menceritakan tentang seorang gadis mantan penari ballet yang mencari tahu penyebab kematian sang sahabat soo young artis papan atas korea selatan. Hingga suatu ketika ia malah terjebak rumor kencan dengan idol ternama. bagaimana kisah mereka, yukkk langsung baca saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon venn075, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Hari itu langit Seoul mendung. Ji Hoon baru saja selesai latihan di studio SIN5. Tubuhnya lelah, pikirannya pun tak kalah kusut setelah semalaman dihantam berita masa lalunya yang kembali mencuat ke media.
Langkahnya terhenti di lobi gedung agensi ketika sosok yang tak pernah ia sangka berdiri di sana—Kim Tae Ri.
Ji Hoon mengerutkan kening. Dunia seolah berhenti berputar sejenak. Tubuhnya mematung, pikirannya kosong. Sudah bertahun-tahun berlalu sejak terakhir kali mereka saling menatap seperti ini.
Tae Ri tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. “Kau masih ingat aku, Ji Hoon?” Suaranya pelan, tapi cukup untuk menusuk masuk ke dalam kepala Ji Hoon.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Ji Hoon dingin, suaranya sedikit bergetar.
“Aku hanya lewat… dan kebetulan melihatmu,” jawab Tae Ri ringan. “Ternyata… kau masih di tempat yang sama.”
Ji Hoon mendengus pelan. “Jika kau datang untuk mengungkit masa lalu, lebih baik kau pergi sekarang.”
Tae Ri tersenyum miris. “Kalau aku mau pergi… aku takkan berdiri di sini sekarang.” Ia melangkah lebih dekat. “Dengar… aku tidak datang untuk merusak hidupmu, Ji Hoon. Aku hanya… punya sesuatu yang harus aku sampaikan.”
“Apa lagi yang tersisa untuk dibicarakan?” Ji Hoon menatapnya tajam, tapi matanya tak mampu menyembunyikan kegugupan yang perlahan muncul.
Tae Ri menatapnya dalam-dalam, lalu berkata pelan, “Soo Young…”
Tubuh Ji Hoon menegang seketika. Nama itu… nama yang sudah lama ia kubur dalam-dalam, kini kembali menghantamnya tanpa ampun.
“Apa maksudmu?” bisiknya nyaris tak terdengar.
Tae Ri tersenyum getir. “Aku hanya ingin kau tahu… Soo Young tak mati karena kebetulan. Ada yang harus kau gali, Ji Hoon. Dan mungkin… sudah waktunya kau berhenti pura-pura tidak tahu.”
Ji Hoon menatap Tae Ri lama, sebelum akhirnya memalingkan wajah. “Jangan mulai permainan ini, Tae Ri… Jangan seret aku kembali ke sana.”
“Aku tidak menyeretmu… Aku hanya membuka jalan,” balas Tae Ri pelan. “Kau yang harus memilih… mau kau telusuri atau tidak.”
Tae Ri berbalik, melangkah pergi tanpa menunggu jawaban. Tapi sebelum benar-benar menghilang, ia berbisik lirih, cukup untuk Ji Hoon dengar, “Aku akan menunggumu, Ji Hoon… sampai kau siap tahu kebenaran.”
Dan di tengah hujan yang mulai turun perlahan, Ji Hoon berdiri sendiri, menatap punggung Tae Ri yang menghilang. Hatinya berdegup kencang. Ia tahu… hidupnya tak akan sama lagi setelah hari ini. Masa lalu benar-benar kembali… dan kali ini, tak ada jalan untuk lari.
---
Langit malam Seoul tampak muram saat seorang pria paruh baya berdiri di balik jendela ruang kerjanya, menatap gelapnya kota. Napas panjang lolos dari bibirnya, seolah lelah menahan beban yang perlahan mulai mengusik pikirannya.
Ponsel di meja bergetar pelan. Sebuah pesan singkat dari orang kepercayaannya muncul.
"Tuan, wanita itu… Kim Tae Ri… muncul kembali. Terlihat mendekati Tuan Muda Ji Hoon."
Han Seok Joon membaca pesan itu lama, rahangnya mengeras. Ia tahu cepat atau lambat masa lalu akan kembali menghantui, tapi tidak secepat ini… dan tidak dengan cara seperti ini.
Tanpa banyak bicara, ia meraih ponsel lalu menekan nomor orang kepercayaannya. Begitu tersambung, suaranya terdengar berat dan penuh wibawa.
"Pantau dia. Jangan lakukan gerakan bodoh. Aku ingin tahu siapa yang menggerakkannya."
"Baik, Tuan."
Seok Joon menutup telepon lalu bersandar di kursinya. Tatapannya kosong menembus gelapnya malam. Beberapa saat kemudian, ia menekan nomor lain. Kali ini sambungan lebih lama, hingga akhirnya terangkat.
