Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
" aku sangat lelah, tolong pijat kakiku! " ucap Siska yang membaringkan kakinya di sofa panjang.
" apa yang kau tunggu, cepat pijat kaki ku! "
" ba-baik nona"sahut Ara gugup, ia hanya bisa menurut, duduk bersimpuh lalu mulai memikirkan kali Siska dengan hati-hati.
" apa yang kau lakukan? pijatan mu sama sekali tidak terasa, apa kau tidak punya tetangga hah! " bentak Siska.
" ma-maaf nona" ucap Ara yang kembali memijatnya dengan sedikit keras, tapi Siska malah meringis dan kembali memaki Ara.
"dasar bodoh! kampung! " bentak Siska sembari mendorong kepala Ara dengan keras.
" apa kau ingin menyakitiku hah! "
" ma-maafkan aku nona, aku.. aku hanya melakukan sesuai perintah nona"ucap Ara mencoba untuk membela diri.
" jangan coba-coba untuk menentang ku! kau hanyalah seorang budak di mansion ini"
Suara hentakan Siska itu menggema di ruangan tengah, bahkan ia tak segan untuk membantai bik surti yang mencoba untuk menolong Ara.
" aku menginginkan Ara yang memikatku, bukan bibik" bentak Siska semakin kesal, karna bik surti sok jadi pahlawan untuk Ara.
" sudah bik, Ara tidak apa-apa, sebaiknya bibik pergi saja" ucap Ara.
" apa lagi yang bibik tunggu, pergi sana! " bentak Siska lagi, yang membuat bik surti bergegas pergi.
Tanpa mereka ketahui kalau Albert sedari tadi melihat semua perlakuan Siska kepada Ara, kedua tangan Albert pun mengepal, nafasnya naik turun, dengan langkah tegap ia berjalan mendekati mereka.
" ya, seperti itu, kau harus membuatku senang, Ara " ucap Siska yang kemudian terkekeh geli.
" hentikan!" Bentakan Albert mengenai di ruang tengah.
Siska dan Ara pun sama sama terkejut dengan bentakan Albert. terlebih Siska, ia langsung menelan salivanya saat melihat Albert sudah berada di dekat mereka. bukannya ini masih jam 3 sore? kenapa pria ini sudah pulang?
" Tu-tuan"ucap Siska yang langsung bergegas berdiri sembari menundukkan kepalanya.
" Tu-tuan aku.. "
" aku apa? " potong Albert dengan nada membentak.
" siapa yang mengizinkanmu untuk mendorong kepala istriku dan meminta istriku untuk memikat kakimu! siapa" pekik Albert yang terlihat sangat marah.
Suara Albert menggelegar di ruang tengah membuat para penjaga untuk mendekat.
" dan kalian semua" tunjuk Albert pada para penjaga.
" kenapa kalian membiarkan istriku , nyonya besar di mansion ini di perlakukan seperti ini? kenapa? "
Para penjaga pun menunduk, tidak ada yang berani menatap sang tuan. mata Ara berembun, ia mencoba untuk mendekati suaminya itu
"Tu-tuan, sudahlah, aku tidak apa-apa" ucap Ara.
" tidak apa-apa? aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, kalau wanita ini" tunjuk Albert pada wajah Siska.
" dia sudah memperlakukanmu layaknya seorang budak, dia membentak mu dan dia mendorong kepamu berkali-kali, kau itu istriku Ara, tidak ada yang boleh memperlakukan mu seperti itu, tidak boleh! "teriak Albert kembali dengan nafas naik turun.
Albert kembali menatap Siska, sehingga membuat tubuh Siska menggigil dengan wajah memucat, ia benar-benar ketakutan sekarang. Siska sedikit tersentak saat Albert menarik tangannya dengan kasar.
" tuan! " Ara berusaha untuk menenangkan suaminya itu, tapi Albert tidak perduli.
Albert terus saja menyeret Siska masuk ke dalam sebuah kamar mandi. Ara membeku di dekat pintu saat ia terdengar suara Siska yang menangis, meraung meminta maaf dan memohon ampun. sepertinya Albert menenggelamkan wajah Siska kedalam bak mandi berkali-kali.
