NovelToon NovelToon
Gadis Badas Milik Mafia Kejam

Gadis Badas Milik Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / One Night Stand / Dendam Kesumat / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.

"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.

Alan Delvanio dia adalah seorang mafia kejam dan tak memiliki hati. Namun, tiba di suatu hari. Terdapat seorang gadis yang tertarik padanya. Semua orang takut padanya, kecuali gadis itu.

Seperti apa kisah mereka? Dan mengapa gadis itu tidak takut pada sang mafia? Lalu apa yang mafia itu lakukan pada gadis yang tidak patuh pada nya itu? Akan kah sang mafia bertindak kejam pada nya? Ikuti kisah nya mereka hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

   Tangan Alexa secara tidak sengaja menyentuh lengan Alan yang terluka dan membuat pria itu meringis kesakitan.

    "Aku minta maaf." Alexa mengambil langkah mundur.

    "Gak masalah." Kata Alan dan duduk disamping Alexa.

    Mereka berdua terdiam dan memikirkan tentang ciuman yang mereka yang terjadi karena ketidaksengajaan tadi dan memikirkan bagaimana perasaan mereka saat bibir mereka saling bertemu. Sekarang, mereka menginginkan ciuman yang lebih daripada itu, sulit untuk menolak satu sama lain.

    Alan mengeluarkan ponsel dan bermaksud hendak menelpon Justine. "Sial, tidak ada sinyal disini. Bagaimana kita bisa menghubungi Justine, sekarang?." Alan bergumam dengan frustasi sembari memasukan ponselnya kembali kedalam sakunya.

    

    'wah syukurlah, dengan begitu aku memiliki banyak waktu bersama Tuan Tampan.' Kata Alexa dalam hati dan senyum bodohnya terlihat dari bibirnya.

    Setelah beberapa menit didalam keheningan. Alexa buka suara. "Tuan tampan."

    Alan menoleh kearahnya. "Apa?." Tanya nya, alis sebelahnya terangkat.

    "Aku mengantuk, boleh aku menyandarkan kepalaku di bahumu?." Tanya Alexa, dan Alan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

    Mendapatkan persetujuan dari Alan, mata Alexa berbinar dan dia meletakan kepalanya di bahu Alan. Segera memejamkan matanya karena kelelahan setelah hari ini banyak aksi yang mereka lakukan.

    Alexa terlihat tertidur dengan nyenyak, sementara Alan menatapnya dengan penuh kasih sayang. Berpikir seolah-olah ada malaikat yang menyadar padanya. Untuk pertama kalinya, Alan mengangumi gadis itu saat tertidur, Alan bisa merasakan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bibirnya membentuk senyuman puas. Dan Alan berharap ia bisa terus menatap wajah cantik Alexa sepanjang hidupnya. Tetapi saat itu, Alan belum menyadari apa yang terjadi padanya.

    Dengan lembut Alan menyelip anak rambut Alexa ke belakang telinganya. Karena rambut itu telah menutupi wajah cantik dan mengganggunya saat Alexa tidur.

    Di tengah situasi panas saat ini, Alan tanpa ragu membubuhkan satu kecupan lembut di kening Alexa.

    Namun, saat bibir Alan telah mengecup kening Alexa. Gadis itu tiba-tiba membuka matanya. Alexa hanya berjarak beberapa inci dari Alan. Mereka berdua saling berbagi pandangan secata intens dan hembusan napas hangat Alan membelai bibir Alexa. Membangkitkan hasrat dalam pandangan yang terkunci itu.

    "Kapan kau akan mencium ku?." Bisik Alexa dan Alan pun tersadar dari lamunannya.

     Bukannya menjawab, pria itu justru beranjak dari duduknya. "Kita harus segera menemukan jaringan, lalu anak buahku bisa melacak dimana keberadaan kita."