"Han Seok Joon di sini."
"Tuan Han, ada yang bisa saya bantu?"
"Cari tahu siapa yang ada di belakang Kim Tae Ri. Aku yakin gadis itu tidak akan berani kembali jika bukan karena seseorang. Dan aku curiga… semua ini terkait dengan Soo Young."
Hening sejenak di ujung sana sebelum suara itu menjawab pelan,
"Tuan masih memikirkan peringatan Tuan kepada Soo Young waktu itu?"
Seok Joon menarik napas dalam. "Aku tahu gadis itu keras kepala. Tapi aku tidak pernah berniat membunuhnya… Aku hanya ingin dia menjauh sebelum semuanya berantakan. Tapi sekarang... ada yang sengaja membuka lagi luka lama ini."
"Saya akan cari tahu, Tuan."
Seok Joon menutup telepon. Pandangannya tajam seolah menembus dinding ruangannya.
"Kim Tae Ri… Kau kembali di waktu yang salah," gumamnya pelan. "Kalau kau pikir kau bisa menjatuhkan Ji Hoon dengan masa lalu, kau salah besar."
Lama Seok Joon duduk dalam diam. Di kepalanya, semua potongan kejadian mulai terangkai—kemunculan Tae Ri, berita masa lalu Ji Hoon yang kembali diangkat media, dan bayang-bayang kematian Soo Young yang tak pernah benar-benar selesai.
Ia tahu… seseorang sedang memainkan bidak catur ini dengan rapi. Dan jika ia tak bergerak cepat, Ji Hoon akan jadi korbannya.
Malam itu, Han Seok Joon membuat keputusan. Ia tak akan tinggal diam. Ia akan cari tahu siapa dalang sebenarnya di balik semua ini—sebelum semuanya terlambat.
---
Han Seok Joon menatap layar ponselnya lama sebelum akhirnya menekan nomor Cassi. Suaranya terdengar dingin, terkontrol, dan begitu formal saat sambungan terhubung.
"Nona Seaggel… Ini Han Seok Joon."
Cassi yang menerima telepon itu terdiam sejenak, merasa aneh pria itu menghubunginya secara langsung. "Ada apa, Tuan Han?"
"Saya membutuhkan bantuan Anda. Bukan sebagai teman Ji Hoon… tapi sebagai seseorang yang saya percaya mampu berpikir jernih dalam kondisi seperti ini."
"Jika ini tentang Ji Hoon… saya akan mendengarkan."
Seok Joon menarik napas panjang. "Anda tahu siapa Kim Tae Ri, bukan? Wanita dari masa lalu Ji Hoon."
"Ya… Saya tahu." Cassi menjawab hati-hati.
"Dia kembali. Dan kehadirannya bukan tanpa alasan. Saya tidak ingin Ji Hoon terjebak terlalu jauh… karena saya yakin di balik kemunculan Tae Ri, ada yang sedang memainkan permainan ini."
"Lalu… apa yang Anda inginkan dari saya, Tuan Han?"
"Awasi dia. Pantau setiap gerak-geriknya. Jika memungkinkan… dekati dia, cari tahu siapa yang mendorongnya kembali ke kehidupan Ji Hoon. Dan Cassi… lakukan ini secara diam-diam. Jika Ji Hoon tahu… saya khawatir dia akan salah paham."
Cassi terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, suaranya tegas. "Baik, Tuan Han. Saya akan lakukan."
"Satu lagi… Jika terjadi sesuatu… langsung hubungi saya. Bukan Ji Hoon."
"Saya mengerti."
Telepon terputus. Han Seok Joon menyandarkan tubuhnya di kursi. Ada sedikit kelegaan di wajahnya—setidaknya, kini ia punya satu orang di pihaknya yang tak terikat oleh masa lalu Ji Hoon.
----
Sementara itu, di luar sana, dua orang suruhan Han Seok Joon sudah mulai mengawasi pergerakan Tae Ri. Dari kejauhan, mereka memperhatikan gadis itu berjalan keluar dari salah satu bar mewah di kawasan Gangnam.
"Tuan, dia terlihat bertemu seseorang tadi. Pria, usianya sekitar 20 puluhan. Wajahnya asing. Sepertinya bukan orang biasa."
"Ikuti. Tapi jangan sampai dia sadar. Aku ingin semua pergerakan wanita itu tercatat… bahkan ke mana dia menoleh sekalipun."
"Baik, Tuan."
Dari balik jendela mobil, Tae Ri tersenyum tipis tanpa menoleh ke belakang. Seolah tahu, dari detik dia kembali ke kehidupan Ji Hoon, dirinya tak akan pernah benar-benar bebas lagi.
Namun di balik senyum itu, ada rencana yang jauh lebih besar—dan dia siap memainkan peran yang sudah diberikan padanya.