Erland Putra, seorang petarung handal, dia menjadi korban penculikan saat dirinya masih bayi dan mendapatkan kekerasan dari orang tua angkatnya. Padahal dia anak dari seorang mafia.
Setelah dewasa dia malah mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya.
Sebuah pertemuan tidak sengaja mempertemukan dirinya dengan seorang gadis di masa lalu, gadis yang pernah dia tolong saat gadis itu di culik oleh ayah angkatnya. Gadis itu bernama Eliana, seorang CEO cantik yang sangat angkuh.
Karena Eliana mengetahui Erland adalah orang yang menolongnya dulu, membuat dia terobsesi ingin memiliki Erland. Padahal Eliana akan membenci Erland jika dia tahu siapa Erland sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
"Oke, aku akan masuk." Eliana terpaksa masuk ke dalam, dia mengigit bibir bawahnya untuk menahan rasa gugupnya, jantungnya terus berdetak begitu kencang, untuk pertama kalinya dia harus berada di dalam kamar bersama seorang pria.
Dia tercengang begitu melihat bagaimana kondisi kamar motel disana, hanya terdapat ranjang saja dan kamar mandi, apalagi tempatnya sangat sempit, seukuran dengan kamar mandi di kamarnya.
Erland memperhatikan Eliana yang nampak kebingungan, dia tau Eliana pasti gugup satu kamar dengannya, padahal sama, dia juga gugup karena tidak pernah satu kamar dengan wanita, bahkan saat berpacaran dengan Chelsea pun Erland tidak pernah tidur satu kamar dengannya.
"Kamu yakin kita harus beristirahat disini?" tanya Eliana sambil terus memperhatikan seluruh isi motel itu.
"Terus kamu mau istirahat dimana? Di mobil? Aku sih ogah, badanku masih terasa sakit, aku gak bisa tidur di mobil."
"Ta-tapi..." Eliana tidak meneruskan perkataannya saat mendengar Erland tertawa kecil.
"Kenapa? Kamu takut aku akan macam-macam padamu."
Eliana paling tidak ingin terlihat lemah di depan orang lain, "Aku tidak takut, seharusnya kamu yang takut karena mungkin kamu yang tidak bisa menahan diri dengan pesonaku." Eliana mengatakan itu sambil memperlihatkan senyum manisnya.
Erland hampir saja tidak berkedip saat melihat Eliana tersenyum manis padanya, sangat cantik dan mempesona, bak jelmaan seorang bidadari.
Erland segera menggelengkan kepala begitu menyadari didepannya itu bukanlah bidadari melainkan macan betina.
Eliana berani mendekati Erland karena sudah memastikan pria itu sudah putus dengan kekasihnya.
"Sayangnya aku tidak tertarik sama kamu. Aku paling suka wanita yang lemah lembut, bukan wanita angkuh seperti kamu." Erland mengatakannya dengan sejujur-jujurnya.
Eliana menyeringai mendengarnya, baru kali ini ada pria yang tidak tertarik padanya, dia jadi merasa tertantang. "Benarkah kamu tidak tertarik padaku?"
"Tidak." jawab Erland dengan nada serius.
Eliana berjalan mendekati Erland, membuat Erland sontak memundurkan langkahnya, "Tu-tunggu dulu..."
Eliana malah semakin ingin mendekatkan jaraknya pada Erland sementara Erland tidak bisa berkutik lagi karena punggungnya mentok di dinding, dia sangat gugup karena Eliana terus melangkah mendekatinya sehingga jarak keduanya begitu sangat dekat, rupanya dia gagal membuat Eliana takut, malah dia yang takut Eliana akan macam-macam padanya.
"Maka aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku!" kata Eliana dengan penuh rasa percaya diri.
Eliana memegang dada Erland, "Aku akan membuat namaku berada disini!"
Perkataan Eliana terasa begitu geli di telinga Erland, "Hahaha... sayangnya semua itu tidak akan pernah terjadi."
"Oke, kita lihat saja nanti, mungkin suatu saat nanti kamu akan mengingat ucapan kamu ini dan menyesalinya," Eliana mengatakannya sambil menjauhkan jaraknya pada Erland, dia merasa puas karena akhirnya dia tetap pemenangnya, tidak ada yang bisa membuat dia takut walaupun saat ini dia sedang berada di dalam satu kamar dengan seorang laki-laki.
"Ada seseorang dihatiku, jadi aku rasa kamu akan kesulitan untuk membuat aku jatuh cinta padamu."
Eliana menanggapinya dengan santai, "Kita lihat saja nanti."
Erland menutup mulutnya sendiri yang tiba-tiba menguap, rasa ngantuk sudah melanda dirinya. 'Hmm... terserah kamu saja. Saat ini aku ngantuk sekali, aku mau tidur."
Erland merebahkan dirinya di atas kasur.
Eliana terbelalak melihatnya, "E-eh tunggu dulu..."
Eliana menarik kedua tangan Erland agar Erland segera bangkit dari kasur, "Aku yang akan tidur disini, kamu tidur di lantai."
Tapi Erland malah berontak, "Tidak bisa, punggungku masih cidera. Kamu saja yang tidur di lantai."
Eliana sangat kesal mendengarnya, dia menarik kedua tangan Erland semakin kuat "Cepat bangun! Kasur ini milikku!"
"Aku bilang tidak mau!" Erland menarik kedua tangannya dengan kencang sehingga Eliana hilang keseimbangan ikut ketarik dan jatuh menindih tubuh Erland, sampai kedua bibir mereka tanpa sengaja beradu, keduanya terbelalak merasakan lembutnya saat kedua bibir mereka bersentuhan.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalian....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya....
pertemukan lah.. 😂😂