Shanum namanya.. wanita periang nan cantik.
Tanpa sebuah rencana, tanpa sebuah aba-aba. Seorang pria tampan dan sukses memintanya untuk menjadi pacarnya. Ya.. "Sebatas Pacar Sewaan" demi menutupi kepergian kekasihnya.
"Satu tahun, hanya satu tahun, berpura-puralah menjadi pacarku." Pinta Pria itu.
"Kenapa mesti aku?" Tanya Sha dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.
Hari demi hari mereka jalani bersama. Cinta hadir tanpa mereka sadari. Tawa dan air mata menghampiri keduanya. Menjadi sebuah kenangan menuju masa depan.
"Aku hanya sebatas pacar sewaan saja. Harusnya aku siap jika saat perpisahan itu tiba, kenapa aku tak rela sekarang."
Mampukah Sha menjalankan hari-harinya? Mari tertawa dan menangis bersama ya.. Yuk, kita kepoin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kurniasih Paturahman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jodoh Tak Akan Kemana
Rasanya aku perlu memastikan satu hal, dia jodohku atau bukan.
-Shanum-
🍁🍁🍁
Hatinya bimbang, Shanum tampak malas membuka pintu kamarnya saat itu. Melangkah begitu perlahan dan meletakkan tas dan kantong yang Radit berikan tadi begitu saja di meja kamarnya.
Shanum menjatuhkan tubuhnya di kasur, melepaskan handphone miliknya tak jauh dari sisinya saat ini. Meraih sebuah bantal dan menutup wajahnya dengan cepat kemudian.
Tiba-tiba saja terdengar handphonenya berbunyi, Shapun menatap handphonenya itu, membaca nama pada layar handphone miliknya.
"Andre.." Bisik Sha dan kemudian mengangkat dengan cepat.
"Dimana?"
"Di rumah."
"Gua di depan rumah lo, sambut cepat." Pinta Andre dan kemudian mematikan telephone itu begitu saja.
Wajah Sha tampak kesal dibuatnya, membuat Sha menggerutu sepanjang jalan menuju pintu rumah.
"Ngapain ke sini?"
"Galak banget sih Sha." Ucap Andre dan langsung melangkah masuk ke dalam.
"Lo tuh, nyuruh gua jadi pacar pura-pura lo, tapi lo ninggalin gua waktu itu."
"Iya..iya.. maap soal itu."
"Ish nyebelin." Ucap Sha lagi.
Andre duduk kemudian, bersandar dan menghela napasnya begitu dalam.
"Ada apa?" Tanya Sha yang sudah ikut duduk tepat di samping Andre dengan kedua tangan berlipat.
"Lagi ada masalah sama Naya?" Tanya Sha lagi dan membuat Andre terkejut dan segera menatap Shanum.
"Lo sukakan sama dia, kenapa mesti jadiin gua pacar pura-pura lo sih di depan dia." Ucap Sha dan kini ikut bersandar pada sofa yang tengah mereka duduki.
"Hemm.. jangan-jangan lo ditolak ya. Hahaha.." Ucap Sha lagi dan kali ini ia tertawa setelah mengakhiri ucapannya.
"Berisik." Protes Andre dan hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
"Ok..oke.. jadi lo ngapain dateng ke sini, bukan cuman mau berhela napas doangkan?"
"Gua suka sama Naya."
"Trus."
"Tapi gua ngerasa enggak pantas."
"Naya suka sama lo jugakan?"
"Ya.."
"Ya diperjuangin dong, jangan putus asa kayak gini."
"Ini enggak segampang seperti yang lo pikir Sha."
Shanum ikut menghela napas akhirnya. Yah.. kadang apa yang kita pikirkan tak akan mudah untuk dilakukan.
"Kata orang, jodoh enggak akan kemana." Ucap Sha tiba-tiba dan berhasil membuat Andre menatap bingung sosok Sha dengan tatapan berpikir tanpa ekspresi.
"Lo kenapa?" Tanya Andre kemudian.
"Hah..." Teriak Sha dan langsung menatap Andre.
"Cowok mana yang buat lo kayak gini?"
"Mana ada." Geleng Sha cepat.
"Siapa namanya? Gua kenal? Gua pernah ketemu sama orangnya?" Tanya Andre terus.
"Enggak ada, lagian kitakan lagi bahas lo, kenapa jadi gua." Protes Sha akhirnya.
"Yaudah kalau belum mau cerita." Ucap Andre mengalah akhirnya.
Kesunyian tiba-tiba saja terjadi, namun hanya sesaat, handphone milik Shanum bergetar dan bersuara saat itu. Shanum menatap layar handphone miliknya. Nama Keenan terbaca olehnya. Namun ia tampak ragu. Mengingat kembali kejadian siang tadi bersamanya.
"Enggak diangkat?" Tanya Andre dan berhasil menghapus lamunan Sha tiba-tiba.
Shanumpun segera mengangkatnya, bangkit dari duduknya dan pergi menjauh dari sosok Andre.
