NovelToon NovelToon
Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Dicintai Sepenuh Hati Oleh Suami Express

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:45.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

"Kamu istriku. Aku akan menerima kekurangan mu dan terimalah kekurangan ku sebagai seorang suami." Abhaya Chandra.

Akibat masyarakat yang memiliki tradisi kolot, mereka terpaksa melakukan pernikahan di bawah tangan hanya karena berteduh dari hujan di sebuah pos kampling. Dua orang yang tidak saling mengenal itu diikat dalam ikatan yang sakral secara tiba-tiba.

Qiana Nadhifa, gadis yang dikenal pendiam dan jarang keluar rumah itu pun seketika menjadi hujatan masyarakat. Pembelaan yang dilakukan sia-sia karena ada orang yang mengambil keuntungan dari kejadian yang menimpanya. Sehingga tidak ada yang mempercayai perkataannya ataupun perkataan laki-laki yang dipaksa menikahinya, Abhaya Chandra. Termasuk sang ibu yang justru membencinya.

Apakah pernikahan keduanya berujung keberkahan Allah?

Author Note: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan setting cerita, semua murni kebetulan. Semoga pembaca suka dengan karya keempat saya...
Terimakasih atas dukungannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Mengurus Surat Nikah

Bapak mengambil cuti satu minggu guna mengurus surat nikah Chandra dan Qiana. Beliau pagi-pagi sekali telah pergi ke rumah Pak Dukuh untuk meminta surat pengantar yang nantinya akan dibawa ke Kelurahan. Di Kelurahan, Bapak mendapatkan isian Blangko N1, N2, N3 dan N4. Bapak mengisi Blangko tersebut di kecamatan disaksikan oleh pegawai yang bertanggung jawab karena Bapak sebagai penerima kuasa. Selesai mengisi Blangko, Bapak melanjutkan ke kantor KUA untuk mendapatkan Surat Pengantar/Rekomendasi Nikah karena Qiana yang berasal dari daerah lain.

Bapak menuliskan alamat lengkap Qiana di sana sesuai dengan yang Qiana tuliskan sebelumnya. Beliau juga melampirkan Akte Kelahiran, KTP dan Kartu KK serta pas foto yang telah Chandra siapkan. Setelah semuanya sudah mendapat pengesahan dari pihak KUA, Bapak kembali pulang untuk menemui Qiana.

Qiana yang sudah menunggu kedatangan Bapak bersama Mamak, menyambut bapak di teras. Bapak mengatakan jika hari ini mereka berangkat ke Rembang untuk mengurus surat nikah. Sekalian Bapak dan Mamak akan mengantarkan seserahan yang seharusnya Qiana terima sebagai menantu mereka. Qiana menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar untuk bersiap.

Qiana dikejutkan dengan kehadiran mobil pickup yang penuh dengan tumpukan karung beras, beberapa bungkusan dan beberapa kardus yang isinya tidak ia ketahui. Bahkan Bapak keluar dari rumah tengah dengan membawa 2 pasang ayam bangkok kesayangannya yang kemudian diserahkan kepada sopir pickup yang Qiana kenal bernama Kang Badi. Anak dari "Siwo" (Budhe) pihak Mamak.

"Nyapo malah ngelamun, Na?" tanya Mamak yang membawa tas besar kemungkinan berisi pakaian.

(Kenapa malah melamun, Na?)

"Boten Mak. Niku Kang badi badhe teng pundi?"

(Tidak Mak. Itu Kang Badi mau kemana?)

"Kuwi sek arep di gowo nyang nggonmu. Mengko dipasrahke ibuk mu." jawab Mamak yang kemudian masuk ke dalam mobil.

(Itu yang akan di bawa ke rumah mu. Nanti akan diserahkan ke ibu kamu.)

Qiana hanya diam dan mengikuti Mamak memasuki mobil di jok belakang. Selain Bapak, ada juga Mas Fatir di samping kemudi. Hal ini dikarenakan jarak tempuh ke rumah Qiana yang jauh membuat Bapak harus bergantian dengan Mas Fatir untuk mengemudi.

