windu pamungkas adalah seorang pria yang menanggung kutukan akibat kesalahan leluhur nya.
dalam perjalan nya, dia akan menghadapi beberapa tokoh hebat di dunia persilatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopugho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Destra Arya
Di hadapan rengganis duduk seorang pria botak kurus dengan pakaian yang tidak rapi seperti seorang pengemis, dia bernama Ki tunggul sekti bergelar pengemis hitam dari kulon mempunyai ajian tongkat iblis penghancur langit yang mana ajian ini dapat menghancurkan lawan dengan sekali pukulan.
Di posisi samping pengemis hitam duduk tokoh aliran sesat urutan ke empat bergelar pendekar neraka gunung lawu, ajian yang sangat dibanggakan nya yaitu pedang iblis ya ajian nya ini digunakan bersamaan pedang di tanggan nya yang besar dan berwarna hitam.
Sebenar nya dirga mahendra ada di posisi kedua terkuat, tapi karena dirga tidak pernah mengikuti uji ketangkasan antar tokoh aliran sesat membuat dia tidak dihitung kedalam dua puluh besar.
Wajah buru reksa kelihatan membeku, walaupun memang wajah asli nya seperti itu, mungkin bagi orang lain mereka tidak mengetahui apakah buru reksa dalam keadaa marah atau tidak karena tampilan dingin tanpa ekspresi membuat tidak semua orang dapat meraba perasaan nya, kecuali bagi orang – orang terdekat nya.
“ketua, kalau boleh saya bertanya kenapa kami sampai di kumpulkan di aula pertemuan ini, dan singgih juga tidak kelihatan batang hidung nya.” tanya rengganis.
“Keparat tapak neraka sungguh membuat kita aliran hitam malu, kalau dia hadir disini sudah saya habisi dia” jawab buru reksa.
“saya tahu ketua marah, begitu juga dengan kami, sekarang apa tindakan kita selanjutnya” lanjut rengganis.
“saya ingin mengutus ki Wulung Sukmara serta nini Rukmini alas untuk menghabisi singgih serta raja jayangkara tersebut, mereka memang tidak berguna bagi kita, kematian lima puluh ribu anggota kita serta luka parah nya dirga harus dibayar dengan nyawa mereka” tutur buru reksa.
“berangkat lah kalian sekarang dan pastikan mereka berdua habis, untuk masalah kerajaan jayangkara, biarkan dulu, kita lihat siapa penggantinya dan bagaimana perlakuan dia terhadap aliran kita” lanjut buru reksa.
“Baik yang mulia, kami berangkat saat ini juga” sahut ki wulung sukmara.
“bagus” jawab buru reksa.
Patut di ketahui, ki wulung sukmara atau yang bergelar Raja Lelembut gunung Sawu, memiliki ajian yang unik yaitu Ajian Pemanggil roh ajian ini akan membuat roh lawan nya dihancurkan di alam gaib setelah ditarik paksa oleh ajian ini dari tubuh nya, sedangkan ki wulung asmara berada di posisi delapan untuk tingkatan di aliran hitam.
Sedangkan Nini Rukmini alas alias Dewi siluman laut adalah pendekar di urutan ke sembilan, dewi siluman laut ini awal nya adalah dayang di kerajaan laut selatan, tapi karena watak jahat nya dia di usir oleh penguasa laut selatan yang seorang lelembut. Dewi siluman laut terkenal karena penguaaan air dalam tubh lawan nya termasuk darah, hal ini membuat dewi siluman laut bisa meledak kan jantung lawan dengan mengenggam tangan nya sendiri, ajian ini bernama Tangan Peremuk jiwa.
Nasib tapak neraka akan sial bertemu mereka, karena secara tingkatan ilmu kanuragan, tapak neraka berada jauh di bawah mereka berdua.
----
Di lain tempat, di aula pertemuan kerajaan jayang kara, di singgasana duduk angkuh destra arya, di hadapan nya duduk menunduk puluhan pejabat tinggi kerajaan itu. Di samping kanan prabu destra arya berdiri maha patih tapak neraka.
“sampai sekarang saya tidak habis pikir dengan kejadian di kerajaan jaya padi, saya merasa sudah kalah, kalau sampai ada kerajaan yang setara kita menyerang saat ini, dipastikan kita hancur”
Wajar destra arya bingung, awal nya dia merasa unggul dari songgogeni, karena dia bisa menguasai delapan puluh persen kekuatan jayang kara, sedangkaan kini, kekuatan pasukan yang dimiliki jayang kara berjumlah delapan puluh lima ribu jiwa. Sedangkan sinngih memiliki lima puluh lima ribu pasukan, destra arya memiliki dua puluh lima rib pasukan, ini jelas timpang.
