Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menolak tidur bersama
Akad nikah mbak anisa akan dilakukan esok pagi, dilanjutkan dengan resepsi sekaligus. para tetangga dan ahli keluarga sibuk membantu masak memasak. memang begitulah jika di kampung. acaranya tidak berlangsung di hotel, dan tidak juga ada yang namanya catering atau wedding organizer, hanya dekorasi pelaminan yang bisa dibilang biasa saja. padahal anisa ini bekerja sebagai manager di sebuah bank, namun ia tidak ingin berlebihan, cukup resepsi sederhana yang dihadiri keluarga dan kerabat terdekat.
Jam menunjukkan tepat pukul 12 malam. nabila masih sibuk dengan cucian piring yang menumpuk. sedangkan nadeo sudah istirahat di kamar dari 3 jam yang lalu. maklum saja nadeo pasti capek menyetir, jadi ingin istirahat duluan.
Bude menghampiri nabila yang masih mencuci piring.
"Nduk, istirahat sana. dari tadi kamu belum istirahat. pasti capek jauh-jauh pulang dari jakarta. piringnya biarin saja, besok dilanjutin"
"Nggak papa kok bude, nanggung tinggal dikit lagi" tolak nabila
"Jangan. temani suamimu sana, ini sudah jam 12"
Akhirnya nabila mengalah. sebenarnya badannya lelah dan butuh istirahat. perjalanan dari jakarta lumayan membuatnya pegal, ditambah ia bantu membantu memasak untuk acara besok.
"Yaudah bude, nabila pamit ke kamar dulu ya?" pamit nabila.
Nabila pun mencuci tangan lalu langsung bergegas masuk ke kamar. sampai di kamar ia lupa padahal ada nadeo di sana. nadeo sudah terbaring di tempat tidur, sepeprtinya ia nyenyak sekali, terlihat dari wajahnya yang juga kelelahan. apalagi tadi nadeo turut membantu persiapan acara untuk besok.
Nabila berdiri mematung kebingungan. ia harus tidur di mana? di kamarnya juga tidak ada sofa, bukan seperti kamar nadeo yang luas dan mewah di jakarta. Kamar nabila adalah kamar sederhana yang hanya diisi dengan ranjang, lemari baju, kamar mandi dan meja rias.
"Eh nabila!" sapa nadeo yang baru sajamembuka mata karna mendengar suara decit pintu terbuka. "mau tidur ya?" tanya nadeo lagi sembari duduk bersandar.
"I..iya" jawab nabila salah tingkah.
"Udah tidur di sini aja" ucap nadeo seraya menepuk kasur disebelahnya. entah tadi itu tawaran atau ajakan dari nadeo.
"Enggak usah mas, takut mas gak nyaman" tolak nabila.
"Ya terus kamu mau tidur dimana? di sini gak ada sofa" tanya nadeo.
Nabila diam. iya juga sih, mau tidur dimana dirinya, kan ini kamarnya. kalau tidur di luar, pasti pakde dan bude akan berpikiran yang tidak-tidak nantinya, pikir nabila.
"Kamu mau tidur dilantai?"
Nabila menggeleng.
"Atau kamu mau balas dendam ya sama aku? karna di rumah mama, kamu selalu tidur di sofa. dan karna ini kamar kamu, kamu mau nyuruh aku tidur di lantai, gitu?" tebak nadeo untuk menguji nabila saja.
Nabila menggeleng kuat. "enggak mas, gak gitu" bantah nabila
"Terus?"
"Aku tidur sama bude aja ya, soalnya aku kangen banget sama dia" bohong nabila sebagai alasan keluar dari kamarnya.
Tanpa menunggu jawaban nadeo, nabila langsung keluar kamar. sungguh ia tak bisa jika tidur seranjang dengan nadeo. selain merasa nadeo adalah orang asing baginya, sebenarnya nabila juga tak bisa menghentikan degupan jantungnya setiap dekat dengan nadeo. sepertinya masih ada sisa-sisa cinta dihatinya.
