Simpanan Brondong Tajir
Langit bersinar begitu cerahnya, secerah hati seorang gadis yang bernama Sevia Kireina Dzakiya. Pasalnya, hari ini kekasih hatinya akan datang dari kampung. Sevia begitu tidak sabar untuk segera bertemu dengan Andika, karena semenjak Andika wisuda, dia belum pernah bertemu lagi.
Ting
Terlihat ada satu pesan masuk di handphone Sevia. Dengan tidak sabar Sevia pun segera membukanya. Namun hatinya langsung mencelos saat pesan yang masuk bukan dari kekasihnya melainkan dari operator yang mengatakan kuota internetnya sudah habis. Dengan hati yang kesal, Sevia pun membanting handphone-nya di atas kasur lantai.
"Kenapa lama banget sampainya, katanya sudah sampai Cikampek tapi udah satu jam gak nyampe-nyampe," gerutu Sevia
Lama Sevia menggerutu sendiri sampai akhirnya ada telepon masuk dari Andika yang memintanya untuk menjemput di depan Indimart.
Dengan wajah berseri, Sevia pun segera menyambar kunci motor yang ada di atas lemari plastik miliknya. Tidak butuh waktu lama, Sevia sudah tiba di tempat tujuan karena memang jarak Indimart dengan kontrakannya tidak begitu jauh.
Terlihat di sana Andika sedang menunggunya di depan Indimart dengan tas punggung dan sebotol air mineral di tangannya. Setelah memarkirkan motornya, Sevia pun langsung menghampiri Andika yang sedang asyik dengan handphone-nya.
"Lama nunggunya gak, Di." Sevia langsung mencium punggung tangan Andika.
"Gak lama kho, cuma lima belas menit." Dengan senyum mengembang Andika menatap wajah Sevia.
Sevia makin cantik aja tinggal di kota, wajahnya jadi putih mulus tidak kumal lagi, batin Andika
Setelah Sevia membeli beberapa cemilan untuk di kontrakannya, mereka pun langsung pulang. Namun, saat Sevia sampai dikontrakkan, ternyata ada Ines yang merupakan anaknya Om Joni pemilik kontrakan yang Sevia tempati.
"Wah Via dengan siapa? Kenalin dong temannya!" ujar Ines dengan mata yang tidak lepas dari Andika.
Bagaimana tidak, meskipun Andika tinggal di kampung, tapi gaya dan penampilannya seperti anak kota karena dia pernah kuliah di Bandung saat mengambil sarjananya. Sedangkan Sevia hanyalah lulusan SMA. Bukannya tidak mau dia melanjutkan kuliah tapi tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi meskipun dia selalu rangking satu di kelasnya.
"Oh iya Di, kenalin ini temanku Ines. Dia anak pemilik kontrakan dan juga kerja satu pabrik denganku. Hanya saja dia di bagian admin," terang Sevia
"Andika," Andika pun mengulurkan tangannya mengajak bersalaman pada Ines. Tentu saja Ines pun menyambutnya dengan suka cita dan jangan lupakan senyumnya yang menggoda membuat jiwa biawak pada diri Andika meronta hebat. Apalagi Ines memiliki paras yang cantik dan body yang mampu membuat urat saraf para pria hidung belang menegang.
Setelah mengobrol yang un-faedah ke sana ke mari, Sevia pun mengantar Andika ke kontrakannya yang terhalang satu pintu dari kamar Sevia.
"Via, kamar mandinya belum kamu bersihkan ya! Kenapa kotor banget sih! Aku gak biasa mandi di kamar mandi yang kotor begitu," protes Andika
"Sebentar aku ambil sikat sama pembersih kamar mandi." Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkannya, Sevia pun mulai membersihkan kamar mandi kontrakan Andika.
Tanpa Sevia sadari, Andika sudah berdiri di ambang pintu memperhatikan bokong Sevia yang padat sedang menungging membersihkan kamar mandi.
Merasa tidak tahan dengan apa yang dilihatnya, Andika pun langsung menghampiri Sevia dan menempelkan pusaka saktinya yang tersembunyi pada bokong Sevia. Perlahan Andika menggesek-gesekan pusaka saktinya itu, membuat Sevia menjadi risih dibuatnya.
"Di, diam apa! Ini sedikit lagi." Sevia langsung berbalik dan berniat mendorong Andika. Namun ternyata Andika dengan sigap menempelkan tubuhnya pada tubuh Sevia hingga tidak ada jarak yang tersisa.
