NovelToon NovelToon
Duri Dalam Daging

Duri Dalam Daging

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Dendam Kesumat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Sembilan tahun yang lalu mas Alfan membawa pulang seorang gadis kecil, kata suamiku Dia anak sahabatnya yang baru meninggal karena kecelakaan tunggal.Raya yang sebatang kara tidak punya sanak keluarga.
Karena itulah mas Alfan berniat mengasuhnya. Tentu saja aku menyambutnya dengan gembira. selain aku memang penyayang ank kecil, aku juga belum di takdirkan mempunyai anak.
Hanya Ibu mertuaku yang menentang keras keputusan kami itu. tapi seiring waktu ibu bisa menerima Raya.
Selama itu pula kehidupan kami adem ayem dan bahagia bersama Raya di tengah-tengah kami
Mas Alfan sangat menyayangi nya seperti anak kandungnya. begitupun aku.
Tapi di usia pernikahan kami yang ke lima belas, badai itu datang dan menerjang rumah tanggaku. berawal dari sebuah pesan aneh di ponsel mas Alfan membuat ku curiga.
Dan pada akhirnya semua misteri terbongkar. Ternyata suami dan anak ku menusukku dari belakang.
Aku terpuruk dan hancur.
Masih adakah titik terang dalam kemelut rumah tang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Rumah terasa sepi, ibu belum kembali dari rumah saudaranya, mas Alfan dan Raya juga sudah pergi.

Aku sempat menawarkan mengantarnya ke sekolah tempat dimana mereka berkumpul. tapi dia menolak dengan alasan tidak mau merepotkan ku.

"Ibu istirahat saja, gunakan waktu saat sendiri untuk memanjakan diri. pasti capek mengurus kami bertiga setiap hari." ucapannya sangat menghiburku.

Putri ku yang baik tumbuh menjadi gadis yang pintar dan bijaksana.

Akhirnya Raya pergi juga.

Aku tidak sempat beristirahat seperti saran Raya karena ibu datang hari itu juga.

"Bukankah acaranya hari ini? Kenapa ibu pulang cepat?"

"Suntuk, disana aku harus menyaksikan adik-adik ku pada menimang cucu. Hanya aku saja yang belum" jawabnya cemberut.

Aku mengerti arah pembicaraan nya.

"Ibu, aku harus apalagi, kami sudah berusaha..." aku menghiburnya seperti biasa.

"Kalau begitu relakan suami mu menikah lagi..!" ucapnya ketus.

Aku yang semula hendak ke dapur berbalik menatap nya.

Rasanya tidak percaya kata-kata itu muncul dari mulut ibu.

Membayangkan mas Alfan selingkuh saja hatiku sangat sakit apalagi harus mengijinkannya menikah lagi. Perih rasanya.

"Ibu benar to.. Keluarga kita harus punya keturunan. Aku kasihan melihat Alfan setiap hari pulang malam untuk bekerja, Lalu untuk siapa semua itu kalau tidak ada anak."

Tanpa ku sadari mataku sudah membanjir

"Tolong jangan memberiku pilihan yang sulit, Bu. aku juga ingin memberi kalian penerus keluarga ini, tapi apa dayaku. Aku juga tidak mau seperti ini."

ucapku tersendat.

"Karena itu, relakan dia menikah lagi. Apa susahnya? Dalam agama kita, laki-laki boleh punya istri lebih dari satu."

"Pokoknya setelah Alfan pulang, kita akan membicarakan hal ini. Kalau kau tidak terima di madu, harus bersedia angkat kaki dari sini"" tegasnya menutup percakapan.

Hatiku begitu tercabik oleh keputusan ibu.

Apa dosaku hingga aku yang harus menanggung beban ini sendiri.

Aku mengurus keluarga ini bertahun-tahun tanpa mengeluh. Suka suka aku hadir di tengah mereka, bahkan aku punya setengah dari rumah ini. lalu saat aku belum di karuniai keturunan tega sekali ibu mau menyingkirkan ku.

Apakah tidak ada jalan lain selain menikah lagi?

