[Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat.
Suaranya begitu membuat merinding sampai membuat tidur kadang terbangun karena bercampur dengan suara lolongan anjing hutan.
Menurut warga desa sekitar saat ditanya mengenai suara gamelan tengah malam, dikira dari desa sebelah, desa sebelah mengira sebaliknya.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Tujuan
Senin datang begitu cepat, hari libur yang lalu sudah berlalu. Seisi rumah sibuk dengan aktivitas rutin dihari kerja. Bapak dan Ibu sibuk mengelola kebun, Hasan masuk sekolah SMA kelas 2, Arhan kelas 6 SD, Adik ketiga namanya Mila baru menginjak kelas 2 SD, sementara paling terakhir Tia di titipkan ke Bibi selama Ibu kerja.
Hasan setiap pagi tugasnya mengantar adik-adiknya kesekolahan sekaligus dia juga. Yang terakhir Arhan sudah berada didepan gerbang sekolah. Arhan turun dan Salim tangan dengan Hasan tanda berpamit masuk kelas.
"Jangan nakal dikelas ya. Jangan aneh-aneh." Ucap Hasan pada Adik lakinya itu.
"Ia bang." Senyum Arhan. Lalu berbalik masuk kedalam Halaman sekolah.
Sementara Hasan lanjut melajukan ontelan sepedanya dengan kencang menuju ke sekolahannya yang lumayan jauh.
Arhan berjalan menuju ke kelas 6 B yang sudah ramai gemuruh, memang pemikiran orang sampai saat ini yang paling rajin kelas A dan yang sedikit bar-bar kelas B. Arhan masuk ke kelas dan duduk disamping teman sebangkunya namanya Odi, keduanya saling menyapa.
Lalu Odi bertanya pada Arhan dengan pertanyaan yang sama sekali tidak ia tahu sebelumnya dari sirkelnya. "Han, ikut nggak ngebolang diladang Yono nyari burung."
Arhan kaget, lekas menjawab "Ya kalo kalian berangkat aku ikut juga." Senyum polos Arhan.
"Mantap lah." Odi tertawa.
Dua sejolinya Toni dan Yono menghampiri Arhan dan Odi.
"Habis pulang sekolah ya, jam 1 siang kita ngebolang." Ucap Yono ketua sirkel.
"Lah dadakan." Ucap Arhan kaget.
Odi juga kaget. Emang si Yono kalo ngasih jadwal dadakan. Nggak bisa ditebak.
"Izin dulu sama orang rumah dulu kalian semua." Ungkap Odi.
"Alah, ngomong aja mau main didusun sebelah, dah aman. Jangan ngomong mau ke Hutan." Senyum menyakinkan oleh Toni si wakil kepala Yono.
Mau gimana lagi, harus mau mah kalo sama sahabat ini. Walau perasaan Arhan dan Odi agak ragu.
"Ya udah deh OK." Ungkap Arhan dan Odi.
"Nah gitu dong." Senyum Yono dan Toni.
Perbincangan ke empat sahabat itu sudah menemui titik kesepakatan. Disela waktu bel sekolah berbunyi tiga kali tanda pelajaran akan dimulai.
-
Hasan baru saja sampai sekolah SMA PGRI ternama di kecamatan sebelah. Ia masuk kelas dan duduk dibangku kelas paling pojok belakang, Hasan duduk sebangku dengan Rona, seorang anak dari Ustad ternama didesa ini.
"Selalu tepat waktu ya San. Walau tiap pagi harus nganter adek-adekmu dulu. Salut aku sama kamu. Aku malu sering bangun kesiangan." Puji Rona pada Hasan.
"Ya gimana ya, hehehe. Kalo bangun nggak tepat waktu pasti kena oceh Bapak. Bapak ku galak Ron." Ungkap Hasan.
"Kemaren liburan ngapain dirumah." Tanya Rona.
"Ya bantu-bantu orang rumah. Tapi kemarin nyari rumput sama Adek, anehnya adek ku katanya lihat ular hitam melingkar." Disela jawaban Hasan ada pertanyaan mengenai ular hitam.
Rona kaget, lekas menimpal dengan pertanyaan lagi. "Berapa kali lihat ular itu" Rona menunggu jawaban dari Arhan dengan wajah penasaran
"Dua kali." Jawab Hasan.
"Kalian harus hati-hati, terutama Adikmu, ular hitam bisa jadi pertanda sesuatu hal berbahaya sedang mengintai. Tapi semoga tidak ya." Rona berusaha memberikan sesuatu alasan mengenai maksud arti ular hitam itu.