Tapi destra arya tau kalau songgogeni tidak akan berani menyerang. Karena pihak songgogeni merasa destra arya disokong oleh buru reksa, itu terlihat dengan bantuan yang diberikan melalui dirga.
“ampun yang mulia, jaya dipa bisa bernasib mujur karena bantuan dari pedang malaikat, tanpa itu,jaya dipa sekarang pasti sudah hancur lebur,” jawab seorang senopati gemuk dan berkumis lebat.
“benar, tapi bukan itu masalah nya, kau lihat kekuatan kita di kerajaan ini sekarang?” jawab destra arya.
“yang mulia, mohon sekarang tidak dipikirkan itu dulu, jangan sampai pihak songgogeni tau ke khawatiran yang mulia” bisik maha patih.
“hmmm....”
Destra arya Cuma mengangguk pelan.
“baiklah sekarang saya harap kalian membuka pendaftaran prajurit besar – besaran, pastikan memiliki kualitas baik, cari calon prajurit yang berasal dari padepokan di sekitar, baik aliran putih maupun aliran hitam tidak masalah” titah arya.
“sendiko gusti prabu” jawab para pejabat istana secara serentak.
“mahapatih dan senopati darma serta ki awang saya ingin bicara di ruangan pribadi saya, dan untuk kalian semua, laksanakan perintah saya tadi” titah prabu destra arya.
“sendiko gusti prabu” jawab semua pejabat istana lagi.
Setelah itu, prabu arya destra, mahapatih tapak neraka, dan penasehat kerajaan ki awang serta lima orang senopati termasuk dudung dan darma, bergerak menuju ruang pribadi prabu destra arya.
Sepanjang jalan mereka semua dipenuhi kecemasan akan apa yang akan disampaikan oleh prabu destra arya, mereka sadar kerajaan jayang kara sudah membuat kesalahan fatal terhadap aliran hitam pada saat penyerangan tiga hari yang lalu. Mereka harus bersiap untuk menahan gempuran aliran hitam untuk membalas tewas nya lima puluh ribu pasukan aliran hitam dengan sia – sia, yang parah nya terluka parah nya tetua dirga. Dan kemarin piha istana pun kebingungan dengan menghilang nya tetua dirga di ruang perawatan, hal ini makin membuat prabu destra arya serta mahapatih merasa cemas.
Beberapa saat kemudian, prabu destra arya beserta para abdi nya duduk di ruang pribadi sang prabu. Prabu langsung menjelaskan kekuatiran nya tentang kemarahan ki buru reksa. Semua yang hadir di sana tertunduk diam, mereka sadar bahaya yang sedang mengancam mereka.
“singgih, apakah ada solusi untuk menyelesaikan ini” tanya prabu destra arya.
“hamba hapal benar watak ki buru reksa yang mulia, hamba yakin saat ini perguruan saya di lembah kematian sudah hancur” keluh singgih.
“kita Cuma bisa menuggu, berharap nanti ki buru reksa menerima penjelasan kita,” lanjut singgih.
“ampun gusti, menurut hemat hamba, bagai mana gusti prabu,permaisuri,selir serta para pangeran mengungsi dulu, biar kami hadapi dulu ki buru reksa di istana ini” ujar kia awang penasehat istana.
“benar juga, saya mengungsi dulu ke padepokan bunga mawar, ki buru reksa tentu tidak mengetahui hubungan saya dengan nyi ranjanis” ujar destra arya yang mulai menunjukkan sikap pengecut nya.
Perkataan prabu destra arya ini sontak membuat para abdi nya menjadi terkejut, mereka tidak percaya bahwa destra arya akan sepengecut itu, hal ini membuat singgih ingin kabur dari istana secepat nya. Karena tidak mau jadi tumbal keganasan ki buru reksa.
Pikiran yang sama juga tebersit di pikiran ki awang, dan lima senopati lain nya. Malam itu juga, singgih hilang tanpa ada yang tahu, begitu juga dengan para senopati beserta keluarga nya. Prabu destra arya yang belum menyadari sudah ditinggal pergi abdi nya. Masih beristirahat dengan tenang di dalam kamar nya bersama permaisuri.
Tepat tengah malam. Di tepi kota raja jayang kara, sebuah kereta kuda berisi ki awang dan keluarga nya. Sedang kabur menuju arah utara, yaitu menuju kadipaten tambak wengi, pada saat itu ki awang dengan wajah pucat memerintahkan kusir nya untuk melaju dengan cepat. Ki awang tidak menyadari bahaya yang menanti nya.