat anaknya bangkit ikut bangkit, tubuhnya ingin sekali memeluk sang anak tapi dia cukup sadar diri saat ini.
Nindy tersenyum ketika langkahnya semakin dekat dengan Nathan yang ternyata sudah berdiri untuk menjemputnya, ada rasa lega dan juga tenang apalagi Nathan tidak menyinggung apapun tentang kejadian tadi.
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!