NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Satu-satunya Calon

Tizza Gomez mengajak Elora menuju ke kamarnya yang ada di lantai satu. Mansion besar ini bertingkat 3. Kamar untuk Elora ada di bagian luar rumah, menghadap ke sebuah kolam ikan.

"Semoga kamu suka kamar ini. Ini dulunya adalah juga kamar mamamu setiap kali ia datang ke sini. Memang kamar ini tak terlalu besar namun Amel sangat suka di sini karena pemandangannya." Tizza membuka pintu kamar itu. Tentu saja walaupun sang nyonya rumah mengatakan kalau kamar ini kecil, dibandingkan dengan kamar Elora di kampung, kamar ini sangatlah besar. Mata Tizza langsung tertuju pada sebuah foto yang digantung di dinding dekat tempat tidur.

Ada foto mamanya yang masih muda, menggunakan seragam perawat dan Elora yakin itu foto nyonya Tizza. Wajah perempuan itu tak jauh berbeda dengan yang sekarang.

"Ini foto kami saat masih berusia 20an. Aku saat itu adalah dokter magang di rumah sakit yang ada di Madrid dan mamamu seorang perawat di sana. Kami menjadi sahabat baik, sampai akhirnya aku harus menikah dengan suamiku dan mengubur semua impianku sebagai dokter." Tizza kelihatan sedih namun kemudian ia tersenyum. "Istirahatlah, nak. Sebentar lagi jam makan siang. Nanti ada pelayanan yang akan mengajakmu untuk makan siang." Tizza meninggalkan kamar Elora. Sedangkan gadis itu langsung membaringkan tubuhnya. Wajah teman-temannya terbayang suka. Ela yang paling jago melawak, Truli yang paling gemuk namun cantik, serta Jono yang agak bencong namun sebenarnya cowok tulen. Elora juga ingat dengan Jasen. Kakak tingkatnya yang sebenarnya sangat Elora sukai. Namun karena larangan bibinya untuk tidak berpacaran selama kuliah, Elora justru menolak pernyataan cinta Jasen menjelang cowok itu lulus. Elora bahkan harus menyembunyikan tangisnya dalam-dalam karena ia tak bisa bersama cinta pertamanya.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan di sini? Ini bukan impianku. Aku rindu ada di rumah sakit. Aku rindu dengan bau obat." tanpa sadar Elora menangis. Ia juga merindukan desa di mana ia dibesarkan. Rindu pada suasana di pematang sawah saat mengantarkan makanan untuk pamannya.

"Belum sehari aku di sini dan aku sudah rindu?" Elora segera bangun dan membuka kopernya. Ia terkejut melihat isi koper itu. Tak ada satupun celana jeans atau t-shirt oblong yang sangat Elora sukai. Untung saja di tas dukungnya Elora membawa 2 celana jeans dan kaos kesayangannya.

"Siapa yang menyiapkan baju ini? Bibiku? Tapi baju ini nampaknya pakaian buatan luar negeri. Semuanya nampak masih baru." Elora bingung saat melihat isi kopernya. Ia pun membuka lemari pakaian. Ada beberapa gaun dan sepatu yang sudah di atur di sana. Ada kartu yang sengaja diletakan di sana.

Para Elora. Bienvenido mi hijo. (untuk Elora, selamat datang anakku)

Elora tahu ini pasti dari nyonya Gomez. Ia pun segera mengatur semua pakaiannya di sana, lalu meletakan foto dirinya dengan sang mama di atas nakas. Elora menatap ijasah nya. Untuk apa juga ia membawanya. Misinya di sini bukan bekerja tapi menaklukan sang ahli waris. Dan Elora tak tahu bagaimana wajah si ahli waris itu.

Setelah mengatur semua barangnya, Elora memutuskan untuk mandi. Selesai mandi, ia mengeluarkan celana jeans dari tas punggungnya, menggunakan kaos hitam yang agak ketat di tubuhnya serta sandal jepit yang beberapa hari lalu dibelinya di pasar.

Pintu kamar Elora di ketuk. Seorang perempuan berkulit hitam namun cantik, menggunakan pakaian putih hitam berdiri sambil menatap Elora dari kepala sampai kaki.

"Señorita Elora?"

Elora mengangguk.

"Di tunggu untuk makan siang."

"Ok. Mari pergi."

"Dengan pakaian seperti ini?" tanya pelayanan itu.

