My Bad Husband

Seperti yang sudah di jadwalkan oleh Mimu, dia benar-benar pergi untuk membeli pupuk tanaman, sedangkan Tama berada di rumah. Suara ketukan pintu terdengar, Tama pikir itu adalah Mimu yang pulang lebih cepat, tapi begitu membuka pintu, seorang wanita cantik dan dua orang pria di belakangnya berdiri di depan pintu.

Tama mengeryit mencoba mengingat siapa wanita itu karena dia seperti pernah melihatnya, bahkan terasa tidak asing.

" Gorge? Ini benar-benar kau? "

Wanita itu menutup mulutnya, tatapan matanya seolah begitu gak percaya mendapati kebenaran yang begitu mengejutkan. Tak tahu harus menjawab iya ataupun bukan karena Tama sendiri pun tidak mengingat siapa dirinya sendiri.

" Tidak- "

Bum selesai bicara, wanita cantik itu memeluk Tama erat-erat sampai dia terisak entah apa maksudnya. Apakah mungkin wanita itu bahagia sampai menangis? Ataukah dia menangis karena sesuatu yang tidak sedang dia pikirkan saat ini?

" Gorge, aku benar-benar merindukanmu, kenapa kau tidak datang padaku kalau kau selamat? Padahal aku slalu menunggumu dan terus berdoa agar kau bisa segera ditemukan dan kembali kepada kami semua. "

Tama tentu saja tidak mungkin langsung percaya, dia mencoba menjauhkan tubuhnya dari wanita cantik itu agar leluasa untuk bicara, tapi ternyata tindakannya itu malah membuat si wanita cantik itu justru terlihat sedih dan kecewa.

" Gorge, kenapa kau seperti ini? Biasanya sehari saja tidak bertemu denganku kau pasti akan memelukku seharian dan melarang ku bergerak karena memelukku seharian saja belum tentu membuatmu merasa cukup menghilangkan rindu. "

Tama mengeryit mendengar kalimat yang terlontar dari wanita itu. Aneh, kenapa dia merasa kalau memang benar yang di ucapkan wanita di depannya itu benar, sepertinya dia tengah mengatai dirinya sendiri dengan bodoh. Bagaimana tidak, cinta yang seperti itu jelas saja adalah perasaan yang tidak sehat dan bisa di sebut boom waktu bukan?

Sudahlah, sebenarnya Tama memang sedikit penasaran dengan kehidupan masa lalunya untuk dia mencari tahu apakah dia orang yang layak atau orang yang tidak baik. Tapi, kalau mendengar cerita dari penjahat beberapa hari kemarin, sepertinya Tama bisa menyimpulkan kalau dia bukanlah orang yang memiliki tabiat buruk.

" Begini, aku tidak ingat kau siapa, jadi buktikan saja kalau benar kau adalah kenalanku. "

Wanita itu lagi-lagi nampak sedih, tapi sayang sekali wajah sedih itu seperti tak mempengaruhi Tama semua sekali. Wanita itu tidak mengatakan apapun, tapi dia mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan semua photonya bersama dengan Tama. Mulai dari photo mereka di sebuah kapal pesiar, di restauran, di menara Eiffel, di sebuah danau yang indah, air terjun, bahkan photo dimana Tama berlutut mencium tangan wanita itu seperti baru saja lamarannya di terima karena di sana si wanita juga memegang sebuket bunga mawar. Di photo selanjutnya adalah mereka berdua sama-sama menunjukan jari mereka yang dihiasi cincin entah cincin pertunangan atau cincin pernikahan karena suasana di photo itu sangat mewah sekali.

Tama terdiam tak bisa lagi bicara, gila photo mereka berdua benar-benar terlihat sangat dekat, bahkan saat berada di kapal pesiar saja Tama nampak sangat santai bersama wanita itu padahal wanita itu menggunakan bikini saja saat berada di dalam pelukannya. Sejah itulah hubungannya dengan wanita tersebut? Padahal menurut penjahat kemarin Tama belum menikah, tapi- Tama tersentak karena dia ingat benar bahwa pria kemarin sempat mengatakan dia memiliki seorang tunangan kan?

