Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.
Dua orang laki-laki sedang berjalan keluar rumah,mereka memasuki mobil yang terparkir didepan rumah itu.
Dalam perjalanan Pramudya dan Faiz hanya diam suasana mendadak menjadi hening.
Mereka masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, ini seperti mimpi.
"Iz,apakah kamu pernah bertemu dengan Ayahmu?
Pemuda itu melihat kearah Pramudya.
Faiz belum pernah bertemu dengan Ayah semenjak Ayah pergi meninggalkan kami".
"Apakah kamu pernah punya niat untuk bertemu dengannya?
"Tidak Kak,Faiz...tidak pernah berpikir untuk bertemu dengannya kak.Apalagi sudah 5 tahun Dia bahkan tidak berniat mencari kami,padahal 5 tahun itu adalah waktu yang sangat lama".
Pramudya mengangguk.
" Tapi kalau seandainya kamu tidak sengaja bertemu dengannya apa yang akan kamu lakukan?
"Jika pertemuan itu terjadi satu hal yang ingin Faiz lakukan memberikannya pelajaran,mungkin Faiz akan menghajarnya."
"Kamu mau menghukumnya?
"Tentu saja kak,itupun kalau Faiz bisa!Faiz hanya ingin Dia bisa merasakan apa yang kami alami selama ini,apalagi sekarang ini Faiz mengetahui kenyataan bahwa kak Lita mengalami Depresi karena ulahnya."
Pramudya diam lalu kembali fokus ke depan dan suasana kembali hening.
"Iz,kita mampir ke Restoran dulu."
"Mau ngapain kak?mau makan?
" Iya,kakak lapar Iz.memangnya kamu tidak lapar?
Faiz cengengesan.
"Lapar kak,Faiz belum sempat makan siang tadi cuma ganti seragam terus langsung ke rumah sakit.
"Oke kita mampir ke Restoran dulu,sekalian nanti kita bawain buat Ibu sama Mutia."
Faiz mengangguk.
Mobil mereka sudah sampai di Retoran.Faiz melihatnya sangat tak percaya.Ternyata Restoran itu sangat mewah dan berkelas.
"Kak ini bukannya Restoran tempat kak Lita kerja?
"Iya kamu benar,ayo sekarang kita masuk".
"Tunggu kak".
"Ada apa?
"Restoran ini punya kak Pramudya kan?
Pramudya tersenyum.
" Iya,udah ayo masuk".
Faiz berjalan mengikuti Pramudya yang sudah berjalan di depannya.
Pramudya memilih makan di dalam ruangannya.Faiz masih tidak percaya bahwa pemuda yang sekarang ada di hadapan nya ternyata seorang pengusaha muda yang sukses.
Bagaimana tidak,Dia mempunyai Restoran yang termasuk Restoran yang terbilang cukup mewah dan berkelas.
tok...tok...tok
"Masuk"
Pintu itu terbuka pelayan menaruh pesanan makanan mereka di atas meja.Setelah selesai pelayan pun keluar.
Kedua laki-laki berbeda umur itu langsung makan dengan lahap.
Sehabis makan mereka pergi ke rumah sakit sambil membawa makanan.
Sampailah mereka di kamar rawat Arlita.
"Assalamualaikum".Pramudya dan Faiz mengucap salam.
" wa'alaikumsalam".balasnya.
Pramudya langsung mendekati tempat tidur Lita.
"Bagaimana keadaan Arlita Tante?
"Kata Dokter Lita kelelahan saja,Dia hanya butuh istirahat yang cukup".
"Alhamdulillah".
" Bu ini makan dulu".ucap Faiz sambil menyerahkan paper back ke Ibunya.
Wanita itu menerimanya.
"Sebaiknya Ibu sama Mutia makan dulu,ini obat Ibu sudah Faiz ambilkan dari rumah.
"Jadi tadi kamu pulang ke rumah ?
"Iya Bu,sekalian ada yang ketinggalan di rumah tadi.
Ibunya pergi menuju sofa bersama dengan Mutia.
Pramudya duduk di kursi tempat Ibu Nita duduk.Dia memandangi wajah Arlita yang sedikit pucat dalam hatinya berkata sangat menyesal karena Dia baru bisa menemukan gadisnya itu.
Yah masih ada sedikit rasa penyesalan dihatinya.
Menyesali yang semua terjadi jika saja Dia cepat bertemu mungkin gadis di hadapannya ini tidak akan mengalami masa sulit yang akhirnya menyebabkan Dia bisa mengalami Depresi.
Pramudya menarik napasnya.
Faiz melihat sang kakak yang terbaring sakit,hatinya sungguh tidak kuat melihatnya.
Kakak perempuannya yang selalu ceria itu kini hanya terkulai lemah di tempat tidur.
Sedih itulah kata-kata yang ada dihatinya,sebagai adik laki-laki satu-satunya Dia tidak mampu menjaga sang kakak.
"Kak,maafkan Faiz!ucapnya dalam hati.
bersambung