Perjalanan pun dimulai, Bapak yang sudah hafal dengan medan ke Jawa Tengah pun memimpin di depan. Diperjalanan, Mamak menjelaskan jika nanti mereka akan meminta Qiana sebagai menantunya secara resmi kepada Ibu Ningsih. Jika Ibu Ningsih menginginkan untuk mengadakan acara pernikahan, mereka juga siap untuk mengadakannya dan menanggung semua biaya. Mamak menjelaskan panjang lebar maksud beliau dan bagaimana acara di gelar agar mereka bisa menghadiri juga Chandra yang tidak bisa sesuka hati mengambil cuti.

Qiana hanya menunduk, ia tidak tahu tanggapan seperti apa yang akan diberikan sang ibu jika mendengar maksud Mamak. Chandra sebagai suaminya saja belum mendapatkan pengakuan, bagaimana dengan kedatangan orang tuanya? Pikiran Qiana penuh dengan prasangka, yang terburuk adalah sang ibu menolak kedatangan mertuanya. tetapi kemudian Qiana menyebut Asma Allah untuk menghilangkan prasangkanya. Ia pun berdoa agar Ibu Ningsih bisa menerima kedatangan kedua mertuanya yang bermaksud baik.

Perjalanan kali ini berbeda dengan yang ia lewati ketika berangkat bersama Chandra. Memang sama-sama lewat jalur Solo-Purwodadi, tetapi Bapak mengambil jalur Kedung Ombo yang nantinya akan sampai Pati. Beliau mengambil rute tersebut dengan pertimbangan mereka akan sampai di Rembang malam hari, maka sebaiknya menginap di hotel yang ada di Rembang sebelum paginya mereka berkunjung ke rumah Qiana.

Qiana yang sudah meminta kenalannya untuk mengirimkan makanan dan snack ke rumah pun mengirimkan pesan jika waktunya diubah. Kenalannya mengatakan hal tersebut tidak masalah. Qiana juga mengabari Afifah jika ia akan ke rumah besok pagi.

Sekitar pukul 21.00 mereka sampai di Kota Rembang, Qiana mengarahkan Bapak ke sebuah hotel menengah yang berada di selatan Kota Rembang. Mobil pun memasuki pelataran hotel dan Mas Fatir keluar terlebih dahulu untuk memesan kamar.

Pukul 07.00 tepat, semua sudah berkumpul untuk perjalanan ke rumah Qiana yang ditempuh sekitar 1 jam. Ketika mobil memasuki gang ke arah rumah Qiana, banyak pasang mata yang memperhatikannya dan berbisik-bisik. Tentu saja hal tersebut tidak asing untuk Qiana yang sudah terbiasa dengan tetangganya yang suka bergosip, tetapi yang ia khawatirkan adalah kedua mertua dan kakak iparnya.

Sampai di pelataran rumah Qiana, ada Afifah yang menunggunya di bawah pohon kersen. Qiana turun terlebih dahulu dan masuk ke dalam rumah mencari sang ibu. Ibu Ningsih masih di dapur menyiapkan sarapan, kedatangan Qiana yang sudah beliau tebak tidak membuat beliau bergeming dari tempatnya memotong sayuran.

"Bu, Bapak sama Mamak ada di depan." kata Qiana sambil mencium punggung tangan sang ibu.

Tanpa berkata apapun, Ibu Ningsih beranjak dari duduknya untuk mencuci tangan dan keluar untuk menemui besannya. Qiana menghembuskan nafas berat. Semoga saja semuanya berjalan lancar, harapnya.

Mamak dan Bapak yang sudah di depan rumah pun dipersilahkan masuk oleh Ibu Ningsih. Qiana keluar dengan nampan berisi teh hangat yang ia buat dan bergabung dengan Ibu Ningsih, sedangkan Afifah memilih untuk tetap dibawah pohon kersen.

Bapak mengutarakan maksud kedatangannya kepada Ibu Ningsih. Beliau juga mengutarakan apa yang sebelumnya dibicarakan kepada Qiana, yaitu perihal mengadakan acara pernikahan. Setelah Bapak selesai menyampaikan maksudnya, Mamak pun menyerahkan sebuah amplop cokelat kepada Ibu Ningsih dan mengatakan jika itu adalah mahar yang diberikan Bapak dan Mamak untuk Qiana.