    Alexa tersenyum dan ikut berdiri. "Apa tidak bisa kita tinggal lebih lama disini? Cuacanya sangat bagus, panas dan kita berteduh di bawah pohon. Bukankah itu kombinasi yang mematikan?." Kata Alexa, lalu terkekeh kecil.

    Alan menoleh dan kembali menatap tubuh seksi Alexa. Jujur saja, Alan tidak bisa menolaknya, apalagi Alexa terlihat begitu menggoda dengan bra berendam hitamnya.

   "Saat ini kau terlihat seksi, Nona Veronica." Kata Alan dengan suara seraknya, sembari berjalan mendekatinya.

    Sementara itu mata Alexa terbelalak dan terkejut, tak menyangka dengan apa yang baru saja dilihatnya.

    Alan menyentuh pinggang Alexa dan menariknya agar Alexa lebih dekat dengannya. Pria itu menyeringai dan Alexa masih memperlihatkan tatapan terkejut sekaligus tak percayanya.

    Ketika Alan memeluknya dengan erat, detak jantung Alexa berdegup kencang. "Kau tau, sejak kau melepaskan atasanmu, aku belum bisa mengalihkan pandangan ku dari tubuh indahmu." Bisik Alan ditelinga Alexa, napasnya bertambah cepat dan kulitnya merinding. "Kau memiliki tubuh yang sempurna dan tidak terlihat sedikit pun ada yang lecet." Alan menyentuh dan membelai perutnya, membuat Alexa semakin merasakan desiran aneh karena sentuhannya.

    Mata Alexa terpejam dan ia benar-benar tenggelam menikmati sensasinya. Sentuhannya membuat tulang punggung Alexa merinding dan membangunkan hasrat batinnya. Gadis itu ingin merasakan sentuhan Alan di sekujur tubuhnya. Sentuhannya seperti surga duniawi baginya. Hanya Alan yang bisa membuat tubuhnya merasakan desiran aneh hanya dengan satu sentuhan.

    Alan memiliki dampak yang begitu besar  pada dirinya.  Dalam beberapa saat mereka tersadar karena rintik hujan mulai turun. Alan melepaskan pelukannya dari pinggang Alexa, sembari mengumpat karena hujan telah merusak momen romantis mereka saat ini.

    "Aku harus menemukan sinyal." Alan mengeluarkan ponselnya dan melambaikannya di udara, mencoba menangkap sinyal.

    'Tapi aku berharap semoga kau tidak dapat menemukan sinyal dan kita bisa tinggal di hutan yang tenang ini selamanya.' Kata Alexa dalam batin. Alexa menyeringai setelah memikirkan ide bagusnya itu.

    Alan menatapnya dan mengernyitkan dahinya, bingung. "Kau marah atau bagaimana? Kenapa kau malah tersenyum seperti orang bodoh?." Tanya Alan, menahan rasa kesalnya.

    "Karena aku tergila-gila padamu." Alexa menggodanya dengan mengedipkan sebelah matanya.

    Semakin membuat Alan merasa kesal.

   

    "Astaga! Kenapa aku selalu berakhir bersamanya?!." Kata Alan dengan frustasi.

    "Salah! Menurutku kau beruntung." Alexa terkekeh kecil.

    "Diam dan tutup mulutmu! Kau mengatakan satu lagi, maka aku akan membunuhmu." Kata Alan memperingatinya.

    "Oh tidak! Aku benar-benar takut." Alexa menangkup kedua pipinya dan menyeringai.

     "Arghh! Kau gadis gila!." Kata Alan kesal.

    "Hanya untukmu." Balas Alexa dengan santainya dan berjalan mendekati Alan.

    Alan berbalik kearah Alexa dan  mengeluarkan senjatanya, sebelum akhirnya mengarahkannya pada Alexa, berniat untuk menakut-nakuti gadis itu.

    "Tembak aku kalau kau bisa." Alexa menggenggam pistol Alan dan menempelkannya di dahinya sendiri. Menatap Alan tanpa rasa takut di matanya.