"Tidur dimana ya?" tanya nabila pada diri sendiri. "gak mungkin juga aku tidur sama bude. tapi tidur di luar juga lebih gak mungkinll lagi, bisa-bisa nanti pakde dan bude liat aku, mareka bisa curiga "
Nabila mulai bingung harus tidur dimana.tapi, tiba-tiba saja ia ingat sesuatu. soegi.
"Tidur di kamar soegi aja ah" putus nabila akhirnya.
Nabila pun langsung ke kamar soegi. soegi adalah anak bungsu dari pakde dan bude.
Ternyata soegi belum tidur. soegi masih asik dengan android yang ada di tangannya. seogi melirik nabila, nabila memberikan senyum.
"Mbak ngapain ke sini?" tanya soegi.
"Shuttt!!" nabila mengisyaratkan agar soegi memelan suaranya.
Nabila mendekat dan duduk di ranjang soegi. soegi melihat nabila dengan tatapan aneh.
"Mbak mau tidur di sini, boleh ya?" pinta nabila dengan nada merengek.
"Mbak kan punya kamar sendiri, suami mbak mana?" tanya soegi yang keheranan akan sikap mbaknya.
"Udah tidur" jawab nabila. "mbak cuma lagi pengen tidur di kamar kamu aja, mbak kangen" nabila memberi sebuah alasan.
"Nanti suami mbak gimana?"
"Ya biarin aja, lagian udah tidur juga kok"
"Kalau mbaj tidur di sini, aku tidur dimana?"
"Kamu tidur di bawah ya?"
"Masa aku tidur di bawah sih mbak? mbak gak kasian apa sama aku" protes soegi.
"Iya, pleas,,, kali ini aja. mbak janji, mbak bakalan beli iphone keluaran terbaru deh buat kamu?" rayu nabila dengan menyogoknya.
Mendengar kata iphone, mata soegi langsung berbinar. " bener ya mbak?" tuntut soegi.
Nabila mengangguk. soegi pun menurut untuk tidur di bawah. tingkah soegi masih manja seperti dulu. apa-apa harus di kasih imbalan. dasar bocah. padahal tak lama lagi ia akan lulus sekolah menengah dan masuk perguruan tinggi. tapi tak apalah nabila harus berkorban nantinya jika ditagih iphone. nabila akan merogoh kocek belasan juta untuk soegi. ini adalah pengorbanan menghindari sang suami.
...****************...
Acara akad nikah dan resepsi mbak anisa kemarin berjalan dengan lancar. mbak anisa pun sudah pergi bulan madu ke bali, ia berangkat pagi tadi. rumah pakde dan bude sepi lagi, untungnya masih ada nabila. karna nabila akan pulang ke jakarta besok.
"Nabila, suamimu mana, kenapa gak di ajak makan bersama?" tanya pakde yang baru duduk di meja makan.
"Masih tidur pakde" jawab nabila sembari mengatur makanan di meja makan.
"Bawakan makannya ke dalam ya nabila, jangan sampai suamimu enggak makan" pesan bude.
Nabila mengangguk. "iya bude"
Setelah makan malam bersama selesai, nabila hendak membereskan meja makan dan mencuci semua piring kotor.
"Enggak usah bil, biar bude saja. kamu bawain makanan dulu untuk suamimu" ucap bude.
Nabila menurut. mengambil nasi yang sudah ia taruh lauk, juga segelas air putih dan menaruh di nampan lalu masuk ke kamar. di sana terlihat nadeo masih tertidur. nabila menaruh nampan di atas nakas, lalu duduk di samping nadeo yang masih tertidur pulas. nabila bingung bagaimana membangunkan pria dingin itu. akhirnya nabila menggoyangkan tubuh nadeo dan memanggilnya.
"Mas, mas, bangun!"
