Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 21
Semenjak percakapan pagi itu, Via dan Bintang benar-benar menjaga jarak satu sama lain. Namun mereka memutuskan untuk tidak lagi saling bertengkar seperti biasanya.
Bintang bersikap lebih lembut kepada Via, tidak seperti biasanya saat ia begitu kasar. Bersama dengan Via, Bintang merasakan kenyamanan. Namun ia masih belum mengerti dengan perasaan hatinya.
Bintang pun saat ini masih terus meyakinkan dirinya sendiri, bahwa hatinya hanya untuk Alesha.
Bintang menerima panggilan dari Mama dan papanya. Malam ini mereka mengundang Bintang dan Via untuk datang ke acara 7 bulanan Eve. Bintang pun menyetujuinya, malam ini ia akan datang bersama Via.
Bintang menutup panggilan dari keluarganya. Di lihatnya foto keluarganya di samping meja kerjanya. Adik kecilnya kini akan menjadi seorang calon ibu.
Entah mengapa, tiba-tiba saja Bintang membayangkan Via tengah hamil besar dan menatapnya tersenyum. Sebuah senyum kecil terukir di sudut bibir Bintang. Namun ia kembali tersadar. Bintang menggeleng-gelengkan kepalanya.
Bagaimana mungkin dirinya bisa berpikir tentang hal gila seperti itu? Seharusnya ia memikirkan bagaimana nanti ia akan menikah dengan Alesha setelah kontrak selesai.
Mengingat waktu yang terus berjalan, dan masa kontraknya bersama dengan Via semakin berkurang, membuat Bintang menjadi begitu sedih.
"Kenapa Aku harus sedih, seharusnya Aku merasa senang karena sebentar lagi Aku dan Alesha akan segera menikah," gumamnya.
Bintang pun berniat untuk menghubungi Alesha. Ia tidak ingin bayangan Via membuat niat awalnya untuk menikahi gadis impiannya menjadi terlupakan.
Namun beberapa hari ini, nomor Alesha terus saja tidak bisa di hubungi. Dan itu membuat Bintang menjadi kesal.
"Apa pekerjaan lebih penting daripada kekasih mu Al? Kenapa Kau susah sekali untuk di hubungi? Bahkan Kau tidak menepati janjimu untuk pulang menemui ku walaupun hanya sebentar saja." Bintang menghela nafas beratnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjemput Via di restoran tempatnya bekerja. Bintang tidak ingin meredam kekesalannya dengan menjemput Via.
"Bim, Aku sudah menandatangani berkas yang Kau berikan. Sisanya Aku menyerahkan semua padamu. Aku akan menjemput Via di tempat kerjanya," ucap Bintang kepada asistennya.
Sementara Bimo sudah bisa menebak bahwa bosnya pasti akan menyerahkan pekerjaannya padanya. Sudah terlalu sering Bintang melakukannya. Bimo pun pada akhirnya harus menuruti perintah bosnya itu.
"Baiklah Tuan," ucapnya.
Bintang segera meninggalkan kantornya menuju restoran tempat Via bekerja. Baru pertama kali ini ia akan menjemput Via.
Ia tersenyum membayangkan akan pulang bersama dengan Via. Namun sebelum pulang, Bintang berencana untuk mengajak Via membeli gaun untuk acara nanti malam.
Mobil Bintang sampai di depan restoran tempat Via bekerja. Ia mulai keluar dari mobilnya dan memasuki restoran tersebut.
"Selamat datang di restoran kami, terimakasih atas kunjungan Anda," ucap pegawai restoran itu seraya membungkukkan badannya.
Bintang hanya tersenyum menatap seseorang itu yang tak lain adalah Via. Via menggantikan temannya berada di depan. Hari ini temanya sedang cuti, jadi Via yang bertugas di depan menyapa pelanggan yang datang.
Via masih membungkukkan badannya. Menatap pembeli yang masih berdiri di depannya. Via heran kenapa pembeli restoran itu tidak segera duduk, tapi malah berdiri di depannya.
Via pun menegakkan badannya dan menatap siapa pembeli itu.
Mata bulatnya membola sempurna menatap Bintang yang berdiri di depannya menatapnya dengan tersenyum kecil.
"K-kau? Apa yang Kau lakukan disini?" Via menelan ludahnya dengan susah. Ia menjadi malu saat ini. Seharian bekerja menghadapi banyaknya pembeli, membuat Via begitu berantakan dan tidak percaya diri di depan Bintang. Hingga ia pun menundukkan kepalanya.
***
"Kau terlihat begitu manis saat bekerja," bisik Bintang.
Via terkejut tiba-tiba Bintang mendekat dan berbisik di telinganya. Ia sedikit mendorong tubuh Bintang agar sedikit menjauh darinya. Wajahnya memerah seketika.
Via melihat ke arah sekitar, dan ternyata temannya yang menjaga kasir tengah memperhatikan mereka dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Via menjadi panik. Temannya pasti akan salah mengira.
***