"Hallo." Ucap Sha pelan dengan penuh hati-hati.
"Sha, ini aku Keenan." Ucap Keenan dan terdengar tak seperti biasanya.
"Ya..ku tahu."
"Sepertinya aku menyukaimu." Ucap Keenan tiba-tiba dan langsung membuat Shanum diam membisu dengan jantung yang tiba-tiba saja berdebar begitu cepat.
"Sungguhkah ini Keenan yang berbicara." Batin Sha berucap.
Saat Shanum masih berpikir keras dengan apa yang barusan didengarnya, terdengar suara lain dari balik telepon saat itu. Keenan sedang bersama dengan orang lain, begitu bising dan Shanum mengenali pemilik suara itu, suara yang berada di samping Keenan.
"Ayo Keen, kita pulang." Ajak seorang pria.
Shanum mendengar dengan jelas, ucapan pria yang berada bersama Keenan. Keenan bilang dia sedang ada urusan, makannya tak kembali ke kantor siang tadi.
"Sha.." Panggil seseorang dibalik telepon dan membuat Sha tersadar.
"Radit.." Panggil Shanum.
"Sorry ya Sha, ini Keenan mabuk sempat-sempatnya nelepon."
"Hah.., dia baik-baik saja?"
"Ya.." Ucap Radit kemudian
Shanum merasa lega mendengarnya, ia memang sempat terkejut saat mendengar Keenan tengah mabuk saat ini dan pembicaraan itu berakhir kemudian.
Shanum terdiam kemudian, Ia mengingat betul apa yang Keenan baru saja ungkapkan padanya.
"Keenan menyukaiku." Ulang Sha sedikit berbisik dan tampak bingung.
"Itu hanya ucapan orang mabuk, kenapa mesti dipercaya, tapi.." Ucap Sha sendiri dan masih terus berpikir. Hingga akhirnya Andre memanggil namanya dan berhasil membuat Shanum tersadar.
"Lo kenapa? Siapa yang telepon barusan?"
"Bukan siapa-siapa." Jawab Shanum cepat dan tanpa sadar ia menyembunyikan handphone miliknya di balik tubuhnya.
"Pasti pria itu."
"Pria apa?"
"Pria yang berhasil ganggu pikiran lo dari tadi."
"Sok tau." Ucap Sha dan kemudian kembali duduk di sofa disusul Andre kemudian.
"Kata lo tadi, kalau suka ya diperjuangin."
"Ya.." Jawab Sha dan sedikit berpikir dengan perkataan Andre barusan
"Yaudah perjuanginlah."
Rasanya tak mungkin, sangat tak mungkin. Ya.. mana mungkin Keenan menyukainya. Tadi itu hanya ucapan orang mabuk saja. Tidak bisa dibilang suatu perkataan yang sesungguhnya.
Shanum masih tampak berpikir sepanjang malam, tepatnya setelah Andre pergi berpamitan.
"Berjodoh atau tidak, yang pasti aku harus memastikannya." Batin Sha berucap dengan pandangan menghadap langit kamarnya.
.
.
.
.
Radit tampak terkejut melihat kondisi Keenan. Tiba-tiba saja ia mendapat kabar bahwa teman sekaligus bosnya itu sedang mabuk berat. Keenan pernah seperti ini sebelumnya, tapi itu dulu. Saat Yuna pergi meninggalkannya.
Seperti terulang kembali kejadian saat itu, tapi siapa wanita yang membuatnya seperti ini.
"Aku menyukai orang lain." Ucap Keenan tiba-tiba saat Radit tengah membopongnya untuk bangun.
"Maksudmu?"
"Aku telah mengkhianati Yuna."
"Memang sudah waktunya untuk melupakan Yuna." Ucap Radit dan membuat Keenan tertawa sendiri.
"Kau tunggu di sini, aku bayar minumanmu dulu." Pinta Radit kemudian.
Setelah Radit pergi, tangan Keenan meraih saku celananya, diraih handphone miliknya. Di cari nama Shanum saat itu walau pandangan sudah tidak terlalu jelas terlihat. Lalu ia tersenyum menatap nama itu.
Ya.. Keenan tengah menghubungi Shanum.
"Hallo." Ucap Sha pelan dengan penuh hati-hati.
"Sha, ini aku Keenan."
"Ya..ku tahu." Jawab Sha
"Sepertinya aku menyukaimu." Ucap Keenan tiba-tiba dan suasana hening terjadi, sampai akhirnya Radit datang dan mengakhiri pembicaraan itu.
.
.
.
.
Shanum dan Keenan kembali🙈🙈 Maap ya.. perlu waktu lama untuk bisa Up.
Semangat💪💪💪
Dukung terus Keenan dan Shanum ya, dengan like, vote, rate bintang 🌟 5nya.
giftnya juga mau🤭
terima kasih🤗🤗🤗
baru sadar kamu sekarang, tapi Uda terlambat 😅😂🤪