Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Sinopsis -
Setelah berkali-kali di bully oleh orang kaya. Sion yang sudah tidak tahan dengan semua itu, akhirnya meluapkan amarahnya.
Sampai akhirnya kepuasannya berakhir dengan bunuh diri. Dan dia tidak menyesalinya, seperti kebanyakannya dia bereinkarnasi di dunia lain.
Apakah Sion akan mencoba meraih puncak? Tetap dibully? Atau sebaliknya dia membully?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 : Slime Cantikku
"Ka-kau berat..."
"Diam, jangan banyak protes!" ucap Lise, ia memukul kepalaku dengan tangannya.
Saat ini, aku sedang menggendongnya, katanya ia tak kuat jalan, karena sudah menghabiskan sepuluh piring makanan.
Karena tingkah laku kami dan kecantikan Lise, banyak orang-orang yang memperhatikan kami. Jujur saja, itu membuatku tidak nyaman.
Lise dengan nyamannya meletakkan kepalanya di bahu-ku, harus kuakui dalam wujud manusia ataupun Slime, dia ini sama beratnya.
Aku tidak heran soal itu, karena sudah melihat dia makan. Sepuluh piring bukan jumlah yang sedikit, aku malah heran kenapa dia bisa menghabiskannya.
Aku terus berjalan sambil menahan berat dan memperhatikan sekitar, ada yang kucari yaitu, penginapan. Ya, aku sangat perlu penginapan sekarang, si rakus ini sedang tertidur dan penginapan sangat cocok untuk tidur, kurasa....
Setelah berjalan cukup lama kakiku sudah tak bisa menahan beratnya, tubuhku terlalu lemah saat ini. Kebetulan di depanku ada penginapan, aku langsung menuju ke penginapan itu tergesa-gesa.
Membuka pintu aku disambut pemilik penginapan, setelah berbincang sebentar, aku memberikan uangku. Dan ia menunjukkan kamar untukku.
Saat membuka pintu kamar aku sudah terjatuh saking lelahnya, Lise menindihiku parahnya dia bahkan tak terbangun. Aku kembali mengangkatnya lalu menutup pintu.
"Ahhh! Dia ini sungguh berat..."
Setelah membaringkannya di ranjang yang begitu empuk, aku ikutan berbaring di sebelahnya. "Ahh... Tubuhku sakit semua."
"Ayam~"
Si Slime rakus itu malah mengigau, aku memiringkan badanku melihat Lise lebih jelas. "Sangat sulit dipercaya kalau dia ini adalah Slime." Bagaimana pun aku mengulangi kata itu dia tetaplah Slime, itu tak akan berubah, setidaknya untuk sekarang, tidak tahu nanti.
Baiklah selagi dia tertidur sepertinya aku bisa melakukan eksperimen pada tubuhnya, muehehehe...
"Baiklah, Noriutsuru." Aku mengarahkan tanganku ke Lise yang sedang tertidur.
Lalu, kesadaranku berpindah ke tubuhnya. Dengan cepat aku langsung berhitung.
"Satu... Dua... Tiga..."
Setelah sampai hitungan ke dua puluh kesadaranku di kembalikan ke tubuh asliku, yang tergeletak di lantai.
Jadi singkatnya, aku bisa merasuki orang lain dalam jangka waktu dua puluh detik, lewat dari itu kesadaranku akan dikembalikan secara paksa.
Dan saat aku merasuki orang lain, tubuh utamaku akan tertidur. Aku mulai memahami ini, ada hal yang ingin kucoba sebenarnya, tapi aku tidak bisa melakukannya dengan tubuh Lise.
Lain kali akan kucoba ideku itu, untuk sekarang lupakan saja.
Karena sudah larut malam, akun kembali membaringkan tubuhku. Lalu menutup mataku agak bisa memasuki dunia mimpi.
...---...
Matahari bersinar sangat terang, membuatku terpaksa membuka mataku karena silau dan sedikit panas. Selain itu aku juga merasakan tubuhku tak bisa bergerak, seakan di tahan oleh sesuatu yang berat.
"Aku tak bisa bangun," ucapku dengan suara kecil.
Aku mengusap-usap mataku, pandangan yang sebelumnya agak buram kini mulai terlihat jelas, aku melihat seorang gadis cantik berambut biru yang sedang tertidur nyenyak di atasku.
"Sialan," ucapku, mencoba menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Aku mulai menggoyangkannya dengan lebih kencang, karena dia tak bangun-bangun. "Ahhh! Ini melelehkan."
"Hoii! Liseee! Bangun!"
"Liema meniett lagiehh..."
