NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Pengantin Pengganti

Terpaksa Jadi Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Shania Nurhasanah

Sekar ayu terpaksa harus jadi pengantin menggantikan kakaknya Rara Sita yang tak bertanggung jawab.Memilih kabur karena takut hidup miskin karena menikahi lelaki bernama Bara Hadi yang hanya buruh pabrik garmen biasa.

Namun semua kenyataan merubah segalanya setelah pernikahan terjadi?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shania Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB TIGA

Saat selesai acara, Sekar segera menuju kamar diikuti suaminya. Bara langsung membuka peci ketika sampai didalam, memperlihatkan rambut berantakan karena lupa di pomade. Melihat kelakuan suaminya, membuat jiwa centil Sekar meronta-ronta. Namun harus ia tahan, karena gengsi baru hari menikah masa bikin ilfil.

"Lo tau? kakak, Lo. Udah jebak gue," ucap Bara setelah ia duduk di kasur Sekar.

"Tunggu-tunggu mas, maksudnya gimana? saya masih belum paham ceritanya. Kenapa kakak saya nikah sama mas, apa sebelumnya kalian pacaran?"

"Gue baru kenal dia. Kakak lo jebak gue, dengan foto. Buat seolah olah, gue sama dia tidur bersama dengan posisi ambigu," ungkap Bara dengan mencondongkan badan ke depan sekar

"Gak mungkin lah mas, kakak saya kayak gitu," sangkal Sekar. Namun entah mengapa hatinya merasa janggal.

"kalau lo pengen tahu? begini ceritanya."

Flashback on

Saat malam minggu, Bara memutuskan bertemu teman lamanya di Bar dekat pusat kota.

"Halo, Bro," ucap Bara, langsung berdiri untuk ber tos ria dengan teman lamanya itu.

"Lama nunggu?" tanya Brian.

"Baru nyampe, bareng si Razi tadi," ucap Bara sambil duduk kembali disofa.

"Gimana kabar lo?" tanya Brian.

"Oke gue," jawab Bara.

"Katanya, lo balikan lagi sama mantan lo si Sarah?" tanya Brian dengan raut penasaran.

Bara yang akan minum lalu mengurungkan niatnya, "siapa yang bilang? jangan ngaco."

"Banyak yang ngomong kali," ujar Brian dengan terkekeh kecil.

"Iya, gue juga denger tuh si Sarah yang ngomong sama pacar gue" ujar Razi menimpali.

"Kepedean banget, ngaku ngaku gue balik lagi sama dia," gerutu Bara kesal dengan mantan pacarnya itu.

"ya kirain, lo masih bucin sama dia," ledeknya

"Enggak lah! gue mah jomblo happy, ngapain balik lagi sama yang doyan selingkuh."

"Bener banget, apalagi yang jadi selingkuhannya si Adrian yang udah lo anggap saudara."

"Parah sih. Merasa paling ok si Sarah. Padahal biasa aja, cuman tebal makeup doang. Kok bisa sih, lo mau sama dia dulu."

"Teman lo, matanya belekan kali, makannya kayak gitu bikin cinta," sindir Brian, melirik Bara yang malah semakin menikmati minumannya.

"Haha parah lu, sama temen sendiri di roasting."

"Kesel gue, gak percayaan banget dibilangin," ucap Brian.

"Kan sekarang gue udah sadar bro, gak bakal gue balik lagi sama dia."

"Syukur dah, gue doain jodoh lo yang solehah gak menye-menye pengen digebuk kayak si Sarah."

"Ngakunya polos, diam diam suhu. Cantik kagak tapi banyak tingkah," tutur Razi.

Semakin lama semakin malam, banyak yang dibicarakan mereka. Lalu tak lama berselang, datang minuman yang dipesan mereka lagi.

Bara langsung meminum minumannya tak lama tiba tiba matanya mengabur, dan ia mulai merasa kegerahan, lalu ia memutuskan ke kamar mandi.

"Bro, gue ke kamar mandi dulu."

"Yoi"

Saat dipertengahan jalan, ia dihadang seorang wanita yang langsung mengajaknya ke kamar. Karena sedang dalam kondisi tak sadar ia langsung menuruti. Keesokan harinya, ia mendengar seseorang menangis disebelahnya langsung terperanjat bangun.

"Siapa lo?!"

"Kamu lupa, apa yang udah kamu lakuin sama aku?"

"Enggak, gue gak inget apa apa," ucap bara, menggelengkan kepalanya.

"Kamu udah jebak aku."

"hah?!"

Bara langsung melihat dirinya sendiri, hanya mengenakan bokser, dan bertelanjang dada. Ketika ia melihat wanita itu, sama halnya hanya memakai pakaian dalam.

"Gak mungkin, gue lakuin itu."

"Kamu gak sadar, tapi aku yang ngerasain. Pokoknya, aku gak mau tau kamu harus tanggung jawab."

"Gak ada, gue gak mau tanggung jawab! gue juga gak merasa jebak elo."

"Kalau kamu gak percaya, aku ada buktinya kok."

"Mana? lo pikir gue akan percaya."

Lalu wanita itu mengotak atik ponselnya. Setelah ia temukan bukti, langsung menunjukannya ke depan wajah Bara.

"Kok bisa! lo ambil poto ini?"

"Biar jadi bukti, kalau seandainya kamu gak percaya. Ternyata benar kan dugaanku, pokoknya aku mau kamu nikahin aku secepatnya. Aku tunggu kedatanganmu ke rumah."

