Kakak readers tersayang, tolong jangan di boomlike ya! Budayakan kasih like setelah membaca. Terima kasih 🙏🏻
Saat dia dicampakkan oleh kekasihnya, dia bertemu dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi suami sirinya.
"Dengar! Meski kita sudah menikah, tapi kamu jangan berharap banyak padaku, karena aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai," Dave Sky Pradipta
"Aku tidak keberatan jika kamu menceraikanku sekarang juga. Lagipula pernikahan kita hanya siri," Sevia Kireina Dzakiya
Pernikahan yang awalnya dijalani tanpa cinta, tetapi saling menguntungkan untuk keduanya, mampu menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari oleh Sevia dan Dave.
Sampai pada saat cinta semakin berkembang dalam pernikahan rahasia mereka. Keduanya sepakat untuk mengungkapkan perasaan di hari yang telah di tentukan. Namun ternyata, hari itu adalah awal dari perpisahan yang tidak mereka harapkan. Sementara tanpa Sevia ketahui, dia telah mengandung anaknya Dave. Mungkinkah cinta dapat menyatukan mereka kembali ataukah hanya menjadi sebuah kenangan yang tak akan terlupakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Apa dia kekasihmu?
Lumayan lama Andrea berada di ruangan Dave. Banyak hal yang ingin dia ketahui tentang sosok Dave Mathew. Apalagi, dia semakin merasa banyak kemiripan antara Dave Mathew dengan Dave yang ada di depannya. Andrea pun terus bertanya tentang kehidupan kekasih Dave setelah ditinggalkan untuk selama-lamanya. Namun, Dave lebih banyak menjawab tidak tahu ketimbang berterus terang tentang siapa dirinya sebenarnya.
"Oh iya, Dave! Om lupa, mau menanyakan persiapan launching game online terbaru yang kamu rancang. Apa Om bisa lihat grafik respon dari para gamer," tanya Andrea setelah dia merasa tidak mendapatkan jawaban yang berarti dari Dave saat ditanya tentang sosok Kalisa.
"Ada di laptopku, Om." Dave langsung berdiri menuju ke meja kerjanya, dia lupa kalau di bawah meja kerjanya masih ada Sevia yang sedang duduk seraya menekuk lututnya.
Pria bermata biru itu langsung duduk begitu saja. Namun, saat kakinya terantuk sesuatu barulah dia menyadari kalau istrinya masih sembunyi di bawah meja.
Astaga, Via! Pasti kamu pegal duduk seperti itu dari tadi, batin Dave.
Andrea langsung mengikuti Dave ke mejanya, membuat jantung Dave dan Harry berdetak lebih cepat dari biasanya. Walau bagaimanapun, Dave bosnya yang harus dia lindungi, sehingga Harry pun terus membaca do'a agar apa yang Dave sembunyikan tidak diketahui oleh bos besarnya.
Andrea tersenyum miring saat sudah berada di samping Dave untuk melihat grafik yang tadi dia tanyakan. Sambil matanya terus melihat ke arah monitor, dia pun berkata, "Dave, memang kamu tidak kasian menyuruhnya duduk di bawah meja?"
Seketika wajah Dave langsung merah padam mendengar apa yang Andrea katakan. Tak jauh beda dengan Dave, Harry pun langsung menelan ludahnya dengan kasar. Dia tidak menyangka Andrea akan menyadari keberadaan Sevia yang ada di bawah meja kerja Dave.
"Keluarlah! Gak usah takut, aku tidak akan memakan kamu," ucap Andrea lagi saat Dave dan Harry tak ada yang berbicara.
Dave memejamkan matanya sejenak, sebelum dia menggeser badannya untuk memberi jalan pada istrinya, agar keluar dari tempat persembunyiannya.
"Keluarlah, Via!" suruh Dave dengan mengulurkan tangan pada Sevia. Dengan tangan gemetar, Sevia langsung meraih tangan Dave yang akan membantunya keluar dari bawah meja.
Duk!
Sepertinya kemalangan tidak cukup sampai di sana, kepala Sevia kepentok ujung meja saat dia akan keluar, membuatnya meringis kesakitan. Melihat semua itu, Andrea pun menyuruh Dave untuk membawa Sevia duduk di sofa.
"Dave, bawa dia ke sofa! Kamu tega sekali menyiksa anak orang. Apa dia karyawan sini?" Andrea menelisik baju seragam yang dipakai oleh Sevia.
"Om, aku minta maaf!" ucap Dave.
"Sudahlah, Om mengerti! Lain kali tidak usah bersembunyi di bawah meja kalau Om datang ke sini. Kasian, kakinya pasti kesemutan." Andrea secara bergantian melihat ke arah Sevia dan Dave. Ingin rasanya dia tertawa terbahak-bahak melihat wajah cemas dua anak muda yang ada di depannya.