Masih tak berhasil.
"Mas!"
"Heum,,," sepertinya masih di alam mimpi.
"Bangun dulu mas, makan"
Akhirnya nadeo membuka mata, nampak ada nabila di sampingnya. gadis yang akhir-akhir ini ia kagumi. nadeo pun bangun dan duduk mengucek matanya.
"Mas cuci muka dulu, aku bawain mas makan malam"
Nadeo mengangguk, bangkit dan menuju ke kamar mandi. selang beberapa menit nadeo kembali dan duduk di samping nabila. nabila menyodorkan sepiring nasi putih yang sudah ada rendang sapi, bayam rebus juga tempe balado.
"Enggak aku bangunin, mas tadi tidurnya pulas banget!"
"Enggak papa" balas nadeo seraya menyuapkan nasi ke mulutnya. nadeo makan dengan lahap.
"Siapa yang masak?" tanya nadeo.
Nabila sedikit kaget. "aku yang masak mas, gak enak ya?" tanya nabila dengan nada khawatir. " atau mas mau makan di warung aja?" tawar nabila.
Nabila merasa mungkin nadeo kurang cocok dengan masakannya. karna nadeo memang tak pernah makan masakannya.
Nadeo terkekeh kecil. "enak kok, enak banget malah"
Nabila menghela napas lega.
"Kenapa gak pernah masak ginian di rumah?" tanya nadeo. "ini enak, aku suka" tambah nadeo sambil terus melanjutkan makannya.
"Harusnya mas gak tanya gitu" sahut nabila. "dulu kam mas sendiri yang gak mau di masakain, dan gak pernah mau makan masakan ku" lanjut nabila dengan nada kecewa karna mengingat kejadian yang lalu.
Nadeo hanya diam saja. yang di ucapkan nabila ada benarnya. dulu ia memang tak mau di urus nabila, dan tak pernah mau makan masakan nabila. sekarang setelah tahu rasanya masakan nabila, ternyata nabila pintar masak.
"Kalau aku minta sekarang, kamu mau gak?" tanya nadeo tiba-tiba.
"Maksud mas?"
"Kalau aku minta kamu untuk masakin aku dan ngurus aku, kamu bersedia gak?"
Pertanyaan macam apa ini. aneh sekali. membuat nabila jadi salah tingkah sendiri. lagian ada-ada saja.
sebenarnya itu adalah hak nabila mengurus suami. tapi, ini kan beda jalan ceritanya. nabila hanya berstatus saja istri, tapi istri yang sebenarnya adalah raya. ini rumit sekali.
"Eh, aku lupa tadi, padahal mau cuci piring" ucao nabila mengalihkan pembicaraan.
lalu nabila bangun hendak pergi, tapi dengan cepat nadeo menarik lengan nabila. nadeo menatap manik mata nabila, seolah menuntut jawaban. yang ditatap jadi salah tingkah dan tak nyaman juga malu.
"Jawab dulu bil" pinta nadeo.
Nabila bingung mau menjawab apa. kenapa tiba-tiba berubah jadi seperti ini? gimana caranya agar ia bisa lolos dari pertanyaan konyol ini.
Tiba-tiba.
"Nabila!" panggil bude dari luar.
Yes! akhirnya ada alsan untuk lolos. nabila menarik lengannya.
"Bude panggil, sebentar" ujar nabila menarik lengannya dan pergi membuka pintu.
"Iya bude"
"Suamimu mana?" tanya bude
"Sedang makan" jawab nabila.
"Kalau sudah makan, suruh keluar ya, pakde ingin minum kopi bersama sambil ngobrol sama dia"
"Baik bude"
Bude pun pergi. nabila kembali menghampiri nadeo yang hampir selesai makan.
"Kata bude, kalau mas sudah selesai makan, pakde pengen ngobrol sama mas, sambil minum kopi"
Nadeo mengangguk.
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan