Lareyna adalah istri yang semena-mena pada suaminya karena selama ini dia mengira suaminya menikahinya hanya karena bisnis.
Sebuah kesalahpahaman terjadi antara mereka hingga hubungan mereka semakin jauh padahal sudah berlangsung selama tiga tahun.
Hingga sebuah insiden terjadi, Ayden menyelamatkannya dan menukar nyawanya demi keselamatan Lareyna. Di ujung kebersamaan mereka Lareyna baru tahu kalau Ayden selama ini mencintainya.
Dia menyesal karena sudah mengabaikan Ayden, andai ada kesempatan kedua dia ingin memperbaiki semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vicka Villya Ramadhani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia masih begitu muda
Di kediaman keluarga Frederick, Ellie pulang dengan langkah terburu-buru untuk menemui Morgan. Dia penasaran dan langsung mencari saudara sepupunya itu.
Setelah bertanya pada asisten rumah tangga, rupanya Morgan sedang berada di kolam. Ellie pun bergegas ke sana, dia tahu sepupunya itu memiliki kegemaran berenang, apalagi di sore hari seperti ini.
Ellie bahkan tidak langsung ke kamarnya untuk menyimpan tas kerjanya juga mengganti pakaiannya, dia begitu penasaran dengan pembicaraannya dengan Ayden tadi di rumah sakit sehingga dia langsung mencari Morgan begitu sampai di rumah.
Gadis yang memiliki bola mata emerald itu berdiri di ambang pintu, dia melihat Morgan yang sedang berenang menggunakan gaya punggung. Lelaki bertubuh jangkung itu hampir sampai di pinggir kolam, Ellie hanya menatapnya saja tanpa memanggilnya karena dia tahu, begitu Morgan melihatnya pasti Morgan akan langsung mendatanginya.
Setelah Morgan sampai di pinggir kolam, dia mengusap wajahnya kemudian dia menatap ke arah Ellie yang juga sedang menatapnya. Dia tersenyum kemudian naik ke permukaan.
Tetesan-tetesan air itu jatuh membasahi lantai di pinggir kolam, Ellie sendiri langsung mendekat, dia duduk di lounger, begitu pula dengan Morgan.
"Ada apa Ellie? Ingin berenang juga?" tanya Morgan.
Ellie menggeleng. "Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu, Morgan."
Morgan menatap Ellie dengan lekat kemudian dia berkata, "Oh ya? Apakah itu tentang ulang tahunku besok?"
Kembali Ellie menggeleng kemudian dia berkata lagi, "Tadi aku bertemu dengan Kak Ayden. Katanya ... gadis yang dinikahinya itu Lareyna Thompson ... bukankah itu adalah nama kekasihmu?"
Mendengar ucapan Ellie tersebut, tangan Morgan langsung terkepal erat. Dia tidak suka setiap kali Ayden mengakui Lareyna sebagai istrinya
"Mengapa kamu mendengarkan kata-katanya dan di mana kamu bertemu dengannya? Seharusnya kamu nggak perlu bertemu dengannya. Ingat Ellie, dia bukan bagian dari keluarga ini, dia adalah seorang anjing penjilat dan ibunya tak lebih dari seorang penghianat!"
Ellie memalingkan wajahnya. Setiap kali mendengar ucapan Morgan seperti ini, hatinya terasa begitu sakit. Dia saja yang hanya anak dari kalak ibunya Morgan bisa tinggal dengan baik di sini, tetapi Mengapa Ayden yang merupakan anak dari istri pertama Michael justru dibiarkan berjuang hidup di luar sana seorang diri?
"Apakah kamu pantas mengatakan itu? Setidaknya kamu menghargai Ayden sebagai kakakmu, Morgan!'
Morgan tertawa sumbang, lebih tepatnya dia menertawakan Ellie juga mengejek ucapan Ellie tersebut. Dia berkata, "Kamu kenapa selalu membela Ayden? Aku perhatikan kamu selalu saja menentangku setiap kali aku berkata yang buruk tentang Ayden. Jawab aku dengan jujur Ellie, kamu menyukainya, 'kan?"
Ellie terbelalak, buru-buru dia memalingkan wajahnya dari Morgan. Dia juga mengepalkan tangannya, jantungnya berdebar liar, dia khawatir jika Morgan tahu tentang apa yang dia rasakan sebenarnya.
"Aku nggak memiliki perasaan seperti itu," jawab Ellie dengan suara yang terdengar bergetar, dia juga masih enggan menatap Morgan
Morgan berdecih. Dia tersenyum masam lalu berkata, "Aku nggak melarang kamu untuk menyukai siapapun, itu adalah hakmu. Tetapi jangan sembarang jatuh cinta, kamu nggak pantas mencintai seorang Ayden. Dia tak lebih hanyalah seorang anjing penjilat. Masih ada begitu banyak lelaki di luar sana Ellie, jangan jatuh cinta pada Ayden atau aku nggak akan pernah menganggapmu sebagai kakak sepupuku lagi!"
Ellie terdiam, dia tidak tahu harus menanggapi seperti apa lagi ucapan Morgan. Dia tahu sebesar apa kebencian Morgan terhadap Ayden, ditambah lagi saat ini Ayden sudah menikah dengan kekasihnya.
"Aku masuk dulu," ucap Ellie.
"Ellie, ingat kata-kataku tadi. Jangan pernah memberikan hatimu pada Ayden, dia nggak pantas menerimanya!"
—00—
Seperti yang sudah Ayden duga, tidak akan pernah habis pertengkaran dan perdebatan antara Cassandra dan Bryan jika mereka sudah bertemu seperti saat ini. Cassandra memilih untuk ikut pulang bersama mereka, Lareyna juga bersedia untuk mengantar Cassandra hingga sampai ke rumahnya dengan dalih dia ingin berkenalan dengan kedua orang tua Cassandra. Hanya saja, yang jadi masalahnya saat ini Bryan pun ikut masuk ke dalam mobil mereka
Lareyna tersenyum, dia merasa gemas apalagi setiap kali mendengar bagaimana Cassandra membalas ucapan Bryan, menurutnya, jika mereka menjadi pasangan suami istri pasti akan terlihat sangat manis
"Mengapa kamu selalu mengikutiku? Apa kamu nggak memiliki urusan lain, Bryan? Aku tahu kamu mengajar di Universitas tetapi aku pun juga tahu kamu memiliki bisnis yang seharusnya kamu kelola, bukan malah menguntitku seperti ini!"
"Aku akan terus melakukannya sampai kamu berkata iya."
"Mimpi!"
"Maka dari itu aku selalu ingin tidur di pundakmu, agar aku bisa bermimpi kamu berkata iya lalu kita berdua berjalan di altar bersama."
Cassandra mengumpat, bahkan hingga sampai di kediaman keluarga Finn, mereka tetap saja bertengkar.
"Berhentilah berdebat atau aku akan langsung membawa kalian ke catatan sipil dan membuat buku nikah," seru Ayden.
Cassandra langsung masuk begitu saja ke dalam rumah, dia terlalu kesal apalagi Ayden sepertinya mendukung Bryan.
"Mengapa aku nggak terpikirkan sampai ke arah sana? Seharusnya aku menyeretnya ke catatan sipil dan membuat Akta Nikah," ucap Bryan yang ditatap tajam oleh Ayden. "Iya, nggak, aku nggak akan melakukannya. Galak sekali sih!"
Mereka pun masuk, Ayden terus menggenggam tangan Lareyna. Kedatangan mereka langsung disambut oleh orang tua Cassandra dan satu sosok yang membuat Lareyna terdiam kaku di tempatnya berdiri.
Hampir saja air matanya lolos saat melihat sosok Dwine yang masih tampak begitu muda. Tiga tahun kemudian dia akan menjelma menjadi sosok yang hampir sama seperti Ayden, memiliki sikap yang cukup dingin dan minim ekspresi wajah.
'Dwine ... kamu masih sangat muda saat ini. Maafkan aku yang sudah membuatmu meledak di dalam mobil. Di kehidupan kedua ini aku akan menebusnya,' ucap Lareyna dalam hati.
Paman dan Bibi Ayden mengajak mereka untuk makan bersama. Mereka pun ikut ke ruang makan. Rumah ini memang sangat sederhana, tetapi terasa begitu nyaman, atmosfer yang penuh kehangatan keluarga itu begitu terasa.
"Siapa yang menyuruhnya untuk ikut makan, seharusnya dia sadar diri dan pulang saja," ucap Cassandra yang kembali muncul di ruang makan
"Aku sudah ditawarkan untuk makan malam oleh kedua calon mertuaku, mengapa kamu justru mengusirku? Aku bahkan nggak akan pergi sampai aku berhasil menyeretmu ke altar. Apakah kamu ingin aku melamarmu malam ini, katakan saja, aku sudah siap dan selalu siap kapanpun itu. Ayo katakan iya ...!"
"Dasar gila!"
dia untuknya bukan untukmu
sadarlah kamu
jangan kau ganggu
biarkan dia bersamanya..🎶
ohhh sungguh kasihannya dirimu Morgan
la la la la
🥰
KELAUT AJA.........!!!!!!!!!!!!!
Wkwkwkwk.....
dasar Cassandra...bawel.....
suasana semakin hidup....😂