    Alexa tersentak ketika mereka berdua mendengarkan suara tembakan dari jauh. "Hei, Aku tadi bercanda!." Kata Alexa sembari menutup matanya dan mengira jika suara tembakan itu berasal dari pistol Alan.

     Sementara itu, Alan justru tertawa melihat ekspresi wajah Alexa yang menggemaskan. Gadis itu membuka matanya dan tenggelam melihat tawa lebar pria itu, ini pertama bagi Alexa melihat Alan tertawa dan itu terasa sangat menyenangkan. Alan kembali mencuri hatinya lagi.

    "Jadi, akhirannya aku jadi obat tawa mu?." Tanya Alexa dengan nada menggoda, membuat Alan langsung beralih menjadi serius seperti sebelumnya.

    "Kau takut dan aku suka jika orang takut padaku." Bibir Alan membentuk senyuman puas.

    "Aku tidak takut." Jawab Alexa, mendengus dingin.

    "Kau tidak ingin mengaku." Alan bersikeras, senyuman itu tidak lepas dari wajahnya.

    "Tidak, aku tidak melakukannya. Aku hanya main-main." Alexa mengangkat bahu dan mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat.

    Sebelah alis Alan terangkat. "Mengapa bermain-main?."

    "Hm... bukankah aku akan mendapatkan hadiah untuk akting ku, baru saja?." Tanya Alexa sembari memperhatikan bibir Alan.

    Namun, mereka kembali mendengar suara tembakan dari jauh.

    "Alan, aku rasa mereka sedang mencari kita." Kata Alexa dengan serius.

    "Sial! Alexa kau harus tetap di sini dan aku akan pergi, memeriksanya." Kata Alan.

    "Tidak! Aku tidak akan membiarkan kau sendirian. Lebih baik kau tetap di sini dan aku saja yang memeriksanya." Kata Alexa merebut pistol dari tangan Alan.

    "Alexa, apa kau gila? Diam di sini dan sekali saja, dengarkan aku!." Bentak Alan memegangi kedua bahu Alexa, erat-erat.

    "Apa kau ingin terluka sendirian di sini?". Tanya Alexa, sebelah alisnya terangkat.

    "Ya, tentu saja. Mereka adalah musuhku  dan aku tidak ingin kau mendapatkan masalah karena aku. Apa itu sulit untuk dipahami?." Kata Alan.

    "Dan kemudian, kau tidak mau mengaku kalau kau perduli padaku." Alexa membuang arah pandangnya.

    "Baiklah-baiklah! Aku tidak tau mengapa, tapi aku peduli padamu." Kata mengakui dengan cepat, menarik pinggang Alexa dan menarik kearahnya.

    Sementara itu Alexa tersentak mendengar pengakuan dari Alan secara tiba-tiba dan tidak terduga.

    "Ya, aku peduli padamu." Kini, Alan mengakuinya dengan suara rendahnya. Dan tangannya menyentuh wajah Alexa, tatapan tajam mereka kembali tertuju pada satu sama lain dan karena itu, debaran jantung Alan jelas terasa, begitu pula sebaliknya dengan Alexa.

    Alexa masih terkejut dengan pengakuan mendadak dari pria itu bahwa dia perduli padanya. Alexa merasa jika dia seakan tengah bermimpi, tetapi dengan mata terbuka. Dirinya telah melihat kepedulian yang tulus dimata pria itu sejak mereka bertemu pertama kalinya, tetapi baru hari ini Alan mengakuinya secara langsung dan Alexa sangat tidak percaya.

"Aku hanya ingin membuatmu aman bersamaku." Alan mengakui dengan membubuhkan satu kecupan singkat di kening Alexa.  Dan Alexa menutup matanya saat Alan menciumnya. "Selamanya aku akan menjagamu." Sambung Alan, memusatkan perhatiannya hanya pada Alexa.

    Gadis itu membuka matanya dan tersentuh oleh pengakuan tulusnya. Tidak ada yang pernah seperduli itu pada Alexa, sebelum ia bertemu dengan Alan. Kata-katanya membawa kebahagiaan yang luar biasa dihatinya.