"Aku juga merasa seperti itu. Aku harus bagaimana sekarang." Tanya Hasan sambil menatap serius Rona.
"Awasi Adikmu ketika mau main, pastiin tanya setiap pergi mau kemana." Itulah solusi yang diberikan Rona.
"Baik, aku akan awasi anak itu. Makasi ya solusinya." Lalu kembali menghadap ke arah depan karena guru sudah datang dan pelajaran akan dimulai.
-
Sementara dilain keadaan, Bapak dan Ibu Arhan sedang sibuk membersihkan sekitar kebun sayuran, disela saat sedang fokus mencabuti rumput Ibu berkata pada Bapak.
"Pak kenapa ya perasaan saya tidak enak belakangan ini." Ungkap Ibu yang hatinya was-was.
"Perasaan Ibu saja itu, banyak banyak doa ya Buk." Bapak tetep pikirannya positif dan berusaha menenangkan Ibunya.
Lalu kembali sibuk dengan mencabuti rumput liar disekitar kebun.
-
Jam bulai berlalu dengan cepat, putarannya kini sudah menuju ke jam satu siang, lonceng pulang dua kali berbunyi tanda semua siswa siswi SD pulang kerumah.
Arhan dan teman-teman jalan pulang bareng karena satu arah rumahnya. Saling mengingatkan satu sama lain untuk lekas ngebolang.
Arhan sesampainya dirumah, melihat Bapak dan Ibu sudah didapur untuk makan bersama. Arhan dan Adik ketiga ikut kumpul makan setelah ganti baju.
Arhan lalu minta izin pada kedua orang tuannya untuk main dirumah Yono. Bapak dan Ibu mengizinkannya dan berjanji jangan maen jauh-jauh ke hutan.
Arhan mengangguk. Dalam hatinya akhirnya bisa pergi.
Ketika akan pergi kerumah Yono, Arhan melihat Kak Hasan baru sampai dirumah dan menghalangi Arhan keluar dari pintu utama rumah.
"Mau kemana?" Tanya Hasan yang mulai curiga.
"Mau main ke rumah Yono." Jawab Arhan dengan lantang dan nggak ragu.
"Yakin." Hasan belum percaya dengan Arhan.
"Ia. Udah bang aku keburu ditungguin temen-temenku." Lekas berjalan cepat Arhan meninggalkan Hasan.
Hasan berusaha berpikiran positif.
-
Hasan masuk kerumah, melihat Bapak dan Ibunya makan, lekas menghampiri mereka.
"San, ganti baju habis itu makan." Ungkap Ibunya.
Lalu Bapaknya nyeletuk "Nak, nanti cari rumput yang banyak ya, kemarin masih kurang buat Sapi."
"Ia Pak." Jawab Hasan.
Hasan lekas ganti baju dan ikut makan bersama.
"Bapak lanjut ke kebon dulu ya. Buk jaga Tia sama Mila dirumah." Lalu Bapak berjalan keluar rumah menuju ke kebun untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Ia Pak, hati-hati." Ucap Ibu.
Setelah itu suasana mulai hening, Hasan Sibuk makan, Ibu menyuapi Tia dan Mila.
Saat sembari makan yang hampir selesai. Hasan berkata soal kejadian kemarin bersama Arhan.
"Buk, kemarin pas cari rumput Arhan katanya lihat ular hitam dua kali. Kata temen Hasan disekolah itu pertanda bahaya. Apa benar Buk." Arhan lanjut mengunyah makanannya.
Ibu kaget, seketika terhenti menyuapi kedua anaknya. Lalu menjawab "Ibu kurang tahu San, tapi tadi perasaan Ibu rasanya nggak enak banget." Ibu lalu menyuapi kembali anaknya.
"Buk, perasaan firasat seorang Ibu itu kuat." Ungkap Hasan.
Perasaan Ibu saat itu mulai was-was kembali.
Hasan yang selesai makan lekas mengambil piring sisa makan untuk dikumpulkan dan dicuci.
-
Disaat Hasan sedang sibuk mencuci piring, Ibunya menghampirinya dan berkata.
"San, coba kamu sekarang berangkat cari rumput tempat kamu kemarin. Siapa tahu ketemu adikmu, Ibu takut Adikmu terpengaruh sama temen-temennya yang suka ngebolang melalak kemana-mana."
"Ia Buk, habis selesai Cuci piring ini ya." Ucap Hasan.
-
...Firasat adalah perasaan atau kata hati yang muncul sebelum sesuatu terjadi. Firasat dapat diartikan sebagai kemampuan untuk merasakan apa yang akan terjadi di masa depan. ...