Selesai bicara, wanita itu beranjak ke kamar mandi untuk siap siap meninggalkan kamar. Saat keluar, tak lupa ia memberikan alamat rumahnya, dan juga nomer handphone untuk dihubungi.

Beberapa hari kemudian, Bara datang ke rumah wanita tersebut, yang baru ia ketahui bernama Rara untuk melamar dan menentukan hari pernikahan.

Bara yang sedang dirundung masalah, memilih menenangkan pikiran dengan kebut kebutan.Yang berakhir ricuh karena dicurangi sampai terjadi baku hantam.Opa yang mengetahui kejadian itu langsung murka. Segera opa mencabut fasilitas dan menyuruhnya untuk menyamar menjadi pegawai bawahan pabrik di daerah Bandung selama masa hukuman berlangsung.

"Benar-benar opa kejam banget! kalau ngasih hukuman.Gimana bisa gue cuman dikasih 5 juta, sedangkan buat makanan aja gak cukup. Belum bensin nih motor butut, apalagi kan gue mau nikah, gimana nasib gue kalau kayak gini," gerutu bara, mendorong motornya.

Saat melihat ada pengendara yang melintas, Bara langsung memberhentikan motor tersebut.

"Loh Ra? kebetulan ada disini bantuin gue," ujar Bara saat melihat pengendara membuka helm.

"kenapa mas?"

"Motor gue tiba tiba mogok, gak tau dah kenapa? gak ngerti juga masalahnya apa?"

"in-ini motor mas bara?"tanyanya terbata bata

"lya, emang kenapa, ada yang salah?"

"Enggak mas, kenapa mas hadang saya,"

"Mau minta antar ke kontrakan, tapi mau nyimpen motor di bengkel dulu kayaknya."

"kontrakan?" lirihnya.

"Iya, kita kan bentar lagi nikah, masa gak mau nolongin calon suami?"

"Mau kok, mas."

"Lo, tau bengkel dimana?"

"Diujung jalan sebentar lagi juga sampai."

Setelah menyimpan motor di bengkel dan Rara langsung mengantar Bara ke kontrakan nya terlihat kecil dari luar.

"astaga! gak sudi banget gue tinggal dikontrakkan kayak gini, ukurannya sama kamar mandi gue. Rugi dong sekalipun minta tinggal dirumah ibu pasti gak bakal cukup biayain gue," ungkap Rara dalam hati, dengan mengernyit jijik

"Ra, mau masuk dulu gak?"

"Ah, gak mas bara. Aku langsung pulang aja," jawabnya, dengan senyum paksa.

"Oh, ya udah kalau gitu."

"Aku duluan ya, mas."

"Ok."

Ketika sudah sampai rumah, Rara langsung menghampiri ibunya.

"Bu! ibu dimana sih?" teriak Rara mencari ibunya

Lalu tak lama, ibu datang dari arah dapur, "apa sih, Ra? teriak-teriak mulu."

"Aku gak mau nikah sama si Bara," ucapnya, setelah menghampiri ibunya.

"Kenapa? katanya kamu cinta sama dia," ucap ibu heran, anaknya cepat sekali berubah pikiran.

"Aku gak mau ya nikah sama dia, tadinya aku pikir dia anak orang kaya. Taunya cuman karyawan pabrik biasa, apalagi kontrakannya kecil banget gedean kamar aku." hardik Rara menghina Bara.

"Yang bener, Ra," tanya ibu, yang masih tak percaya cerita Rara.

"Iya, tadi aku disuruh dia nganterin ke kontrakannya."

"Aduh, gimana dong? mana ibu udah ngeluarin duit buat acara kamu, malah udah dibayar setengahnya tinggal sisanya habis selesai hajatan," ungkap ibu sambil menggigit bibirnya bingung.

Dengan mengangkat bahunya acuh Rara kembali bicara, "ya gimana, aku gak mau nikah sama laki laki kere, dikasih makan apa nanti. Buat beli baju aku aja gak bakal cukup, apalagi kalau aku mau hangout sama temen mana cukup gaji karyawan pabrik."

"Ibu, jadi pusing mikirin nya."

"Aku mau ke kamar aja, kasih aja si Bara sama Sekar. Gak papa lah dilangkahi juga dari pada harus kawin sama si Bara kere itu."

"Hmm bener juga ide kamu. Ibu, akan paksa dia pulang. Pasti dia nurut sama ibu, apalagi kalau bicara tentang bapa pasti langsung pingin pulang," ucap ibu dengan rencana yang telah ia susun.

"Cepetan, Bu. Telpon si Sekar harus dari sekarang. Biar dia cepet balik dari Jepang, jauh kan perjalanannya. Jangan sampai pas hari-H belum nyampe, apa kata tetangga kalau batal hajatan. Gak papa lah ganti pengantinnya, yang penting aman, gak nanggung malu udah koar koar ke tetangga."

"Iya, iya. Ibu telpon,"ucap ibu sambil bersiap menekan nomor sekar.

1
Naila hana
sungguh teganya.. teganya.. teganya..
paksa hancurkan pernikahan anaknya..
Shania Nurhasanah
siap kak🤗...jangan lupa ikutin terus ceritanya ya😁😊
Naila hana
lanjut lagi dong..
Naila hana
lanjut dong..
Mawarti
ok bangett
Shania Nurhasanah: terima kasih sudah mampir kak🤗🙏
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Shania Nurhasanah: terimakasih sudah mampir 🤗saya akan belajar lagi dan berusaha berkembang 😇🙏
total 1 replies
Ivy
Kehabisan kata-kata. 😶
Shania Nurhasanah: terimakasih sudah mampir kak🤗🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!