" tuan, kumohon, jangan lukai Siska seperti itu, aku mohon tuan" teriak Ara sembari menggedor pintu kamar mandi.
" tolong maafkan dia tuan "
Albert menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia melepaskan cengkramannya di rambut Siska. Siska tertunduk, memeluk kedua lututnya, bibirnya bergetar hebat, air mata pun terus mengalir dengan deras.
" jika kau sampai mengulanginya lagi, aku tidak akan segan untuk menghabisi, ingat itu! bentak Albert yang langsung melangkah keluar.
" tuan" ucap Ara yang melihat sang suami sudah keluar dari kamar mandi. Albert menatap tajam kepada Ara.
" jangan biarkan orang lain memperlakukan mu seperti tadi" ucap Albert dengan suara melunak, lalu mendekat kearah Ara.
Ara membeku saat tangan suaminya itu melingkar di pinggangnya, lalu Albert menarik tubuh istrinya dan memendam kan wajah Ara di dada bidangnya.
"aku tidak bisa melihatmu di perlakukan seperti itu"
Ara hanya diam tak menjawab, namun hidungnya pun bergerak-gerak kala mencium aroma khas yang melekat di jas yang di kenalan suaminya.
Wangi ini? wanggai ini bukanlah wangi parfum yang biasa di gunakan oleh suaminya, matanya pun melotot saat melihat noda lipstik yang ada di bahu suaminya.
" ada apa? " tanya Albert heran.
" apa tuan baru saja menghabiskan waktu bersama seorang wanita? "
Pendengar pertanyaan dari istrinya itu membuat kedua alis Albert mengkerut, ia mendekatkan jasnya ke hidung, matanya langsung melotot saat mencium aroma parfum serlin yang tertinggal di jasnya.
" Ara ini.. "
Ara menggunakan pelan.
" itu wangi parfum wanita yang tuan cintai itu kan? dia bahkan meninggalkan noda lipstiknya di bahu anda" ucap ara mencoba menahan tangisnya, hatinya tersa sangat sakit tapi ia berusaha untuk tegar.
" kalau begitu aku permisi dulu tuan, aku ingin melihat keadaan Siska " ucap ara yang langsung masuk kedalam kamar mandi.
" Ara tung.. " ucapan Albert terhenti saat Ara menutup pintunya.
" ini tidak seperti yang kau pikirkan Ara " ucapnya lirih.
Serlin datang ke showroom miliknya memang untuk menggodanya dan meminta untuk kembali menjalani hubungan seperti dulu, namun saat Albert menyebut nama Ara tadi, serlin marah besar dan sempat mengolok-olok Ara dan Albert tidak Terima istrinya di rendahkan seperti itu sampai akhirnya Albert melayangkan satu tamparan kepada serlin dan mengusir serlin dari showroom nya, namun sebelum serlin pergi Albert melarang serlin untuk menginjakkan kakinya ke mansion atau ke showroom miliknya lagi.
Albert mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian ia melangkah menuju ke kamarnya dan berdiri di balkon kamarnya, kemudian ia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya.
" apa yang sebenarnya aku rasakan saat ini, tidak, aku tidak mungkin jatuh cinta pada Ara, itu hal yang sangat tidak mungkin " gumam Albert sembari terus menyakinkan kalau dirinya tidak jatuh cinta pada Ara istrinya.
Namun Albert kembali berpikir, kenapa ia sangat tidak Terima jika orang lain mengolok-olok atau merendahkan Ara , bahkan ia sampai menampar pipi serlin dengan keras, wanita yang ia cintai ,hanya karna serlin mengolok-olok Ara dan merendahkan Ara di tambah lagi Ia sampai menyisakan Siska karena Siska telah memperlakukan Ara sebagai seorang budak.
Sebenarnya ada apa dengan dirinya ini, kenapa ia sampai segitunya membela Ara, apa benar ia sudah jatuh cinta dengan Ara, ah sepertinya tidak, ia hanya menjaga nama baiknya saja, gumam Albert yang terus menyangkalnya.
.
.