Ibu Ningsih seperti tidak percaya dengan pendengarannya. Orang tua laki-laki yang menikahi Qiana memperlakukannya dengan sopan dan meminta Qiana dengan baik-baik sebagai menantu mereka terlepas dari pernikahan anaknya dan Qiana yang mendadak karena paksaan warga. Beliau dengan cepat menguasai situasi da mengatakan jika beliau tidak meminta mereka untuk mengadakan acara pernikahan untuk Qiana, cukup mengadakan syukuran saja dan merias Qiana sebagaimana layaknya pengantin.

Tentu saja Bapak dan Mamak setuju dengan permintaan Ibu Ningsih. Bapak pun mengatakan jika syukuran pernikahan sebaiknya dilakukan ketika anaknya cuti nanti. Bapak bertanya apakah pada tanggal yang beliau tentukan Ibu Ningsih setuju, Ibu NIngsih menganggukkan kepalanya setuju. Setelah sepakat, Mamak memasrahkan seserahan yang telah disiapkan kepada Ibu Ningsih dan meminta Kang Badi untuk menurunkannya dan memasukkannya ke dalam rumah.

Selama proses tersebut, tetangga Qiana berdatangan untuk menyaksikan dan ada juga yang membantu untuk menurunkan barang, ada pula yang berbisik-bisik betapa beruntungnya Qiana mendapat suami dadakan yang begitu royal. Seolah mereka lupa, mereka yang turut andil dalam pernikahan yang Qiana jalani sekarang.

Ketika semua barang telah masuk ke dalam rumah, bertepatan dengan pesanan Qiana yang sampai. Qiana membantu temannya menghidangkannya di ruang tamu agar memudahkan tamu untuk menikmati makanan. Ibu Ningsih mengajak besan beserta tetangga yang datang yang tidak lain adalah sepupu Qiana dari pihak Ayahnya. Semua orang menikmati makanan yang telah disajikan, sedangkan Qiana berbicara dengan temannya, Laili.

Qiana membayar makanan yang ia pesan dengan uang cash yang sebelumnya ia ambil karena Laili tidak memiliki nomor rekening. Ia juga mengucapkan terimakasih atas kesanggupan Laili menerima pesanannya yang mendadak. Laili juga mengucapkan terimakasih karena Qiana memesan kepadanya, kebetulan akhir-akhir ini usaha catering nya sedang sepi. Qiana tersenyum, ia bersyukur bisa membantu temannya semasa SMP tersebut.

1
Melki
next Thor
Umi Anis
baru baca uda grecep banget
Nur Hafidah
ceritanya menarik ditunggu lanjutannya
Meymei: siap kak, terimakasih dukungannya... 😊
total 1 replies
Nora♡~
Bagus Qiana berterus terang lah pada suami tentang trauma masa lalu mu agar suami mu faham dan membantu... mu mengatasi trauma yang Qiana hadapi demi kerukunan dan keutuhan Rumahtangga kalian gitu...lanjut..
Meymei: hihihi
Nora♡~: betul., betul.. betul..
total 3 replies
Nora♡~
Semoga Qiana❤Chandra bersatu sebagai suami isteri seutuhnya... gitu... lanjut..
Meymei: aamiin... makasih atas do'anya kakak.. 🥰
total 1 replies
Meymei
siap ka.. terimakasih atas dukungannya.. /Smile/
Nora♡~
lanjut.,,
Nur Hafidah
lkurang kerjaan bgt ngintipin pengantin baru
Meymei: hihihi ini real kak/Chuckle/
total 1 replies
ruth nona
ceritanya bagus cuma terlalu banyak narasinya. jadi dialog antar tokoh paling banyak 5x per bab nya
Meymei: hee iya kak, masih blm bisa banyakin dialognya 😅
total 1 replies
Nur Hafidah
senang nya qiana dapat kejutan dari suami
Meymei: iya kak/Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Nur Hafidah
lanjut
Erni Nofiyanti
Qiana KK
bukan siapa
Meymei: iya kak, kemarin sdh sy koreksi to blm ditinjau ulang sama noveltoonnya
total 1 replies
Uswatul Khasana
lanjutt
Meymei: siap kak, terimakasih dukungannya.. /Pray/
total 1 replies
Uswatul Khasana
lanjut
Meymei: siap kak.. makasih dukungannya..
total 1 replies
Tati Suwarsih
ceritanya gercep...
Meymei: iya kak, biar gag keduluan orang 🤭
total 1 replies
langit
luar biasa
Meymei: terimakasih ka..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!