Tanpa bicara lagi, Andika langsung melahap bibir ranum Sevia dengan rakus. Hasratnya sudah tidak bisa dia bendung lagi, hingga Andika pun langsung membopong Sevia pada kamar yang tak berpintu itu. Lama mereka saling berebut saliva dan bergelut lidah hingga suara decapan pun tak bisa dielakkan lagi. Namun saat tangan nakal Andika mulai memainkan bukit kembar Sevia seperti sedang bermain squisy, Sevia pun langsung tersadar dan segera menghentikan tangan Andika.
Dengan napas yang memburu, Sevia pun mulai bicara pada Andika. "Sorry Di, aku gak mau terlalu jauh karena kita belum menikah."
"Kamu tenang saja Via, aku juga tahu batasan. Lagipula kalau hanya memainkan bukit kembar itu tidak akan membuatmu hamil." Dengan pintarnya, Andika pun beralibi.
*****
Enam bulan sudah berlalu, Sevia yang selalu bekerja lembur di tempat kerjanya membuat dia jarang bertemu dengan Andika yang kerjanya tidak mengenal shift karena dia menjadi staf engineering. Mereka bertemu hanya disaat libur kerja, itupun jika Sevia tidak sedang lembur. Meski terkadang mereka bekerja satu shift tapi jam pulangnya pasti berbeda.
Sementara Andika, selama dia jarang bertemu dengan Sevia, meskipun sebenarnya mereka masih dalam satu perusahaan, selalu menghabiskan waktu bersama dengan Ines. Apalagi Ines yang selalu datang menggodanya duluan, membuat sifat kucing garong pada dirinya mencuat ke luar.
Seperti hari ini, saat Sevia masuk kerja shift pagi, begitupun dengan Andika dan Ines. Namun Sevia tidak bisa pulang bersama dengan Andika karena disuruh lembur oleh leadernya. Sehingga Sevia pun memberitahu Andika untuk tidak menunggunya.
Melihat Sevia yang selesai menelpon Andika, Elvira yang merupakan teman satu bagian dengannya menjadi penasaran dengan hubungan Sevia dan staf engineering yang baru itu.
"Via, kamu beneran pacar Mas Andika? Kenapa aku sering melihatnya jalan dengan Mbak Ines?" tanya Elvira
"Tentu saja dia pacarku, makanya aku selalu menerima lemburan agar tabunganku cukup buat nanti modal kawin sama dia," kekeh Sevia
"Hati-hati loh Via, kamu jor-joran nyari duit buat modal kawin, sedangkan dia ada main dengan Mbak Ines di belakangmu. Apalagi dandanan Mbak Ines yang selalu terlihat seksih gitu. Cowok mana sih yang mau menolak pesona Mbak Ines? Bahkan Pak Bambang yang umurnya sudah 50 tahun pun masih sering menggodanya." Elvira terus mengompori Sevia yang terlihat sangat percaya pada pacarnya itu.
"Kamu tenang aja! Andika sudah berjanji akan segera menikahi aku, setelah dia jadi karyawan tetap." Sevia terus meyakinkan dirinya bahwa yang dikatakan oleh temannya itu tidak akan terjadi.
Sevia dan Elvira larut dalam pekerjaannya sampai datang seorang leader yang memberitahunya kalau lembur hanya sampai jam lima. Dengan sumringah Sevia pun pulang ke kontrakannya. Dia berpikir akan memberi Andika kejutan karena pulang lebih awal.
Saat sampai kontrakan, ternyata kontrakan Andika masih terkunci. Pertanda pemilik kamar belum pulang. Sevia pun segera menuju ke kontrakannya untuk membersihkan badannya yang terasa lengket. Namun saat Sevia akan menjemur handuk, dia kaget melihat Andika yang baru pulang dengan Ines. Apalagi tangan Ines melingkar manja di perut Andika dengan kepala yang dia sandarkan pada punggung Andika.
"Kalian dari mana? Kenapa baru pulang?" tanya Sevia dengan mata yang terus menyelidik.
"Maaf Via, aku pinjam dulu pacarmu. Tadi habis minta diantar ke rumah sakit," jelas Ines
"Kamu sakit, Ines? Mukamu pucat sekali? Ayo aku antar ke rumahmu!"
"Gak usah, Yang! Biar aku saja, nanti kalau dia pingsan kan berat kamu menggendongnya." Tanpa memperdulikan tatapan penuh selidik dari Sevia, Andika langsung memapah Ines ke rumahnya.
Sebenarnya ada hubungan apa di antara mereka, apa benar yang Elvira katakan? Kalau sebenarnya ada sesuatu di antara mereka, batin Sevia.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
Ati Pct
aku lanjut mampir dikaryamu yg lain thor 🥰🥰
2023-08-04
3
Pia Palinrungi
next thor
2023-06-08
1
Dicaprio 715
ow
2022-11-30
1