Aku menepuk kepalaku, sedikit bingung dengan kelakuan gadis ini. Apa kucoba gelitiki saja? Ahh, sebaiknya jangan. Dia bisa saja memukulku dengan keras, itu berbahaya, aku bisa mati karena pukulannya.
Aku menunggu cukup lama, sampai matahari benar-benar sudah tinggi, dan saat itulah dia baru membuka matanya. "Eumm..." Ia mengusap usap matanya. Lalu bangun menjauh dari tubuhku, sialnya rambut panjangnya mengenai mataku, itu pedih rasanya.
"Hoaaa... Selamat pagi, Sion." ia menguap sambil menutup mulutnya.
"Pagi juga," ucapku datar.
Setelahnya kami berpisah, menuju ke pemandian masing-masing, lalu bertemu lagi di meja makan. Lise yang ini, rambutnya basah wajahnya terlihat begitu cantik, kurasa di dunia ini cantik itu natural tanpa make up atau apapun itu. Walau dia ini bukan manusia, tapi cantiknya melebihi manusia biasa.
Uhum-uhum. Sudah-sudah, terlalu memuji itu tidak baik.
Kerena perutku sudah berbunyi dari tadi, akhirnya aku menyantap makananku yang sudah tersedia di meja makan. Setelah beberapa saat ku lihat ke samping, Lise sudah menghabiskan tiga piring, sedangkan diriku satu piring pun belum habis.
Sungguh.
"Rakus."
"Hmm?"
Yep, sekali lagi suara hatiku bocor. Aku melindungi kepalaku dengan tangan, bersiap menerima pukulannya. Namun, tak terjadi apapun, dia tak menghiraukannya. Ia melanjutkan makan, mungkin saja dia tak mendengarnya.
Oke baiklah, aku juga melanjutkan makanku. Setelahnya aku ingin pergi ke luar, baru saja ingin melangkah melewati pintu, aku sudah di tarik oleh Lise dari belakang.
"Apa?" ucapku, datar.
"Mau kemana? Kau mau meninggalkanku tanpa uang disini?"
"Aku mau keluar sebentar, soal uang bukannya kau yang menyimpannya ya, kurasa masih ada sisa dari yang kemaren."
"Oh begitu, aku ikut!" Ia memelukku dari belakang.
"Iya iya..."
Akhirnya kami pergi bersama, kali ini kembali ke kedai makan, bukan untuk makan, tapi mencari uang. Aku masih perlu uang sebelum punya pekerjaan di dunia ini. Memang agak keterlaluan mengambil uang orang lain, tapi hanya ini caranya. Saat aku kaya nanti akan ku kembalikan, mungkin.
"Noriutsuru."
Selesai dengan urusanku aku keluar dari kedai makan itu, kali ini aku mengambil lebih banyak. Tapi, dari beberapa orang, kalau hanya satu orang yang kuambil nanti uangnya habis.
Sambil berjalan di tengah kota yang cukup ramai, banyak anak-anak bermain, dan orang-orang jual beli. Aku mendengarkan cerita dari Lise tentang Guild Petualang.
Yahh, harusnya kalian tau apa tujuanku, tentu saja mencari uang dari situ. Aku tidak punya pengalaman dalam pekerjaan seperti itu, pasti akan sulit bagiku untuk terbiasa. Namun, Lise ada di sini, dia cukup kuat dan bisa ku gunakan.
Tentu saja aku juga akan ikut bertarung, kalau membiarkan dia bertarung sendirian laki-laki macam apa aku ini.
Aku melirik Lise yang sedari tadi memperhatikan sebuah kalung dengan batu kristal. Kurasa aku pernah melihat kristal itu.
"Kau mau?" tanyaku.
"Eh, apa?"
"Aku tanya, apa kau mau kalung itu?" tanyaku sekali lagi, lebih jelas.
"Kalung itu menarik, tapi kita harus berhemat untuk makan. Lagipula makanku banyak." Ia memalingkan wajahnya yang memerah saat mengatakan itu.
Woww! Akhirnya si rakus ini sadar! Yattaaa!
"Tidak apa-apa, soal uang serahkan saja padaku." Aku mengusap-usap kepalanya.
Aku merasa diriku terlihat keren.
Kami menghampiri penjualnya, lalu langsung membelinya. Aku memakaikannya pada Lise, itu terlihat cocok, mungkin karena kristal itu berwarna biru seperti rambutnya Lise.
"Apa cocok?" tanyanya wajahnya sedikit merah.
"Yah, sangat cocok."
Yah, lagi dan lagi aku memujinya.