Pikiranku benar-benar galau. Aku hafal dengan sikap ibu. Apapun keputusannya harus terlaksana. Walaupun mas Alfan sangat menyayangiku. tapi dia bisa apa di hadapan ibunya.

Aku coba menghubungi mas Alfan sekedar mengabari hal yang baru kudengar dari ibu.

Tapi sayang nomornya selalu sibuk.

Ku hubungi Raya juga sama.

Karena lelah dan mengantuk, akhirnya aku ketiduran.

Jam tiga sore aku terbangun.

Ku lihat ibu tidak ada di kamarnya. Entah kemana dia. Keinginan menceritakan kejadian semalam tertunda sampai sekarang gara-gara keputusannya.

Aku putuskan untuk menyetrika cucian yang masih menumpuk. Biasanya sih aku bawa ke Laundry. Tapi untuk menghilangkan pikiran suntuk aku ingin mengerjakannya sendiri saat ini.

Setrikaan yang ku cari tidak ada di tempatnya.

Aku ingat saat itu Raya menyetrika baju seragamnya sendiri.

 Barang kali ada di kamarnya.

Kamar bernuansa pink itu terasa sejuk. Raya memang suka warna pink. Karena itu kami mendekorasi kamarnya seperti ini.

Membayangkan sosok Raya aku merasa bangga. Selain berprestasi, dia juga cantik sopan dan mudah bergaul. Kenapa ibu tidak bisa menerimanya sepenuh hati sebagai cucunya?

Aku sudah mau keluar membawa setrikaan saat mata ini tertumpu pada benda aneh di laci yang tertutup setengah.

Apa ini? Ku amati benda di tanganku itu.

Bukankah ini test pack? Untuk apa Raya menyimpan benda ini?

Mataku nanar memeriksa semua isi lemarinya. Jangan-jangan ada benda aneh lainnya yang dia simpan.

Raya, kenapa kau berurusan dengan benda ini, ada apa dengan mu, nak..

Aku terus menggumam sendiri.

Rasanya tidak sabar menunggu kepulangannya. Aku harus menginterogasinya dengan keras.

Kenapa sih saat seperti ini mas Alfan tidak bisa di hubungi? Apalagi Raya, aku ingin mengklarifikasi tentang test pack itu secepatnya.

***

Dua hari berlalu, saatnya Raya pulang hari ini.

Tak sabar aku menunggunya di sekolah.

Tapi aneh sekali, sekolahan sepi. Selain ini hari Minggu, tak ada keluarga atau wali murid lainnya yang datang untuk menjemput seperti diriku.

Aku menghampiri tukang kebun yang sedang bersih-bersih.

"Pak, bukankah hari ini terakhir acara study tour keluar kota itu?"

Si bapak kelihatan bingung.

"ibu salah.. Acara itu kemarin dan cuma sehari, dari pagi sampai jam enam sore."

Astaga.. Aku tercengang. Jelas surat pemberitahuan itu resmi dari pihak sekolah. Raya juga minta tanda tanganku sebagai wali murid.

Rasa kesal, kecewa dan marah karena Raya sudah berani membohongiku.

Mataku sembab karena menangis. Sampai ibu menegurku.

"Jangan terlalu manja. Kau ingin Alfan melihatmu seperti ini lalu iba dan kasihan, begitu?"

"Ini bukan tentang mas Alfan. tapi Raya, Bu?"

Dia mengerutkan keningnya.

"Raya? memangnya apa yang di perbuat anak kesayanganmu itu? Bukankah kalian selalu memujinya.." sungut ibu tidak suka.

"Raya..." aku mengurungkan niatku bercerita tentang Raya yang berbohong.

Sudahlah, bercerita pada ibu juga tidak akan menyelesaikan masalah.

Seharian aku pendam perasaan .

Hingga akhirnya sebuah motor berhenti di halaman.

Raya pulang di antar seorang pria.

Dia juga tidak mempersilahkan pria itu untuk masuk dulu. Hal itu membuatku semakin curiga.

"Kau dari mana?" Raya terkejut karena aku tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Ibu...?"