" Maaf, maaf, aku benar-benar minta maaf padamu. Tapi aku sudah menikahi gadis lain, jadi aku benar-benar minta maaf sekali. "

Wanita itu terdiam dan membiarkan lelehan air mata jatuh membasahi pipinya. Dia terlihat sangat kecewa dan begitu sedih karena ternyata Tama malah sudah menikahi wanita lain, padahal dia adalah wanita yang di lamar dengan begitu heboh dan besar-besaran baik kejutannya ataupun dana yang di keluarkan Tama saat itu.

" Menikahi gadis lain? Kau yakin kau benar-benar sudah terikat dengan pernikahan? Jangan lupa kalau semua data dirimu masih berada di rumah, Gorge. Kau bisa mengambil sumpah pernikahan tapi kau tidak akan bisa mendaftarkan pernikahan itu karena kau tidak membawa data dirimu, dan kau dalam keadaan yang tidak baik seperti ini. " Ucap Wanita itu setelah mereka air matanya.

" Katakan padaku, Gorge. Apa kau ingat siapa dan bagaimana kehidupanmu sebelumnya? "

" Tidak. " Jawab Tama jujur.

" Sepertinya kau kehilangan ingatan, jadi bagaimana bisa mereka, maksudku kau menikahi seseorang di saat kau kehilangan ingatan? Bukankah artinya pernikahan ini juga jelas di anggap tidak sah? " Wanita itu mencoba menenangkan dirinya dengan mengatur nafasnya sebentar.

" Gorge, percayalah padaku seperti biasanya ya? Percayalah saat kau mendapatkan ingatanmu kembali, kau akan sangat menyesal sudah menikahi gadis lain karena yang kau cintai hanyalah aku seorang. Ucapanku ini mungkin kau meragukannya sekarang ini, tapi percayalah saja padaku, ayo kita kembali ke rumah dan temui dokter terbaik untuk mengobati hilang ingatanmu ya? "

Tama menepis tangan wanita itu yang akan menyentuh wajahnya. Aneh, ini benar-benar aneh karena dia sangat ingin menjaga jarak padahal semua photo yang di tunjukan padanya sudah menjelaskan segalanya? Apakah karena belum mendapatkan ingatan sehingga Tama tidak nyaman di sentuh orang asing seperti itu?

" Aku tidak tahu harus menjawab apa, sekarang aku perlu berpikir dengan baik dulu. Aku juga perlu membicarakan ini dengan istriku. "

Wanita itu kembali terlihat sedih dan frustasi. Dia memaksakan diri untuk menggenggam tangan Tama yang sedari tadi terus mencoba untuk menjaga jarak darinya.

" Gorge, panggil aku dengan namaku, panggil aku Stacy ku seperti biasanya. Ayo, coba panggil namaku, panggil Stacy. "

Tama terdiam, dia menatap kedua bola mata wanita yang menyebut namanya dengan Stacy. Entah karena perasaan Iba atau apa, Tama perlahan mencoba untuk mengucapkan nama itu dengan bibirnya.

" S Stacy? "

" Iya! Iya itu namaku, cara mu memanggil namaku juga masih sama, lembut dan hangat, kau benar-benar Gorge kekasihku! " Stacy memeluk kembali Gorge dan menangis di dadanya.

" Tuan, apa yang dikatakan Nona Stacy itu semua adalah kebenaran. " Ucap salah satu pengawal yang mengantar Stacy ke sana.

" Nona Stacy adalah wanita yang sangat anda cintai, hubungan anda dengan Nona Stacy sudah berjalan sekitar empat tahun ini. Tuan, saya adalah salah satu orang yang terus berada di sisi Tuan sebelum kejadian malam itu. Saya sudah bersumpah tidak akan mengkhianati atau membohongi Tuan, jadi tolonglah percaya kepada kami semua. "

" Tuan, ada banyak hal yang hanya bisa anda sendiri yang menyelesaikannya, terutama tentang Dave, pria kepercayaan anda sedang di sandera. "

" Aku tidak mengerti dengan semua yang kalian katakan. "

" Maka dari itu, tolong ikutlah kami kembali ke kediaman anda, kami akan menjelaskan segalanya agar anda bisa memahami semua situasi ini. "

Bersambung.