Istri Tuan Arga

Retha menuju lantai atas untuk memberikan minum dan membersihkan diri. Retha pun masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Karena terburu-buru masuk kedalam kamar dia lupa membawa handuk dan baju ganti. Dilihatnya Arga masih sibuk dengan pekerjaannya karena hari ini dia tidak bekerja dikantor jadi pekerjaannya dikirim dan dikerjakan dirumah.

Retha menengokkan kepalanya keluar pintu kamar mandi melihat kearah Arga yang masih fokus pada pekerjaannya.

"Ehem"

"Ehem"

"Ada apa?" tanya Arga yang kebingungan melihat tingkah Retha.

"Hai teman bolehkah aku minta tolong padamu?" ucap Retha memperlihatkan puppy eyes nya.

"Apa?"

"Tolong ambilkan aku handuk dan baju ganti"

Seketika wajah Arga menjadi merah mendengar perkataan Retha pikirannya sudah melayang-layang kemana-mana.

"Imbalannya untukku apa setelah mengambilkan bajumu?" Tanya Arga sembari tersenyum menyeringai.

"Tuan bukankah kita sudah berteman tapi kenapa kau masih meminta imbalan pada temanmu ini" Jawab Retha kesal.

"Nona didunia ini tidak ada yang gratis, jika kau tidak mau ya sudah keluar saja dengan telanjang seperti itu!"

"Ck" Retha berdecak kesal karena Arga selalu meminta imbalan yang menguntungkan untuk dirinya sendiri.

"Kau mau apa?" tanya Retha.

"Sangat mudah, mulai malam ini kau tidur di ranjang"

Retha membulatkan matanya mendengar perkataan Arga. Apa aku tidak salah dengar, pikir Retha.

"Bagaimana kau mau tidak? kalau tidak ya sudah tidak apa-apa aku tidak keberatan" Ucap Arga enteng.

"Iya iya aku mau, sekarang cepat ambilkan bajuku tuan aku bisa-bisa mati kedinginan disini". Kata Retha sinis.

Arga pun menuju walk in closet untuk mengambil pakaian dari lemari Retha.

"Kau mau pakai baju apa?" Tanya Arga.

"Terserah".

Arga yang mendengar Retha mengatakan terserah membuat Arga mendapatkan sebuah ide untuk mengerjai Retha. Diambilnya sebuah baju tidur warna hitam dan segera memberikan pada Retha.

"Tuan ini masih siang hari kenapa kau memberikanku piyama tidur?" Tanya Retha sedikit kesal dengan tingkah konyol Arga.

"Tadi kau bilang terserah sekarang aku sudah mengambilkanmu baju tapi kau tidak mau, sebenarnya apa yang kau mau?"

"Ambilkan aku baju santai saja". Ucap Retha yang benar-benar kesal dibuatnya.

Arga pun kembali meletakkan piyama tidur kedalam lemari dia baru sadar ternyata Retha tidak memiliki banyak pakaian seperti wanita pada umumnya. Dia hanya memiliki dua gaun biasa tidak ada yang terlihat mewah dari gaun itu.

Kemudian Arga mengambil sebuah celana hotpants dan kaos rumahan biasa. Saat mengambil kaos tiba-tiba saja dia tidak sengaja menarik sebuah kertas dan kertas itu jatuh.

Arga mengambil kertas itu, ternyata bukan sebuah kertas biasa melainkan sebuah foto. Foto Retha dengan seorang laki-laki berada sebuah taman. Tampak Retha tersenyum bahagia. Dada Arga merasakan sensasi berbeda ketika melihat Retha bisa tersenyum tulus dengan laki-laki lain yang mungkin umurnya tidak jauh berbeda dengan Retha. Ketika bersamaku dia hanya akan ketakutan dan menunduk tanpa mau melihat kearah ku tapi dengan laki-laki ini dia bisa begitu tertawa lepas, pikir Arga.

Arga pun mengambil foto itu dan dimasukkan kedalam sakunya. Entah kenapa sekarang dia ingin tahu apa hubungan laki-laki itu dengan istrinya.

"Ini"

Arga menyerahkan pakaian itu kepada Retha.

"Terimakasih"

"Hmm"

Arga pun kembali ke ranjang tidurnya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkannya.

Setelah selesai memakai pakaiannya kembali Retha pun keluar dari kamar mandi.