"jelaskan dari mana saja dua hari ini?"

"Kan study tour.." jawabnya ragu.

"Ibu datang ke sekolah. memasak makanan kesukaanmu karena tau kau akan pulang hari ini. tapi tega sekali kau berbohong, apa ini yang ibu ajarkan?"

Dia itu hanya menunduk.

Aku angkat wajahnya. Ada air mata di sana.

"Maafkan aku, Bu. Aku terpaksa berbohong."Dia bersimpuh di kakiku.

Melihat itu hatiku iba juga.

Aku tuntun dia berdiri.

"Lalu kau pergi kemana sebenarnya? Kenapa harus berbohong seperti ini?" suaraku mulai melunak.

"Aku menginap di rumah teman, dia sedang ada masalah. orang tuanya juga sedang pergi keluar kota. Karena itu aku menemaninya. Aku takut minta ijin karena pasti ayah dan ibu tidak akan mengijinkan."

Aku menghela nafas berat.

Dari beberapa artikel yang sempat ku baca, memang menghadapi anak yang sedang tumbuh remaja membutuhkan kesabaran ekstra.

"Kau tau? Ibu sangat khawatir. Satu lagi." aku membawanya masuk kamar.

"Apa ini, bisa jelaskan ke Ibu, Raya?" aku memasang wajah tegas.

Matanya terbelalak ketakutan. Tapi itu hanya sejenak.

"Itu milik temanku.." jawabnya.

"Kau yakin?"

"Temanku tempat menginap itu sedang bermasalah. Aku sudah ceritakan tadi. Itu lah masalahnya. Dia berhubungan dengan cowoknya dan cowoknya itu tidak mau bertanggung jawab." jelasnya dengan lancar.

Aku lega mendengarnya. Ternyata aku salah menilai putri ku.

"Syukurlah, ibu pikir kau terjerumus dalam pergaulan yang tidak-tidak. Ibu sangat takut." aku memeluknya dan minta maaf

"Lain kali apapun itu, kau harus berterus terang. Kau mengerti, kan?"

Dia mengangguk dalam pelukanku.

Satu masalah sudah berlalu. tinggal bagaimana membujuk ibu dan mencari tau tentang pesan itu.

Raya minta ijin untuk ke kamarnya.

Tapi mataku justru fokus pada caranya berjalan. Seperti orang habis ...

"Ray, kenapa jalanmu begitu?" usut ku khawatir.

"Eeh, aku terjatuh di kamar mandi saat di rumah temanku. Sakit sekali rasanya."

"Sudah kau obati?" dia mengangguk sambil tersenyum.

💞Semoga Alfan datang dan bisa menjelaskan semuanya

1
cinta semu
mentari ibarat kata keluar dari kandang macan masuk sarang buaya😧😜dah tau fajar ada istri ..mana Wanda dpt dukungan dari mertua ...kok mau2 ny menikah dgn fajar ...u mengudang badai mentari ...
Devi ana Safara Aldiva: ceritanya seperti sinetron Indosiar versi tulisan
Machmudah: bener kak, ndak Tau may dibawa kemana mentari sm si othor, judul nya duri dlm daging msh cocok dgn cerita nya alfan raya mentari
total 2 replies
Ira
Ada ya wanita menjijikan kyk mentari .. Dia korban suami nikah lg.. Trs dia nikah sama suami orang.. Apa bedanya dia dgn mantannya ..
Machmudah
pgn Tau ending nya aja Thor.
balqis: sabar ya😊
total 1 replies
cinta semu
kalo tari mau menikah sm fajar ...sm artinya membangun derita ny sendiri ...g ada alasan ada dua ratu ..awal ny aja semua terlihat baik tp selanjutnya pasti ada yg terluka
cinta semu
bagus
Anonymous
Ini cerita bodoh sakit di bikin sendiri
Machmudah
seru thor
Syahid cha
bagus
Syahid cha
menantang kayaknya
Machmudah
semoga ceritanya bkn ttg anak angkat berkhianat dgn bpk angkat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!