"Bisa kamu jelaskan, Dave! Kenapa gadis itu bisa ada dibawah meja? Lalu kenapa dia tidak kerja?"
"Sebenarnya saya mau resign, Tuan! Namun, pengunduran diri saya ditolak," jawab Sevia dengan terus menautkan jari-jemarinya.
"Kenapa resign?" tanya Andrea kaget.
"Itu-itu karena ...." Belum sempat Sevia bicara, Dave sudah memotongnya.
"Dia korban perundungan, Om!" potong Dave.
"Apa? Jadi ini alasan kamu membuat aturan itu, tapi Om senang kamu cepat mengambil tindakan. Lagipula Om tidak suka jika ada hal yang menyebabkan kinerja karyawan jadi buruk," ungkap Andrea. "Apa dia kekasihmu, Dave? tanya Andrea kemudian.
Dave melihat ke arah Sevia yang mukanya terlihat pucat sebelum dia menjawab apa yang Andrea tanyakan. "Iya, Om!"
Mendengar apa yang Dave katakan, Sevia langsung melotot tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. Dia tidak menyangka, Dave mau mengakuinya sebagai kekasih.
"Kamu obati kepala kekasihmu, Om pulang dulu. Ingat Dave, jangan menyiksanya lagi!" kedua sudut bibir Andrea terangkat sempurna. Dia senang karena sukses menggoda orang kepercayaannya.
"Om, tolong jangan cerita apapun pada Om Aldrich!" pinta Dave.
"Baiklah, ini rahasia kita. Sebagai bayarannya, Om minta kamu selesaikan secepatnya game virtual. Om sudah tidak sabar ingin segera meluncurkan ke pasaran," tutur Andrea yang kemudian langsung beranjak pergi bersama dengan Harry.
Kini tinggal Dave dan Sevia yang berada di ruangan. Pria bermata biru itu pun lalu beranjak untuk mengambil kotak obat. Setelah mendapatkan salep untuk mengobati memar di jidat Sevia, Dave pun langsung mengolesinya secara perlahan.
"Via, aku minta maaf membuatmu terluka!" ucap Dave dengan menatap dalam manik mata Istrinya.
"Gak apa-apa! Aku hanya bingung, bagaimana aku bisa keluar dari sini. Pasti mereka semua curiga karena aku masuk ke ruanganmu," ungkap Sevia.
"Kamu di sini saja sampai jam makan siang. Setelah itu, barulah kembali ke tempatmu." saran Dave
"Baiklah, tapi kalau nanti ada tamu bagaimana?" lagi-lagi Sevia merasa cemas akan dijadikan lagi bahan gosip karena dia berada di ruangan direktur.
"Kamu pura-pura saja sedang melaporkan hasil trial."
Baru saja Dave selesai bicara, sudah ada orang yang mengetuk pintu ruangannya. Sevia pun bergegas sembunyi di bawah meja seperti tadi.
Ya ampun! Kenapa harus ada tamu? Jadinya dua kali aku harus sembunyi di bawah meja, sungut Sevia dalam hati.
Setelah tamu Dave pulang, Sevia pun bergegas ke luar ruangan suaminya dan tanpa sengaja berpapasan dengan Ines saat di tangga. Dengan wajah angkuh, mantan sahabat Sevia itu berbicara.
"Via, minggu depan aku nikah sama Andika. Aku minta, kamu jangan mengganggu Andika lagi. Sekarang dia calon suamiku, bukan pacarmu lagi. Undangan buat kamu, sudah aku titipkan di Mbak Mar." Ines langsung melanjutkan langkah kakinya, meninggalkan Sevia yang masih mematung di tempatnya.
Sevia menengadahkan kepalanya ke atas, menahan air mata yang memaksa ingin keluar. Hatinya terasa perih mendengar tentang pernikahan mantan pacarnya. Meski dia tahu semuanya sudah tidak seperti dulu lagi, tapi rasa cintanya pada Andika masih besar.
Tepat di saat Sevia sedang meratapi hidupnya, sayup-sayup terdengar lagu Geisha yang sengaja di putar agar karyawan yang bekerja tidak mengantuk dan lebih bersemangat.
Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya.
Benar kata Geisha, aku harus melupakannya. mengubur semua mimpiku untuk bisa bersamanya. Meskipun dia cinta pertamaku, tapi dia bukan jodoh yang Tuhan kirim untukku. Ternyata, selama ini aku hanya menjaga dan banyak berkorban hanya untuk menjaga jodohnya Ines. Kamu pemenangnya Ines!
...~Bersambung~...
...Hai hai hai jangan lupa klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....
...Terima kasih!...