"Ada yang salah dengan pakaian ku ini?" tanya Elora merasa bingung.

Pelayan itu tersenyum. Ia pun mempersilahkan Elora mengikuti langkahnya.

Mereka memasuki rumah dan menuju ke bagian belakang. Elora melihat sebuah ruang makan yang mewah dan besar.

Semua yang ada di ruang makan itu menatap Elora. Ada 2 wanita berusia seperti nyonya Tizza. Ada seorang lelaki tua yang duduk di kepala meja, ada seorang lelaki yang berusia sekitar 50an. Ada 2 wanita muda yang terlihat sangat cantik seperti bidadari, seorang lelaki muda yang terlihat tak bersahabat karena wajahnya dingin tanpa ekspresi.

"Elora sayang, ayo duduk sini!" ajak Tizza dalam bahasa Indonesia sambil menunjukan sebuah tempat duduk di samping 2 perempuan cantik itu.

Elora menyadari, semua yang ada di ruang makan ini berpakaian rapi. Yang cowok menggunakan kemeja, yang cewek menggunakan gaun, hanya Elora saja yang menggunakan kaos dan celana jeans.

Namun Elora tetaplah Elora. Ia cuek dan tersenyum manis lalu menyapa mereka.

"Hola a todos. Déjame presentarme, mi nombre es Elora. (Hallo semuanya. Perkenalkan namaku Elora)."

Yang lain nampak tertawa. Tentu saja tertawa mengejek karena melihat penampilan Elora. Tizza hanya menahan senyum sedangkan cowok berwajah cool itu nampak kesal.

"Sajikan saja makannya." kata cowok itu menghentikan tawa yang lain.

Makan siang yang sangat menyiksa menurut Elora. Ia yang terbiasa menggunakan tangan saat makan di kampung, kini harus menggunakan garpu, pisau, sendok khusus dan lain sebagainya. Kelakuan Elora di meja makan membuat yang lain semakin menjadikannya bahan ejekan.

"Maaf, saya permisi." Elora meninggalkan meja makan karena sebenarnya ia merasa tidak nyaman. Langkahnya sedikit berlari meninggalkan rumah itu. Elora memilih duduk di sebuah bangku taman, tepatnya di bawah sebuah pohon.

10 menit kemudian Tizza datang menyusulnya. "Elora sayang, ayo ikut aku!" ajak wanita cantik itu. Ia menarik tangan Elora menuju ke ruang keluarga yang terdapat banyak sekali foto.

"Ini keluarga Gomez. Lelaki yang duduk di kepala meja tadi adalah papa mertuaku. Namanya Simone Gomez. Dia sudah berusia 75 tahun dan agak pemarah semenjak istrinya meninggal 3 tahun yang lalu." Tizza kemudian menunjukan sebuah foto keluarga.

"Ini aku bersama suami dan anak-anak ku. Suamiku bernama Hernandes Gomez. Dia orangnya tak banyak bicara namun sebenarnya baik hati. Yang ini Enrique. Anak tertuaku. Yang ini Lelita anak keduaku. Dia sudah menikah dan tinggal di rumah suaminya. Anaknya satu. Dan yang bungsu ini anak ketigaku. Namanya Armando. Dia meninggal 2 tahun yang lalu karena ditembak oleh orang yang tak dikenal." Wajah Tizza terlihat sedih. Elora langsung memegang tangan Tizza.

"Bibi, jangan bersedih."

Tizza menatap Elora. "Dalan tradisi keluarga ini, anak tertua atau pewaris keluarga harus dicarikan jodoh yang terbaik. Biasanya, para gadis akan tinggal di rumah ini selama 1 tahun sebelum akhirnya di pilih. Namun tradisi ini tak akan dilaksanakan jika sang pewaris sudah memiliki calonnya sendiri. Yang pasti perempuan itu harus memiliki darah Spanyol."

"Bagaimana dengan gadis yang tak dipilih?"

"Dia akan mendapatkan uang pengganti selama 1 tahun ada di rumah ini. Memang banyak keluarga yang sudah melupakan tradisi ini. Namun keluarga Gomez masih menjaganya sampai sekarang."

"Jadi, dua gadis yang duduk di sebelahku tadi adalah calon yang lain?"

"Iya. Yang satu adalah pilihan ayah mertuaku, dan satunya lagi adalah pilihan suami ku. Sebenarnya masih ada satu calon lagi. Dia adalah sahabat Enrique sejak kecil. Namun ia tak tinggal di sini. Karena juga sedang mengurus perusahaan keluarganya."