    "Kau tidak bercanda?." Tanya Alexa dengan sangat tidak percayanya.

    Alan mengangguk kecil. "Ya, dan ini pertama aku perduli pada seseorang. Nyatanya, aku bahkan tidak peduli pada diriku sendiri. Semenjak mengenalmu, aku merasa ingin menjaga dan melindungi mu." Ibu jari Alan membelai pipi lembut dan menatapnya dengan penuh kasih.

    Alexa benar-benar tersesat didalam dirinya. Sentuhannya yang lembut membuat tulang punggungnya merinding. Dia belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya, Alexa ingin menghentikan waktu dan tetap tersesat dalam momen ini selamanya.

    Sungguh ini membuatnya nyaman.

    "Dan bagaimana jika aku mengatakan hal yang sama padamu?." Tanya Alexa pada Alan dengan nada yang serius. "Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku juga tidak ingin kau mendapatkan masalah?." Sambung Alexa.

    "Tapi ini berbeda, kau akan mendapat masalah karena aku dan jika sesuatu terjadi padamu, maka aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri. Untuk saat ini, kaulah prioritas ku, Alexa. Aku—"

    Alexa tiba-tiba menarik kerah baju Alan dan menariknya, membuat pria sedikit membungkukkan badannya. "Kita akan berjuang bersama dan saling melindungi." Kata Alexa.

    Karena posisi mereka yang sangat dekat, aliran hasrat mengalir dalam tubuhnya. Dan Alexa tanpa berpikir panjang mulai melahap bibir Alan secara sensual, tak perduli karena Alexa telah mendambakan untuk merasakan bibir Alan sejak perhatiannya tertuju pada bibirnya itu.

    Alan tidak menolak, pria itu juga secara terang-terangan menikmati permainan bibir mereka. Segala sesuatu di sekitar mereka seakan menjadi menghilang ketika dua insan itu sedang melepaskan keinginan mereka yang terpendam. Mereka merasa seperti dapat bernapas kembali setelah sekian lama. Mereka merasa seperti baru saja di hidupkan kembali, keduanya berciuman dengan lembut dan perlahan Alexa melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Alan, beralih menyentuh rahang tegas pria itu.

    Sementara itu, jari-jari kekar Alan melingkar di leher jenjang Alexa dan ibu jarinya mengusap pipi lembut gadis itu. Mereka berdua merasa jika detak jantung mereka telah menyatu begitu pula dengan jiwa mereka.

    Namun, tiba-tiba momen indah itu harus terganggu oleh suara tembakan yang kedua. Dan suara tembakan itu sepertinya terdengar tidak jauh dari tempat mereka berada saat ini.

    Membuat Alan dan Alexa pun langsung menghentikan ciuman mereka. Mata mereka terbelalak karena terkejut.

1
Anita Rahayu
Luar biasa
Yue Li MZy
lanjut thor /Determined//Determined/
Yue Li MZy
Cerita bagus tapi kok gak rame yah /Doubt//Sneer//Sneer//Chuckle/
Yue Li MZy
Ayo lanjut thor semangat 💪💪/Good//Good//Good/🤭
Yue Li MZy
kenapa Alan sama Alexa tidak nikah aja
Abz
kapan up nya thor 😁
takiyaratayee
seruuu ceritanya
Abz
💪💪💪💪💪
Sribundanya Gifran
lanjut
Betty Sam
lanjut kak
Nurasia Asia
1 kata bodoh kau Alexa mau diperdaya
Desmeri epy Epy
lanjut
R@3f@d lov3😘
luluh juga akhirnya Alan nantinya
R@3f@d lov3😘
gak sabar lihat Alan bucin 🤣😅sama Alexa
R@3f@d lov3😘
cerita mafianya beda dari yang lain 😁
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
yeti dwipuspitasari
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!