Arga tak menyadari bahwa Retha sudah keluar dari kamar mandi karena dia harus fokus dengan pekerjaannya.

"Aduh..". Pekik Retha ketika kakinya dengan tidak sengaja tersandung oleh kursi riasnya.

Arga pun menoleh kearah Retha. Arga begitu terkejut dengan penampilan Retha yang sekarang. Biasanya dia akan melihat Retha dengan pakaian panjang dan celana panjang tapi saat ini Retha menggunakan hotpants tentu saja celana itu mengekspos kaki jenjangnya.

Mata Arga serasa terhipnotis oleh penampilan Retha saat ini dia tidak mengedipkan matanya.

Kemudian suara deheman seseorang memecahkan imajinasi liar yang sempat terbesit dalam benaknya.

"Ehem.. maaf sudah menggagumu, aku akan keluar untuk menyiapkan makan siang" Ucap Retha tergesa-gesa meninggalkan kamar. Dia sangat gugup karena Arga memandangnya begitu intens.

Retha merutuki kebodohannya yang akan memancing hasrat Arga. Dia tahu dan mereka pun sudah sama-sama dewasa jadi jika Retha memakai pakaian seperti itu tentu saja akan memancing hasrat dari Arga. Tetapi bukankah dia setiap hari juga menggunakan pakaian seperti ini tetapi kenapa hari ini dia gugup ketika memakai pakaian itu, apa karena hari ini ada Arga dirumah? pikir Retha.

Retha pun memasak makan siang untuk mereka. Setelah beberapa menit masakan itu selesai. Retha pun menata makan siang itu dimeja makan. Dia hendak memanggil Arga untuk makan siang bersama tetapi tiba-tiba saja tubuhnya gugup teringat kejadian tadi.

Retha menepis pikirannya, mana mungkin dia berselera dengan Retha bukankah dia memiliki kekasih yang lebih segalanya dibandingkan Retha.

Retha berjalan menaiki tangga untuk memanggil Arga yang masih berkutat dengan pekerjaannya didalam kamar. Saat membuka kamar dilihatnya Arga tertidur diatas ranjang dengan leptop menyala dan beberapa berkas berserakan diatas ranjang. Retha merasa kasihan untuk membangunkan Arga wajahnya tampak kekalahan tetapi tidak mengurangi ketampanannya.

Kemudian Retha mendekati ranjang untuk membersihkan berkas-berkas yang berserakan dan membenarkan tidur Arga agar lebih nyaman.

Jantung Retha berdegup kencang ketika tangannya memindahkan kepala Arga untuk berbaring diatas bantal. Wajahnya tiba-tiba merah Semerah kepiting rebus dan hawa panas menyelimuti tubuhnya. Sesegara mungkin dia mengakhiri kontak fisik dengan Arga dan meninggalkan Arga agar tetap terlelap.

Retha pun kembali turun kebawah menunggu Arga diruang keluarga saja. Ruang keluarga dekat dengan dapur, nanti jika Arga bangun untuk makan siang dia pasti akan melihatnya.

Karena menunggu Arga yang tertidur membuatnya juga merasakan kantuk yang amat sangat berat. Tak butuh waktu lama akhirnya Retha pun tertidur di sofa ruang keluarga.

Arga yang sudah tertidur daritadi pun akhirnya terbangun. Dia merasa aneh dengan posisi tidurnya sekarang. Bukankah tadi aku sedang bekerja dan memejamkan mataku sebentar untuk merilekskan tubuhku, kenapa sekarang aku malah tertidur pulas diatas kasur? Berkas dan leptopku juga sudah tersimpan rapi, Apa mungkin Retha yang melakukan ini semua, pikir Arga.

Arga pun kembali tersenyum mengingat betapa indahnya tubuh dari istrinya itu. Kemudian dia melihat jam yang berada di nakas ternyata sudah pukul dua siang waktu untuk makan siang sudah habis.

Arga keluar kamar untuk mencari keberadaan Retha. Dilihatnya dimeja makan, masakan buatan Retha masih tersusun rapi itu berarti Retha juga masih belum makan. Arga masih mencari keberadaan Retha, ternyata yang dicari sedang tertidur pulas disofa ruang keluarga.

"Dasar gadis bodoh, bisa-bisanya tidur disini jika ada orang yang berniat tidak baik bagaimana?" Gerutu Arga.