"Bibi, mengapa harus memilih aku? Aku kan bukan orang Spanyol. Aku juga bukan dari keluarga terhormat."

"Karena aku sudah berjanji pada mamamu untuk menjodohkan kamu dengan anakku. Sebenarnya dengan putra bungsuku. Andai saja dia tak tertembak."

"Bibi, jujur aku nggak suka ikut persaingan seperti ini. Aku ingin menjadi perawat. Aku ingin bekerja di rumah sakit."

Tizza tersenyum. "Di perkebunan ini, ada rumah sakit kecil milik keluarga Gomez. Selama satu tahun ini, kamu boleh bekerja di sana. Hanya saja, berilah waktumu untuk dengan Enrique. Rebut hati anakku. Aku tak bisa mempercayakan kehidupan Enrique di tangan orang lain."

"Bibi......!"

"Please ...., agar janjiku pada mamamu bisa diwujudkan."

Elora tak bisa menggelengkan kepalanya melihat wajah permohonan nyonya cantik ini. Gadis itu bingung mau bagaimana lagi.

"Enrique suka dengan gadis yang lembut dan selalu berpenampilan cantik. Ia juga suka gadis yang pintar masak dan tahu membuat kue. Menurutnya perempuan itu harus bisa membuat seisi rumahnya kenyang dengan masakannya sendiri. Ia juga suka dengan gadis yang tahu tentang anggur. Ini buku tentang tanaman anggur. Pelajarilah agar kamu bisa nyambung saat bicara dengannya."

Tizza berdiri. Ia kemudian menatap Elora. "Nak, kalau kamu sudah selesai makan, dan papa mertuaku belum selesai makan, jangan tinggalkan meja makan ya? Itu dianggap tidak sopan." lalu Tizza meninggalkan Elora di ruangan itu.

Elora memegang buku itu dalam genggamannya. Ia tak tahu harus bicara apa. Dalam hati muncul sesuatu dalam hati Elora. Ia akan melakukan semua yang Enrique benci agar ia tak terpilih nantinya.

*************

Bagaimana Elora bisa mewujudkan keinginannya ?

1
gia nasgia
Enrique dan Elora nggak sadar kalau baby dalam kandungan Elora,yg membuat mereka menjadi dekat 😍sehat"bumil dan si baby sampai lahiran
Eka ELissa
nah loh dilema dia... Enrique
Eka ELissa
smoga ank mu baik2 aj El prnh alamin kyk kmu 😭😭😭dia dgn ku cumn itungan bulan El...🥹🥹🥹😭
Eka ELissa
mengangkat knpa jdi mengikat Mak...😁😁😁
tintiin21
berharap baby bs menyatukan org tuanya Elora&Enrique... 🤗🤗🤗
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Maria Kibtiyah
semoga nantinya elora menikah sama enrique ... si anna lama2 keliatan muka aslinya
Heni Fitoria
semoga bibi tizza juga ayahnya elora segera tahu
Tina Ajay
Anna ternyata sangat menyebalkaaaaaan
rinny santoso
ernique perlahan2 mulai memikirkan elora... masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora dan elroy
rinny santoso
Terima kasih up nya mami.... GWS ya mam... 😢
Yuli Budianto
makasih udah up kak.....sehat selalu ya Kak
gia nasgia
Tanpa Enrique sadari klau mereka banyak kesamaan, tapi semoga Enrique bisa mengalahkan Elora , takut klau Elora keluar sendiri keamanannya nggak bisa di jamin
Eka ELissa
enggak tau...kita tungguin besok ...😀
Eka ELissa
dia kngen BP nya El...brhrp Enrique yg nyidam simpatik Mak...😀😀
Eka ELissa
suruh spa pilih ana...kn dia diem krna mo dpetin kmu lok udh dpt kmu Yo asli nya kluar dong 😄
Apriyanti
lanjut thor
tintiin21
siap² kalah Enrique... 😆😆😆 krn baby mereka terpaksa dekat tp semoga lama² jd timbul lope² di hati mereka... 😍😍😍
rinny santoso
pasti elora menang... atau mainnya curang biar menang🤣 semoga selalu sehat mami...

masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora eleoy
Tina Ajay
lama lama kamu akan jatuh cinta pada elora
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!